TEMPO.CO, Jakarta - Mengolah tubuh tidak lagi harus di pusat kebugaran. Seperti yang dilakukan Andien dan rekan-rekan freeletics-nya, setahun terakhir, menjamur street workout di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
Tempat paling mudah menemukan para pegiat street workout adalah di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat. Mampir saja ke depan Pintu VI saban hari sekitar pukul 19.00. Jika menemukan pria berotot kering, perempuan langsing berperut kotak-kotak, melakukan pull-up dengan berbagai gaya, itu pasti mereka.
Maklum, di tempat tersebut sedikitnya ada tiga kelompok yang berlatih pada waktu hampir bersamaan, yaitu Indobarian, Workout Embassy, dan Barilla. I Made Verdy Bhawanta, 34 tahun, merupakan satu dari sekian perintis street workout di Jakarta. Pada November 2012, atlet cappoeira ini melakoni kalistenik--latihan beban tanpa alat, hanya mengandalkan tubuh--sebagai pengganti latihan utamanya akibat cedera lutut. Dia lalu membentuk Indobarian, yang jumlah anggotanya, berdasarkan anggota di Facebook, lebih dari 1.000 orang.
Bersama adik dan beberapa rekannya, Verdy memilih berlatih di Gelora Bung Karno karena tempat ini dianggap strategis dan merupakan titik sentral warga Ibu Kota berolahraga. Fokus latihan mereka adalah pull-up di palang besi di seberang Pintu VI. “Setelah enam bulan, hasilnya luar biasa," kata Verdy, seperti ditulis Koran Tempo, Ahad, 18 Januari 2015.
Setiap Selasa dan Kamis malam, sekitar 30 orang berlatih bersama di sana. Mulai pertengahan tahun lalu, Verdy memodifikasi menu latihan sehingga tidak melulu gelayutan di palang besi, tapi juga ada unsur meditasi, yoga, dan latihan keseimbangan. Tempo merasakan beratnya lizard, merangkak bak kadal--satu dari sekian gerakan ciptaan Verdy. Gerakan ini membuat otot paha, bahu, dan lengan atas terasa cenut-cenut. Ada juga gorilla happy, squat yang dikombinasikan dengan lompatan ke depan dengan posisi tangan vertikal. Dijamin bikin napas tesengal-sengal. Menurut Verdy, perkembangan pembentukan otot dengan kalistenik lebih cepat ketimbang berlatih beban.
Keuntungan lain adalah biayanya murah. Pengurus Indobarian hanya meletakkan kantong kresek untuk wadah iuran sukarela saban habis latihan. "Tidak bayar juga tidak apa-apa," kata Safril M. Syafi alias Ajil, 21 tahun, satu dari empat pemandu latihan.
Menurut Adhitya Lesmana, pendiri Asosiasi Street Workout Indonesia, saat ini ada 52 tim di 10 kota dengan konsentrasi terpadat di Jakarta, yakni 12 tim. Anggota aktif per kelompok rata-rata 40 orang. Jika ditotal, pegiatnya ada lebih dari 2.000 orang. Adhit menggelar kompetisi Street Workout pertama di Indonesia yang berlangsung akhir pekan mendatang di Mal Bale Kota, Tangerang.
REZA MAULANA
Terpopuler
Drone, Menggantikan Tren Remote Control Mobil
Hati-hati, Kurang Vitamin D Sebabkan Kanker Usus
Bugar Dengan Setruman Listrik
Depresi Picu Hilang Memori Penderita Alzheimer