TEMPO.CO, Jakarta – Isu antraks di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir ini membuat kita ingin tahu bagaimana proses penularannya pada manusia.
Ternyata, para pria lebih rawan tertular antraks, yaitu sekitar 88,6 persen. Mengapa bisa begitu? pengamat kesehatan masyarakat Dr Jusuf Kristianto menjawab, hal ini terjadi karena para pria lebih banyak bekerja di area yang mudah terjadi penularan. “Misalnya sebagai peternak, pemotong dan pengelola daging, juga bekerja di tempat limbah cucian daging dan darah,” ujarnya kepada Tempo, Senin, 23 Januari 2017.
Penyakit antraks sendiri disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang sangat ganas dan sulit diberantas. Sejak kuman masuk ke tubuh ternak sampai menimbulkan gejala sakit yang disebut masa inkubasi, memerlukan waktu 1–2 minggu.
Baca juga: Mengenal Antraks, si Penyakit dari Tanah
Pada manusia, penularannya bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, ataupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang, atau darah), mengkonsumsi produk hewan yang kena antraks atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya pada pekerja di pabrik wol atau kulit binatang.
Jusuf juga menambahkan, untuk mencegah penularan, sebaiknya mereka yang berada di lokasi rawan untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, misalnya mengkonsumsi multivitamin. “Cukup satu kapsul setiap hari,” katanya. Pastikan juga menggunakan sarung tangan dan masker saat kontak dengan daging hewan. Juga selalu menjaga kebersihan dan sanitasi.
Baca Juga:
Bagi para penggemar steak, Jusuf juga wanti-wanti agar memesan hidangannya dalam kondisi well done. “Jangan ambil risiko, memasak daging dengan benar adalah salah satu cara mematikan kumannya,” katanya. Dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan resmi serta mencuci tangan sebelum makan.
Antraks pun sudah ada obatnya, yaitu penisilin dan turunannya. Setiap petugas kesehatan sudah dilatih untuk menangani, jadi sebaiknya penderitanya segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. “Jangan sampai diabaikan,” kata Jusuf.
SUSANDIJANI
Baca juga:
Antraks Mengancam Lagi? Ini Pencegahannya
Waspada, Wanita Lebih Rentan Terpapar Bahaya Asap