Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

image-gnews
Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Siaran TV analog telah mengudara selama 60 tahun terakhir. Sehubungan dengan penerapan migrasi siaran televisi atau ASO, Pemerintah mulai mendistribusikan 1.055.360 unit set top box atau STB untuk fasilitas menonton TV digital ecara nasional.

Tidak lama, fasilitas tersebut akan segera dapat dinikmati oleh jutaan masyarakat dari berbagai kalangan. Mengenai televisi, apa dampak buruk menonton TV bagi balita ?

TV addiction

Baca : TV Nasional Down Trending di Twitter, Simak Tips Mengurangi Kecanduan Televisi

Menurut penelitian pada tahun 2019 dari Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, orang Amerika rata-rata menghabiskan lebih dari setengah waktu luang mereka untuk menonton TV.

Sebagian penyebabnya karena TV menjadi semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Kabel mewah tidak semahal dulu, dan Anda dapat menemukan apa saja yang Anda inginkan di situs streaming. Selain itu, Anda tidak hanya terbatas pada perangkat TV lagi. Laptop, ponsel, dan tablet juga bisa memberikan hiburan laiknya televisi.

Evolusi TV telah datang dengan beberapa konsekuensi yang tidak diinginkan. The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau DSM tidak memasukkan kecanduan TV dalam edisi kelimanya. Namun, penelitian 2013 menunjukkan bahwa menonton TV yang berlebihan setara dengan DSM-5 atau gangguan penggunaan narkoba.

Terlebih, kecanduan TV bukanlah kondisi yang diakui secara resmi. Hal itu berarti tidak ada kumpulan gejala yang disepakati.

Bagaimanapun, sejumlah peneliti telah mengembangkan kuesioner untuk membantu mengidentifikasi ketergantungan TV. Salah satunya, diterbitkan pada tahun 2004, mereka menggunakan kriteria ketergantungan zat untuk membantu mengukur ketergantungan dan kecanduan TV dengan pernyataan-pertanyaan tertentu.

Dampak Buruk 

Baca : Sederet Dampak Buruk Anak Terlalu Banyak Nonton TV

Menonton TV merupakan salah satu hiburan paling populer di dunia. Dengan melihat TV, anda memiliki kesempatan untuk belajar dan berkomunikasi dengan banyak orang. Namun, banyak dampak negatif yang dapat timbul jika menontonnya secara berlebihan.

Dilansir dari webmd.com, kecanduan TV terbukti menjadi masalah nyata. Beberapa masalah yang ditemukan karena kebanyakan menonton TV diantaranya gangguan tidur, kemungkinan kontribusi untuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dan gaya hidup kurang bergerak.

Terlebih lagi, anak-anak antara usia 8-16 tahun ditemukan memiliki indeks massa tubuh dan lemak tubuh yang lebih tinggi ketika menonton TV lebih dari 4 jam per hari, dibandingkan dengan teman sebayanya yang menonton kurang dari dua jam.

Bagi Balita

Baca : Awas Kecanduan Gawai Bisa Sebabkan Gangguan Mental pada Anak

Menurut dokter anak, menonton TV atau menggunakan aplikasi seluler adalah ide yang buruk bagi anak-anak sebelum usia 18 bulan. Bahkan, survei memberi tahu bahwa 92,2% anak berusia 1 tahun telah menggunakan perangkat seluler. Beberapa anak bahkan mulai menggunakan perangkat seluler tersebut semenjak usia 4 bulan.

America Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan orang tua dari bayi dan balita harus membatasi waktu yang dihabiskan anak-anak mereka di depan televisi, komputer, maupun pertunjukan orang dewasa jika tidak ingin kecanduan gadget.

Menurut laman theasianparent.com, hal ini tak lepas dari bahaya televisi seperti perilaku kekerasan di kalangan anak-anak yang berakar dari televisi. Beberapa percaya bahwa menonton kekerasan di televisi kemungkinan besar menyebabkan sejumlah besar anak-anak berperilaku kekerasan. Yang lain telah setuju bahwa ini mungkin benar tetapi hanya dengan anak-anak yang sudah rentan untuk menunjukkan kekerasan.

Selain itu, menonton televisi juga dapat mengurangi interaksi antara anak dengan orang tua. Hal ini terjadi ketika orang tua menjadikan TV sebagai pilihan pertama untuk menghibur anak mereka, dibandingkan dengan diri mereka sendiri.

Yang terakhir, jika anak menonton TV hingga larut malam, ini akan menyebabkan kantuk di siang hari. Alhasil, hal tersebut akan mempengaruhi konsentrasi di kelas dan prestasi sekolah yang menurun.

Mengikuti rekomendasi dari AAP mengenai batas screentime, maka yang terbaik bagi orang tua saat ini adalah membatasi durasi menonton dan memilah siaran TV digital untuk tontonan anak. 

DANAR TRIVASYA FIKRI

Baca : Cegah Kecanduan Gawai dengan Permainan Tradisional

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

57 hari lalu

Diskusi tema Sinergi Program Keluarga SIGAP Lintas Sektor Untuk Transformasi Kesehatan/Sigap
3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. Apa saja?


Tantangan Jadi Ibu Anak Generasi Alpha Menurut Nagita Slavina

19 Februari 2024

Nagita Slavina/Foto: Instagram/Slavina Indonesia
Tantangan Jadi Ibu Anak Generasi Alpha Menurut Nagita Slavina

Nagita Slavina, merasakan perbedaan yang signifikan dalam pola asuh dan pendekatan terhadap kedua anaknya yang termasuk generasi Alpha.


Saran Pakar agar Anak Terhindar dari Leptospirosis di Musim Hujan

11 Februari 2024

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Saran Pakar agar Anak Terhindar dari Leptospirosis di Musim Hujan

Pakar kesehatan anak mengatakan leptospirosis termasuk penyakit yang dapat menyerang anak saat musim hujan, jagalah kesehatan anak.


Anak Terpapar Asap Rokok Berisiko Kena Mycoplasma Pneumoniae

7 Desember 2023

Siswa SD Negeri 3 Sanur menunjukkan botol berisi kumpulan sampah putung rokok saat rangkaian acara Gerakan Bersama Anak Anti Asap Rokok (GEBRAAAK) di kawasan Pantai Mertasari, Denpasar, Bali, Jumat 19 Mei 2023. Kegiatan yang digelar oleh Forum Anak Daerah (FAD) Kota Denpasar tersebut mengusung tema
Anak Terpapar Asap Rokok Berisiko Kena Mycoplasma Pneumoniae

Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Nastiti Kaswandani menyebut penyebaran Mycoplasma Pneumoniae berisiko kepada anak di usia sekolah.


Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak Demam

28 November 2023

Suasana di salah satu ruangan bangsal anak khusus pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu, 11 Maret 2020. Hingga Rabu siang, jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.109 kasus dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 37 orang yang tersebar di 22 kabupaten dan kota se-NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak Demam

Dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), M.Sc memberikan rekomendasi pertolongan pertama saat anak demam yakni memberinya minum sesering mungkin.


Hari Televisi Sedunia: Menilik Cara Kerja Set Top Box Tangkap Siaran TV Digital

21 November 2023

Set top box (STB) televisi digital yang nantinya dibagikan untuk rumah tangga miskin (RTM). (Ilustrasi). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Hari Televisi Sedunia: Menilik Cara Kerja Set Top Box Tangkap Siaran TV Digital

Set Top Box adalah perangkat kecil yang berfungsi untuk mengonversi sinyal digital atau siaran TV digital menjadi tampilan visual pada layar televisi


Psikiater Ingatkan Gangguan Jiwa Akibat Gawai

11 Oktober 2023

Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com
Psikiater Ingatkan Gangguan Jiwa Akibat Gawai

Psikiater mengatakan gawai dapat menyebabkan gangguan jiwa jika penggunaannya tidak diatur dan dibatasi. Simak penjelasannya.


Anak 12 Tahun di Depok Tewas usai Buah Zakar Diremas, Ini Penjelasan Guru Besar UI

29 September 2023

Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K). ANTARA/Foto: Humas UI
Anak 12 Tahun di Depok Tewas usai Buah Zakar Diremas, Ini Penjelasan Guru Besar UI

Anak berinisial MDF tewas setelah menerima pelecehan seksual oleh seorang kakek. Buah zakar bocah 12 tahun asal Depok sebelumnya diremas pelaku


Jangan Biarkan Anak Alami Gangguan Mental karena Kecanduan Gawai

24 September 2023

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Jangan Biarkan Anak Alami Gangguan Mental karena Kecanduan Gawai

Psikolog mengatakan anak yang terlalu sering bermain atau kecanduan gawai berisiko mengalami gangguan mental.


3 Hal yang Pengaruhi Anak Terlambat Bicara dan Cara Mengatasi

30 Agustus 2023

Mendengar adalah kunci bagi si anak untuk belajar  bicara dan mengembangkan fungsi lainnya.
3 Hal yang Pengaruhi Anak Terlambat Bicara dan Cara Mengatasi

Pakar menjelaskan ada tiga poin yang mempengaruhi anak terlambat bicara. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?