TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh selalu memberi signal atau isyarat agar seluruh aktivitas sesuai dengan keinginan tubuh tersebut sehingga tercapai kesehatan yang lebih sempurna.
Seperti sakit kepala atau pusing yang pada umumnya merupakan dampak dari penyakit lain. Dan gejalanya hampir 75% keluhan pusing disebabkan oleh gangguan pencernaan.
Untuk itu berbeda pendekatannya antara pusing yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang naik, berbeda dengan sakit kepala akibat kadar gula darah yang turun drastis.
Signal apakah yang disampaikan oleh tubuh? Husen A. Bajry menjelaskan dalam buku karyanya “Tubuh anda adalah dokter yang terbaik,” setebal 208 halaman, diterbitkan Media Holistic Indonesia, cetakan ke-IV pada 2013.
Dijelaskan bahwa signal yang dimaksud adalah rasa lapar, rasa haus, rasa kantuk, rasa lelah, rasa mual, rasa sakit, demam, diare, dan konstipasi (sulit buang air besar)
Berikut beberapa sinyal tubuh yang harus dipahami untuk mengetahui kesehatan tubuh:
1. Rasa lapar
Adapun rasa lapar merupakan signal positif tubuh untuk memberi informasi kepada kita bahwa mesin pengolahan makanan sudah kosong dan siap diisi lagi.
Sebaliknya, jadwal makan tidak mengacu pada jam, tetapi pada rasa lapar. Karena banyak orang membiasakan makan sebelum lapar, makan dengan standard waktu.
Selain itu sangat banyak pula orang menuda-nunda waktu makan ketika sinyal sudah muncul, yang akhirnya berefek pada meningkatnya asam lambung dan mengganggu keseimbangan sitem pencernaan.
Akhirnya, muncullah beragam penyakit, seperti gastritis atau gastric ulcer (radang atau luka tukak lambung.
2. Rasa haus
Selanjutnya signal rasa haus merupakan signal positif tubuh. Artinya, tubuh meminta kita agar menambah cadangan air dalam tubuh.
Sebab, mayoritas orang tidak tahun kapan sebaiknya minum dan berapa banyak tubuh membutuhkan air dalam satu hari.
3. Rasa kantuk
Signal rasa kantuk juga sebagai signal positif tubuh, yang berarti tubuh memohon agar kita segera tidur atau mengistirahatkannya. Ini adalah proses alami tubuh.
Betapa banyak orang memaksakan tubuhnya untuk tetap terjaga dengan mengkonsumsi berbagai tonik dan obat-obatan untuk memacu tetap segar ketika rasa kantuk muncul.
Padahal cara seperti itu hanya akan memperbudak tubuh sendiri.
4. Rasa mual
Selanjutnya rasa mual juga merupakan signal positif tubuh yang tidak boleh diredam dengan berbagai obat anti mual.
Rasa mual mengindikasikan bahwa mesin pengolah makanan dalam tubuh kita sedang rusak atau bermasalah.
Bahkan, mungkin telah terjadi banyak penumpukan toksik atau racun pada organ pencernaan sehingga membuat kita harus bijak melakukan pembersihan atau detoksifikasi.
5. Rasa sakit
Signal berupa rasa sakit bukanlah penyakit, melainkan efek yang ditimbulkan oleh penyakit.
Oleh karena itu, seharusnya kita tidak mudah begitu saja meredam rasa sakit dengan obat-obatan analgesic, kecuali terpaksa karena rasa sakit yang sangat hebat dan tidak bisa ditahan.
Kebiasaan meredam rasa sakit dengan berbagai obat-obatan hanya akan memperbudak tubuh dan justru akan semakin mempersulit diri untuk mencari sumber kerusakan tubuh penyebab rasa sakit itu.
Cara-cara ini hanya akan memperburuk tubuh kita dari pada memperbaikinya. Walaupun pemberian obat dirasakan berhasil karena dapat mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.
Namun, sebenarnya cara seperti ini merupakan perbaikan semua yang dipaksakan.
6. Rasa lelah
Adapun signal rasa lelah yang merupakan signal positif tubuh, yang ketika kita sudah memaksa tubuh bekerja berlebihan, menguras fisik dan pikiran.
Maka tubuh pun berharap mengistirahatkannya agar energi kita segera pulih seperti sedia kala.
Mengkonsumsi energy drink yang banyak beredar di pasaran hanya akan memaksa tubuh tetap segar sesaat dan akhirnya berefek pada terganggunya sistem keseimbangan tubuh dan penyakit.
7. Demam
Adapun signal yang ketujuhadalah demam. Ingatlah, demam tidak selalu mengindikasikan adanya penyakit, tetapi sering kali merupakan reaksi positif tubuh.
Demam bisa jadi sebagai indikator adanya infeksi dalam tubuh, atau reaksi positif tubuh karena terjadi penumpukan toksik atau racun dalam sistem tubuh kita.
Dalam kondisi demikian, tubuh harus menghasilkan ekstra panas dengan peningkatan suhu tubuh guna membakar atau menetralisir kelebihan toksik yang harus dibuang, yang tidak bisa diproses dengan suhu normal tubuh.
Tugas kita adalah memberikan ekstra cairan pada tubuh, misalnya dengan mengonsumsi banyak air, agar keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga.
Sebab, ketika suhu tubuh naik atau demam, tubuh melakukan pembakaran cairan lebih cepat dari biasanya.
Obat penurun panas hanya boleh diberikan apabila suhu tubuh yang tinggi tersebut tidak terkontrol dengan pemberian ekstra cairan dan kompres lokal.
Diare merupakan signal positif yang tidak selalu harus dihentikan dengan obat. Diare sering kali menjadi indikasi penumpukan toksik dalam sistem pencernaan kita.
Umumnya diare muncul kalau salah makan, mengonsumsi makanan sembarangan yang tidak higienis, atau berlebihan makan alias kekenyangan dengan berbagai jenis makanan yang tidak sinergis satu sama lain yang masuk bersamaan dalam satu waktu.
Ada yang harus dilakukan agar diare tidak berlangsung terus-menerus. Kita harus menghentikan semua makanan yang masuk agar akumulasi bakteri penyebab diare bisa dihentikan.
Selanjutnya, menggantinya dengan cairan yang banyak, seperti mengonsumsi madu hangat atau air kelapa muda.
8. Konstipasi
Perlu disadari bahwa konstipasi merupakan bagian dari penyakit dan penyebab berbagai penyakit, termasuk infeksi. Sebab, normalnya frekuensi buang air besar atau konstipasi itu dua kali dalam sehari tanpa kesulitan.
Fakta mencatat bahwa hampir setengah penduduk dunia memiliki masalah sulit buang air besar, khususnya kaum wanita.
Padahal konstipasi adalah cara tubuh memberi tahu kita bahwa keseimbangan bakteri positif dalam usus sedang terganggu.
Dan bukan hanya itu, tubuh juga memberi tahu bahwa semua itu merupakan dampak dari pola makan yang salah dan tidak seimbang.
Masih banyak lagi signal tubuh lainnya yang perlu kita pelajari. Sebab, logikanya jika anak yang masih kecil menangis meminta untuk diperhatikan, kemudian kita menutup mulutnya dengan tangan, apa yang terjadi?
Tentu suara tangisnya tidak akan terdengar lagi. Namun, apa yang akan terjadi selanjutnya jika kita melepaskan tangan atau sapu tangan kita dari mulutnya.
Maka suara tangis anak kecil itu akan terdengar lebih keras lagi. Bahkan, bukan tidak mungkin setelah itu dia akan terus menangis sejadi-jadinya. Demikianlah.