TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis kesehatan jiwa serta konsultan kesehatan jiwa anak dan remaja, Tjhin Wiguna, mengatakan pemberian makanan kepada anak—terutama bayi berusia 6 bulan ke atas yang mulai belajar makan—tak hanya bertujuan memberikan asupan gizi. Selama proses pemberian makanan, anak juga merekamnya dalam memori dan mempengaruhi perkembangan psikologisnya.
Pemberian makanan yang tak menyenangkan, seperti membentak atau memaksa, justru akan meninggalkan memori yang tak menyenangkan di otak anak sehingga bisa jadi ketika anak diberi makan lagi, dia akan ogah-ogahan. Karena itu, penting untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Contohnya dengan menjelaskan bahan makanan apa saja yang dikonsumsi oleh anak. "Misalnya, ini namanya wortel, Nak," kata Tjhin dalam acara Promina “Meet The Expert” di Jakarta, Sabtu, 12 November 2016.
Tapi bukan berarti disarankan memberikan makan sambil menonton televisi supaya anak senang. Di depan televisi, anak memang cenderung lebih gampang membuka mulut. Tapi akhirnya anak hanya mempelajari membuka dan menutup mulut. Mereka tak tahu bagaimana proses makanan tersebut sampai ke mulutnya.
NUR ALFIYAH