Karakter anime pada kendaraan mereka mewakili karakter pemiliknya. Edwin, misalkan, lebih tertarik kepada Black Rock Shooter. “Dia gadis polos yang gigih, kuat, dan pemberani," kata Edwin. BRS adalah alter ego dari Mato Kuroi, gadis yang ceria dan berusaha bergaul dengan siapa saja. Bila Mato menderita, keluarlah BRS, yang akan menanggung beban tersebut dan bertempur.
Edwin pernah mengalami penderitaan serupa. Dia pernah diperlakukan tidak adil ketika kuliah di sebuah universitas swasta di Jakarta. Ketika itu hasil ujiannya tidak diakui pihak kampus hanya gara-gara dia tidak membawa jas lab komputer. Padahal, "Peruntukan jas itu tidak jelas.”
Edwin dituduh tidak berniat kuliah oleh pihak kampus. Padahal nilai indeks prestasinya mencapai 3,9 dari skala 4 pada semester sebelumnya. Karena kesal, ia menendang pintu lab komputer itu hingga bolong dan memutuskan cabut dari kampus. "Sejak kejadian itu, peraturan diubah. Tidak ada kewajiban lagi memakai jas lab, karena tidak ada hubungannya dengan kemampuan komputer."
Untuk hobi menghias sepeda motornya itu, Edwin menghabiskan biaya Rp 1,9 juta untuk stikernya saja. Harga motornya sendiri di kisaran Rp 600 juta. Menurut Edwin dan Aji, proses pembuatan stiker itasha tidak jauh berbeda dengan stiker biasa. Biasanya toko bisa membuat stiker hingga seukuran bodi mobil. "Kalau satu mobil harga stikernya bisa Rp 7 jutaan," kata Edwin.
Sebelum dicetak, pembuat stiker akan mengukur dulu bagian yang hendak ditempeli stiker. Lalu hasil pengukuran tersebut dipindahkan ke komputer dan digabungkan dengan desain yang diinginkan pemiliknya.
HERU TRIYONO
Baca Berita Terpopuler
Eksplorasi Go Internasional Ardistia New York
Hari Ibu,Amy Atmanto: Muliakan Ibu Bawa Keberkahan
Kimmy Jayanti Percaya Berkat Tuhan
5 Cara Agar Anak Tidur dengan Nyaman