Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak-anak Makin Stres Akibat Paparan Asap

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Warga tetap melaksanakan aktivitas olahraga di kompleks stadion utama Riau, meski kabut asap pekat kembali menyelimuti daerah Pekanbaru, 18 Oktober 2015. Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan membuat kualitas udara di Pekanbaru memburuk. TEMPO/Riyan Nofitra
Warga tetap melaksanakan aktivitas olahraga di kompleks stadion utama Riau, meski kabut asap pekat kembali menyelimuti daerah Pekanbaru, 18 Oktober 2015. Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan membuat kualitas udara di Pekanbaru memburuk. TEMPO/Riyan Nofitra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan orang tua di Kota Pekanbaru dan sekitarnya kini cemas karena anak-anak mereka terus mengalami peningkatan stres akibat terpapar resiko asap yang melanda daerah itu sejak tiga bulan terakhir.

Seorang warga Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi, Jasmaniar (45), di Pekanbaru, Rabu mengatakan, dampak asap memberikan efek psikologi yang berat pada anaknya Keysa (10), seorang pelajar kelas V SD itu.

"Kondisi darurat asap yang kian bertambah pekat ini, telah menimbulkan stres dan kecemasan pada anak saya yang ditunjukkannya dalam bentuk kegelisahan, mengeluh sakit di dada, mimpi buruk, mengigau, demam tinggi," katanya.

Mirisnya, katanya lagi, pada Oktober ini, anak-anak sedang menghadapi ujian tengah semester (UTS), setelah pulang sekolah mereka justru mengeluh, bahwa UTS tidak akan bisa dikerjakannya dengan baik.

"Bagaimana aku bisa lulus UTS mama, kepala ku pusing, perut mual-mual mau muntah rasanya, membaca soal itu saja aku tidak bersemangat," kata Keysa seperti dituturkan Jasmaniar.

Senada dengan Jasmaniar, orang tua lainnya Hafifah (38) mengatakan anaknya sering berperilaku sulit/ tidak kooperatif, ketakutan, dan lainnya sebagai dampak dari resiko terpapar asap.

Seharusnya, katanya lagi, semua pihak sadar bahwa bencana asap telah menimbulkan banyak kerugian sehingga pembakaran lahan dan hutan tidak lagi dilakukan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau, Andra Sjafril mengatakan, orangtua atau pengasuh sedapat mungkin harus mempertahankan rutinitas keluarga yang biasa dilakukan.

"Orangtua agar dapat lebih memberikan perhatian, membantu ekspresi anak misalnya melalui kegiatan musik, seni, membuat buku harian, memberikan pelukan, serta lebih sabar dalam menghadapi tingkah laku anak yang tidak biasa seperti ini akibat terpapar asap itu," katanya.

Ia menjelaskan bahwa asap terdiri atas organik partikel yang sangat kecil, droplet cairan dan gas seperti CO, CO2, dan bahan organik, volatil lain, seperti formal dehida dan akrolein, namun kandungan sebenarnya terkandung dari bahan yang terbakar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengaruh asap yang paling umum pada anak yaitu iritasi mata dan saluran pernafasan, penurunan fungsi paru, dan perburukan penyakit paru dan jantung yang sudah ada sebelumnya (contohnya asma).

Inflamasi paru dan pengaruh pada jantung dan pembuluh darah karena menghirup asap dapat menyebabkan sesak nafas, nafas cepat, wheezing, batuk, rasa panas atau terbakar pada saluran nafas dan mata, nyeri dada, pusing atau berkunang-kunang dan gejala lainnya.

Kalaupun anak-nak diungsikan, katanya pesimistis, mereka mau diungsikan kemana? Sebab Sumatera sudah dikepung oleh asap, beda dengan banjir maka warga bisa diungsikan ke tempat ketinggian.

Namun demikian, katanya lagi, bagi anak-anak yang rentan terhadap resiko terpapar asap terutama anak usia di bawah 10 tahun, ibu hamil, lansia, penderita penyakit jantung paru-paru disarankan agar tidak ke luar rumah.

"Ada yang lebih memprihatinkan dengan lansia yang masih bekerja mencari nafkah di luar rumah, lalu bagaimana bisa kita menyarankan mereka untuk tidak ke luar rumah?" katanya.

Akan tetapi untuk mengurangi pajanan (terpapar) asap sebaiknya tetap di dalam ruangan dengan jendela dan pintu tertutup, tutup tiap ada akses ke luar ruangan, air conditioner (AC) dalam mode "re-circulate", ganti filter secara teratur.

"Ketika ada periode berkurangnya asap, buka ventilasi-ventilasi rumah, bersihkan rumah dari partikel debu yang sudah sempat menumpuk di dalam rumah," katanya dan menambahkan bagi penderita penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, gula dan lainnya perlu meminta nasehat dokter, selain itu jangan merokok, dan hindari kegiatan membakar apa saja," katanya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

20 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.