TEMPO.CO, Jakarta – Gangguan makan termasuk salah satu gangguan mental. Di dalam kelompok gangguan makan, terdapat anorexia nervosa (anoreksia atau menjauhi makanan), bulimia nervosa (memuntahkan makanan), dan binge eating disorder (kalap makan). Begitu disebutkan psikolog dari LightHouse, Anindita Citra
Selain itu, kata dia, ada lagi gangguan makan yang disebabkan emosi, seperti compulsive overeating (lapar mata), emotional eating (lapar hati), yoyo syndrome (berat badan turun-naik), dan social eater (dorongan makan muncul saat sedang bersama kerabat). (Baca: Efek Negatif Media Sosial dari Konflik Diet sampai Penampilan)
“Pada sebagian orang, timbulnya gangguan makan merupakan gabungan dari beberapa faktor,” kata alumnus Universitas Indonesia ini dalam sebuah diskusi. Bisa saja, ketika duduk di bangku SMP dan SMA, penderita mengalami anoreksia, lalu saat kuliah mengalami bulimia.
Selain itu, menurut Anindita, perilaku ibu yang mengeluhkan tubuh gemuk atau banyaknya “cadangan lemak di perut” ketika bercermin berpengaruh terhadap anak perempuannya. “Anak perempuan yang mendengar akan berpikir, berarti cantik itu tidak boleh gemuk, ya,” tuturnya.
Psikolog Naomi Ernawati Lestari menimpali, kebanyakan pasien yang datang ke klinik LightHouse dengan keluhan bulimia dan anoreksia adalah anak-anak, remaja perempuan, atau mereka yang berada di awal usia 20 tahun. “Tren sekarang mereka itu satu geng, lihat di TV atau Googling sendiri untuk muntahin makanan setelah menyantap banyak,” ujar Naomi.
Baca juga: Amankah Disantap Setelah Lima Detik Jatuh? Ini Penelitiannya
Ia mengatakan biasanya pasien yang datang ke klinik sudah mengalami gejala fisik, seperti kulit kering, rambut rontok, gigi keropos, dan menstruasi terhenti. “Kami sarankan agar mereka berobat ke dokter karena secara fisik harus diobati,” katanya. Pada penderita anoreksia, kondisi fisik membaik, antara lain, bila kulit tidak kering dan menstruasi lancar. Sedangkan pengidap bulimia harus mengurangi frekuensi memuntahkan makanan.
Anindita bertutur, salah satu terapi psikologi yang memiliki tingkat sukses tinggi dalam menangani bulimia dan anoreksia pada anak dan remaja adalah Family Behaviour Therapy atau terapi yang melibatkan seluruh keluarga. “Karena mereka masih belum matang, labil.” Penanganan dilakukan bertahap dari tiga bulan.
MARTHA WARTA SILABAN
Baca juga: Apakah Anda Jenius? Simak 8 Ciri Ini