TEMPO.CO, Jakarta - Coba bayangkan sebuah gambar sampan yang dipenuhi karang laut yang berlubang-lubang, gelembung di atas secangkir kopi, atau sarang lebah. Jika merasa takut, bisa jadi Anda menderita trypophobia.
Namun apa sebenarnya yang menyebabkan ketakutan tersebut? Apa yang menyebabkan trypophobia? Ilmuwan saat ini telah menemukan jawabannya.
Tom Kupfer dari University of Kent dan An T.D. Le dari University of Essex membagikan penemuannya dalam jurnal Cognition and Emotion. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah kasus trypophobia meningkat sebagai langkah untuk menghindari penyakit mematikan.
Ribuan tahun yang lalu, ketika melihat tubuh seseorang dipenuhi bisul atau lalat, secara alami Anda akan sadar untuk tidak mendekat atau melakukan kontak. Itu tentu karena Anda takut tertular.
Baca juga: Apa Penyebab Trypophobia, Fobia Terhadap Lubang?
Meskipun demikian, merasa takut pada lubang-lubang kecil di kulit akibat penyakit atau virus tertentu bukanlah typophobia. Justru rasa takut tersebut adalah bentuk pertahanan diri tubuh untuk terhindar dari penyakit tersebut.
Namun saat ini trypophobia sering disalahartikan sebagai reaksi alami tubuh. Padahal yang disebut sebagai trypophobia, menurut Kupfer, adalah reaksi dan sikap generalisasi berlebih terhadap sesuatu yang berlubang-lubang atau pola aneh tertentu.
Penjelasan ini tidak sepenuhnya baru, tapi hingga kini penelitian kecil telah dilakukan untuk membuktikan akurasi penjelasan tersebut.
Untuk membuktikan penjelasan tersebut, ilmuwan merekrut 376 orang yang menganggap diri mereka sebagai penderita trypophobia dari sebuah forum online. Direkrut juga 304 mahasiswa yang tidak menganggap diri sebagai penderita trypophobia.
Kedua grup tersebut diperlihatkan dua kelompok gambar. Pertama, gambar bekas luka berbentuk lingkaran pada badan binatang dan tubuh manusia (gambar yang berhubungan dengan penyakit tertentu). Sedangkan kelompok gambar kedua memperlihatkan lubang-lubang pada sebuah obyek, seperti bata atau bunga polong (gambar yang tidak berhubungan dengan penyakit tertentu).
Walaupun kedua kelompok melaporkan mereka merasa tidak suka dan tidak tahan melihat kelompok gambar pertama, hanya penderita trypophobia yang merasakan hal sama pada gambar bunga polong, yang sama sekali tidak berhubungan dengan penyakit.
Penemuan lain dari studi ini adalah trypophobia lebih berhubungan dengan sensasi jijik dibanding takut. Hal ini menjadikannya terpisah dengan fobia lain, seperti arachnophobia (ketakutan terhadap laba-laba) atau acrophobia (ketakutan terhadap tinggi).
TW | MENTALFLOSS