TEMPO.CO, Jakarta: Pengamat pendidikan, Itje Chodijah, tidak setuju dengan pernyataan Arie Buhiman, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Arie mengatakan sekolah membolehkan mengeluarkan siswa jika terlibat tawuran. Itje menilai pernyataan itu tidak sejalan dengan tujuan pendidikan sekolah. "Tak mendidik," kata Itje pada Sabtu, 7 Februari 2015.
Dalam pernyataannya, Arie mengatakan keputusan tersebut adalah wujud ketegasan. Pernyataan itu dilontarkan Arie dalam kunjungan ke Gelanggang Olahraga Ciracas, Jakarta Timur, Jumat lalu.
"Tapi, kalau dikeluarkan tanpa dibekali pendidikan, anak-anak justru bisa jadi lebih buruk," ujar Itje lagi.
Kemudian ia merinci argumennya, "Keputusan seperti itu (dikeluarkan) seharusnya diberlakukan kepada mahasiswa karena mereka sudah bisa memilih."
Menurut Itje, sekolah seharusnya memfasilitasi anak-anak yang dikategorikan sebagai siswa bandel supaya mendapat bimbingan dan arahan. Dengan harapan, kata Itje, para siswa bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Itje khawatir, jika sekolah betul-betul mengikuti anjuran Dinas Pendidikan ini, maka para siswa akan menjadi pelaku kejahatan.
Kemudian, ia mencontohkan kasus pembegalan motor di Depok, Jawa Barat, yang dilakukan oleh seorang siswa sekolah menengah kejuruan.
"Karena pada dasarnya, siswa belum tahu hak dan kewajiban di masyarakat. Bisa-bisa, mereka kembali ke masyarakat menjadi 'sampah masyarakat'," kata Itje.
ARIE FIRDAUS