Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beratnya Murid Menanggung Beban Sekolah  

image-gnews
Seorang murid bersiap masuk kelas sementara sejumlah orang tua murid menunggu anak mereka di luar kelas di SD Negeri Panaikang I dan III, Makassar, Sulsel, Senin (30/7). ANTARA/Dewi Fajriani
Seorang murid bersiap masuk kelas sementara sejumlah orang tua murid menunggu anak mereka di luar kelas di SD Negeri Panaikang I dan III, Makassar, Sulsel, Senin (30/7). ANTARA/Dewi Fajriani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap malam, kesabaran Yuni Rahmah, 21 tahun, benar-benar diuji. Hal ini terjadi ketika dia mendampingi Reza Yanuar, keponakannya yang duduk di kelas I sekolah dasar, mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah. Meskipun Yuni telah berupaya melambatkan tempo dalam memberi penjelasan, tetap saja bocah tujuh tahun itu tak segera paham. “Dia bilang pelajarannya sulit,” ucap Yuni, warga Kalideres, Jakarta Barat.

Yuni menuturkan, selain materi pelajaran yang relatif sulit, faktor yang menyebabkan  hal itu adalah mata pelajaran Reza di sekolah tergolong banyak. Sedikitnya, Reza mendapat 10 mata pelajaran, antara lain Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, serta Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta. Setiap hari, Reza menerima tiga pelajaran. Belum lagi harus kerepotan karena mengerjakan dua buah PR yang membuatnya gampang kelelahan. “Setiap pagi Reza ogah-ogahan berangkat ke sekolah,” kata Yuni. 

Apa yang dialami Reza merupakan bentuk penolakan bersekolah atau school refusal. Menurut Syailendra W.S., penolakan ini terjadi karena beban pelajaran. Psikiater dari Rumah Sakit Pusat Pertamina ini mengatakan kurikulum sekolah yang diterima siswa-siswa SD saat ini dinilai melebihi kewajaran usia mereka. Ketika mendaftar masuk SD, anak-anak dites kemampuan membaca, menulis, dan menghitung.

Akibat yang timbul adalah sejak taman kanak-kanak anak-anak seakan dipaksa mempunyai kemampuan menghitung dan membaca. Padahal, kemampuan ini seharusnya baru diberikan saat anak duduk di kelas I SD. Setelah duduk di bangku SD, beban anak lebih berat lagi, yang sebenarnya belum sesuai dengan kapasitas kognitif dan psikologis mereka. “Di situlah anak-anak bisa frustrasi. Sekolah dianggap sebagai beban dan sesuatu yang tidak menyenangkan,” kata Syailendra.

Kondisi ini diperparah bila orang tua memaksakan anak ikut beragam kursus. Kesempatan anak untuk bermain, bersosialisasi, dan mengembangkan kreativitasnya semakin berkurang. Syailendra pernah menangani anak kelas V SD yang mengalami situasi ini. Dari pagi hingga siang, anak tersebut melakukan aktivitas di sekolah. Sorenya, anak itu masih lanjut bergelut dengan kursus bahasa Inggris dan komputer.

Suatu hari, si anak tersebut sakit dan ketika sembuh dia tak mau lagi bersekolah. Dengan segala cara, mulai dibujuk habis-habisan, si anak tetap menolak, enggan ke sekolah. “Setelah diajak bicara, ternyata si anak merasa kewalahan dengan pelajaran di sekolah. Solusinya adalah home-schooling. Sekarang dia sudah kuliah di fakultas kedokteran,” Syailendra menceritakan.

Syailendra yakin banyak anak-anak sekolah yang sebenarnya mengalami masalah dengan beban pelajaran sekolah. Berdasarkan pengalamannya menangani pasien, jumlah anak yang mengalami hal itu sekitar 20 persen dan fenomena ini seperti gunung es. “Angka sebenarnya bisa lebih banyak,” kata dia. Perwujudan masalah itu bukan cuma penolakan ke sekolah, tapi juga bisa berbentuk lain seperti depresi, sensitif, gampang marah, bengal, memberontak, menghabiskan waktu dengan bermain game, minder, dan anak-anak mengambil perilaku berisiko tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurikulum yang begitu berat dan tidak tepat yang dibebankan ke siswa merupakan sebuah kekeliruan. Pendidikan yang terjadi tidak menyentuh pembentukan mental, karakter, dan pengembangan kreativitas siswa. Yang dipacu hanya otak kiri, sementara otak kanan terabaikan. “Kalaupun kemudian hari anak jadi pintar, dia cuma pintar buat dirinya sendiri, sama sekali tidak bermanfaat bahkan merugikan masyarakat,” kata Syailendra.

Di sinilah pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak. Orang tua, kata Syailendra, adalah figur terdekat bagi anak yang mestinya menanamkan nilai-nilai kehidupan sedari dini. Selain itu, orang tua perlu bijaksana dalam memberikan pendidikan kepada anak. Jangan paksa anak ikut bermacam-macam kursus yang bukan minatnya.

Peran guru juga tidak kalah penting. Guru bukan hanya mentransfer pengetahuan, tapi juga harus berperan sebagai pendidik. “Guru harus menjadi teladan dan mengerti psikologi perkembangan anak,” ujar Syailendra.

AMIRULLAH

Berita lain:
Hijab Simpel tapi Modis

5 Rahasia Hindari Penuaan

Agar Si Kurus Terhindar dari Osteoporosis

WHO: 350 Juta Penduduk Dunia Depresi

Olahraga Bikin Remaja Obesitas Lebih Pede

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nikson Nababan Tinjau Pembukaan Jalan di Akhir Masa Jabatan

4 menit lalu

Nikson Nababan Tinjau Pembukaan Jalan di Akhir Masa Jabatan

Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, meninjau langsung pembukaan jalan di Desa Rura Julu Toruan, Selasa 23 April 2024.


Undang Prabowo, PKS Bakal Gelar Karpet Merah di Acara Halalbihalal Besok

5 menit lalu

(Dari kiri) Mantan calon presiden nomor urut 01 Anies Baswedan bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu, mantan calon wakil presiden Muhaimin Iskandar, dan Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi ketika memberikan keterangan pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Defara
Undang Prabowo, PKS Bakal Gelar Karpet Merah di Acara Halalbihalal Besok

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar halalbihalal di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 27 April 2024 besok. Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakal Alhabsy mengatakan partainya mengundang semua partai politik dan pasangan calon presiden-wakil presiden peserta Pilpres 2024 untuk datang ke agenda persamuhan tersebut.


18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

15 menit lalu

Seorang anak perempuan Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.


Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

15 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per


Humas Pemkot Solo Terapkan Aturan Baru untuk Wawancara Gibran

20 menit lalu

Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka masih hadir di kantor Wali Kota Solo di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 24 April 2024, usai penetapan oleh KPU kemarin. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Humas Pemkot Solo Terapkan Aturan Baru untuk Wawancara Gibran

Satu hari setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) Terpilih 2024-2029, Kamis, 25 April 2024, Gibran kembali masuk kerja sebagai Wali Kota Solo. Putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu siang tadi di Balai Kota Solo pada sekitar pukul 13.00 WIB.


BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

23 menit lalu

Beginilah penampakan Ibu kota Nusantara di Indonesia nantinya bila semua pembangunan sudah selesai. (Foto: IKN)
BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan beberapa sesar atau patahan di sekitar Ibu Kota Nusantara tampak masih aktif.


Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

25 menit lalu

Calon Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka blusukan ke Rusun Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu, 24 April 2024. Sebelumnya, KPU menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Penetapan dilakukan usai Mahkamah Konstitusi (MK) memutus sengketa hasil pemilu. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut daerah padat penduduk mendapatkan atensi khusus dari pemerintah.


Asal Usul Munculnya Kabar Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

29 menit lalu

Presiden RI Joko Widodo bersama Menhan Prabowo Subianto saat menghadiri Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu 28 Februari 2024. TEMPO/Subekti
Asal Usul Munculnya Kabar Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Gerindra menepis kabar kerenggangan hubungan antara Jokowi dan Prabowo Subianto. Lantas, darimana munculnya kabar tersebut?


Mengenal Jakarta Elektrik PLN, Klub yang Ingin Mengembalikan Reputasinya sebagai Ratu Proliga

31 menit lalu

Jakarta Elektrik PLN.
Mengenal Jakarta Elektrik PLN, Klub yang Ingin Mengembalikan Reputasinya sebagai Ratu Proliga

Jakarta Elektrik PLN berhadapan dengan Jakarta Livin Mandiri pada pekan pertama Proliga di GOR Amongrogo, Yogyakarta pada 26 April 2024


KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

37 menit lalu

Penenggelaman dua kapal ikan asing pelaku pencurian ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kotaraja Lampulo, Aceh, Kamis 18 Maret 2021. ANTARA/HO-KKP
KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi