“[AS] menentukan sebagian besar diskursus global; mulai urusan Israel-Palestina, Iran, Amerika Latin, agenda ‘perang melawan teror’, organisasi ekonomi internasional, hak dan keadilan, hingga persoalan utama seputar kelangsungan peradaban [perang nuklir dan kerusakan lingkungan],” tulisnya.
Salah satu bab yang menarik perhatian adalah Suatu Hari dalam Hidup Pembaca The New York Times. Bab ini khusus menganalisis bagaimana salah satu media paling berpengaruh di dunia itu menjadi alat membangun citra AS sebagai ‘negara yang sangat berbeda’.
Baca juga : Begini Para Seniman Bali Melestarikan Koin Kuno
Chomsky mengambil sampel edisi NYT pada 6 April 2015, dan mencermati sebuah artikel di halaman 7 dari Thomas Fuller tentang kegigihan seorang perempuan Laos untuk membersihkan jutaan bom sisa-sisa perang AS di Indochina.
Bom-bom tersebut adalah warisan 9 tahun serangan udara Amerika selama Perang Vietnam. Serangan beruntun itu membuat Laos menjadi salah satu tempat yang paling banyak dibom di muka bumi ini.
Artikel itu menyatakan, sebagai hasil lobi Khamvongsa, AS meningkatkan pengeluaran tahunan untuk pemindahan bom yang belum meledak senilai US$12 juta. Menurut Chomsky, artikel itu dikemas dalam bahasa eufimisme, sehingga terjadi pembiasan fakta sejarah.
“Reporter Times memiliki sumber; yakni propaganda AS. Tentu hal itu cukup untuk menutupi fakta tentang salah satu kejahatan terbesar di era pasca-PD II. Kita yakin bahwa kebohongan besar dalam informasi publik ini tidak akan diulas panjang lebar dan mendapat kecaman luas. Hal ini tak sama dengan kelakuan memalukan oleh pers bebas, seperti plagiarisme dan kurangnya skeptisisme.” (Baca :Ingin Bisa Menulis? Simak Pengalaman Sapardi Djoko Damono )
Secara keseluruhan, buku ini melanjutkan pemikiran Chomsky dalam menggugat kekuatan global yang mengendalikan pilihan masyarakat; serta menelisik berbagai kebijakan pemerintah, lembaga negara, dan media-media AS.
Meskipun telah memasuki usia kepala delapan, Chomsky sama sekali tidak mengendorkan ketajaman logika dan analisisnya. Namun, satu hal yang pasti, buku ini sesuai dijadikan pengantar bagi pembaca pemula yang belum familiar dengan pemikiran-pemikiran Chomsky
Sebab, kali ini Chomsky membingkai gagasan-gagasannya dengan gaya bertutur yang lebih ‘jinak’ dan simpel. Berbeda dengan karya-karyanya terdahulu yang sarat akan bahasa-bahasa filosofis politik yang sangat teknis, argumentatif, dan kompleks.
Judul buku : Who Rules the World
Penulis : Noam Chomsky
Penerjemah : Eka Saputra
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 398 halaman
Cetakan : Pertama, Januari 2017
ISBN-13 : 978-602-291-287-3
BISNIS