TEMPO.CO, Jakarta - Berjalan atau berlari? Manakah yang lebih bermanfaat untuk mengontrol berat badan? Sejumlah studi mencoba membandingkan kedua latihan tersebut, mana yang lebih efektif dalam menjaga berat badan.
Seperti dikutip dari New York Times, 29 Mei 2013, sebuah studi yang dipublikasikan pada April lalu di Medicine and Science in Sports & Exercise, menyebutkan berlari bisa mengurangi berat badan jauh lebih banyak ketimbang berjalan.
Studi ini berasal dari riset terhadap 15.237 pejalan kaki dan 32.215 pelari yang terdaftar dalam National Runner and Walkers Health Study, sebuah survei skala besar yang dilakukan oleh Lawrence Berkeley National Laboratory di Berkeley, California
Dalam studi ini, peserta ditanya tentang berat badan, lingkar pinggang, jarak tempuh lari dan berjalan mereka selama seminggu. Perkembangan mereka terus dipantau dan dievaluasi selama enam bulan. Hasilnya, para pelari mampu mempertahankan massa tubuh dan lingkar pinggang jauh lebih baik dibanding pejalan kaki.
Studi ini juga menyebutkan berlari mampu membakar lebih banyak kalori per jam dibanding berjalan. Demikian pula dalam jangka panjang, dengan berlari, seseorang lebih bisa mengendalikan berat badan secara lebih baik dibanding bila ia berjalan.
Sebuah riset lain menyimpulkan berlari juga baik untuk mengendalikan nafsu makan. Dalam Journal of Obesity, yang terbit tahun lalu, menyimpulkan nafsu makan seseorang makin bertambah sesudah ia berjalan.
Dalam riset yang dilakukan oleh laboratorium fisiologi di Universitas Wyoming ini, sembilan pelari perempuan dan 10 pejalan kaki perempuan disurvei oleh pada dua kesempatan terpisah. Mereka berlari dan berjalan di atas treadmill selama satu jam. Selama sesi latihan, peneliti memantau total belanja energi mereka. Mereka juga mengambil darah dari relawan mereka untuk memeriksa tingkat hormon tertentu yang berpengaruh terhadap nafsu makan.
Setelah sesi latihan, mereka dibebaskan untuk makan sesuka hati. Hasilnya, para pejalan kaki jauh lebih lapar, mengkonsumsi 50 kalori lebih banyak dari yang mereka telah terbakar selama mereka berjalan di treadmill selama satu jam.
Sedangkan pelari, justru mengambil kurangg 200 kalori dari yang mereka bakar selama berlari di atas treadmill. Pelari juga mengalami peningkatan hormone peptida YY, yang bisa menekan nafsu makan. Adapun para pejalan kaki tidak memiliki peningkatan kadar peptida YY. Sehingga selera makan mereka tetap tinggi.
NYTIMES | IQBAL MUHTAROM