Memaknai Melindungi Anak-anak di Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024

Sabtu, 1 Juni 2024 10:21 WIB

Ilustrasi rokok, stop smoking, no smoking

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day diperingati di seluruh dunia setiap tahun pada tanggal 31 Mei. Hal ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan bahaya penggunaan tembakau dan mendorong kebijakan efektif untuk mengurangi konsumsi tembakau di seluruh dunia.

Dikutip dari National Day Calender, negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 1987. Mulanya WHO menetapkan 7 April 1988 sebagai hari pertama peringatan ini, bertepatan dengan hari ulang tahun WHO yang ke-40.

Namun, pada 1988, Resolusi WHA42.19 disahkan, menyerukan perayaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, diperingati setiap tahun pada 31 Mei.

Tujuan dari peringatan ini untuk mendesak pengguna tembakau di seluruh dunia untuk tidak menggunakan produk tembakau selama 24 jam, sebuah tindakan yang diharapkan dapat membantu bagi mereka yang ingin berhenti menggunakan tenbakau.

Tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024

Setiap tahun, WHO memilih tema yang berbeda untuk Hari Tanpa Tembakau Sedunia, dengan fokus pada berbagai aspek pengendalian tembakau. Adapun tahun ini, WHO dan para pemimpin kesehatan masyarakat dari seluruh dunia akan bersatu untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak buruk industri tembakau terhadap generasi muda.

Advertising
Advertising

Tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024 adalah "Melindungi Anak-anak dari Campur Tangan Industri Tembakau." Tema ini difokuskan pada advokasi diakhirinya penargetan produk tembakau berbahaya kepada generasi muda.

Wacana ini menyediakan platform bagi kaum muda, pembuat kebijakan dan pendukung pengendalian tembakau secara global untuk membahas masalah ini dan mendesak pemerintah mengadopsi kebijakan yang melindungi kaum muda dari praktik manipulatif tembakau dan industri terkait.

Meskipun kebiasaan merokok telah menurun selama bertahun-tahun karena upaya fenomenal yang dilakukan oleh komunitas pengendalian tembakau, masih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi kelompok rentan ini.

Menurut data tahun 2022, di seluruh dunia, setidaknya 37 juta anak muda berusia 13–15 tahun menggunakan beberapa jenis tembakau. Di WHO Wilayah Eropa, 11,5 persen anak laki-laki dan 10,1 persen anak perempuan berusia 13–15 tahun adalah pengguna tembakau (4 juta).

Mengapa industri tembakau menyasar kaum muda?

Untuk terus menghasilkan pendapatan, industri tembakau perlu menggantikan jutaan pelanggan yang meninggal dan mereka yang berhenti menggunakan tembakau setiap tahunnya.

Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan berupaya menciptakan lingkungan yang mendorong penyerapan produknya di kalangan generasi berikutnya, termasuk peraturan yang longgar untuk memastikan produknya tersedia dan terjangkau.

Industri ini juga mengembangkan produk dan taktik periklanan yang menarik bagi anak-anak dan remaja, menjangkau mereka melalui media sosial dan platform streaming.

Menurut laporan WHO, produk seperti rokok elektronik dan kantong nikotin makin populer di kalangan anak muda. Diperkirakan 12,5 persen remaja di Kawasan Eropa menggunakan rokok elektrik pada 2022 dibandingkan dengan 2 persen orang dewasa. Di beberapa negara di kawasan ini, tingkat penggunaan rokok elektrik di kalangan anak sekolah 2–3 kali lebih tinggi dibandingkan tingkat penggunaan rokok.

Industri tembakau dengan sengaja menjual ketergantungan yang mematikan kepada generasi muda. Sebab itu, Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024 menyerukan kepada pemerintah dan komunitas pengawas tembakau untuk melindungi generasi sekarang dan masa depan, serta meminta pertanggungjawaban industri tembakau atas kerugian yang ditimbulkannya.

Pilihan editor: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Apa yang Membuat Orang Kecanduan Tembakau

Berita terkait

Pengalaman Tjandra Yoga Aditama, Mengapa Harga Obat di India Lebih Murah daripada Indonesia

4 hari lalu

Pengalaman Tjandra Yoga Aditama, Mengapa Harga Obat di India Lebih Murah daripada Indonesia

Tjandra Yoga Aditama membeberkan harga obat dari India yang dia konsumsi yang lebih murah dari harga di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Israel Izinkan 19 Anak Palestina Sakit Tinggalkan Gaza, Pertama dalam 2 Bulan

10 hari lalu

Israel Izinkan 19 Anak Palestina Sakit Tinggalkan Gaza, Pertama dalam 2 Bulan

68 warga Palestina - terdiri atas19 anak-anak yang sakit atau terluka bersama pendamping mereka - telah diizinkan keluar dari Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Tak Mudah Menjadi Bidan, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

13 hari lalu

Tak Mudah Menjadi Bidan, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

Hari Bidan Nasional dirayakan setiap 24 Juni. Syarat menjadi bidan selain keterampilan dan pengetahuan adalah sertifikasi.

Baca Selengkapnya

IQAir Catat Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Belum Berubah Empat Hari Terakhir

15 hari lalu

IQAir Catat Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Belum Berubah Empat Hari Terakhir

Data IQAir menunjukkan polusi udara di Jakarta sedang tinggi. Konsentrasi polutan PM 2,5 mencapai 80 mikrogram per meter kubik.

Baca Selengkapnya

Moskow Dilanda Wabah Botulisme 121 Orang Dirawat, Apa Penyebab dan Gejala Penyakit Ini?

17 hari lalu

Moskow Dilanda Wabah Botulisme 121 Orang Dirawat, Apa Penyebab dan Gejala Penyakit Ini?

Ibu Kota Rusia Moskow dilanda wabah Botulisme, menyebabkan 121 orang perlu perawatan medis. Apa penyebab dan pencegahan Botulisme?

Baca Selengkapnya

Waspada Bahaya Mengonsumsi Daging Merah Berlebihan, Ini Penyakit yang Datang Tak Diundang

20 hari lalu

Waspada Bahaya Mengonsumsi Daging Merah Berlebihan, Ini Penyakit yang Datang Tak Diundang

Mengonsumsi daging merah seperti daging sapi dan daging kambing secara berlebihan mengundang bahaya. Penyakit apa saja yang datang?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Demam Berdarah Jadi Penyakit Endemik di Wilayah ASEAN

21 hari lalu

3 Faktor Demam Berdarah Jadi Penyakit Endemik di Wilayah ASEAN

WHO dan ASEAN konsolidasi untuk menangani penyakit demam berdarah yang selalu marak di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah ASEAN, Bagaimana Awalnya?

22 hari lalu

Hari Demam Berdarah ASEAN, Bagaimana Awalnya?

ASEAN Dengue Day diperingati setiap 15 Juni, upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah utamanya di wilayah Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Pasien dengan Pneumonia Banyak Dirawat di Klinik Haji Makkah, Ini Penyebabnya

24 hari lalu

Pasien dengan Pneumonia Banyak Dirawat di Klinik Haji Makkah, Ini Penyebabnya

Penyakit pneumonia tetap menempati urutan pertama sebagai penyakit yang paling banyak dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah

Baca Selengkapnya

Jemaah Haji Wajib Perhatikan 6 Larangan Saat Berhaji, dari Berfoto hingga Merokok

26 hari lalu

Jemaah Haji Wajib Perhatikan 6 Larangan Saat Berhaji, dari Berfoto hingga Merokok

Saat berhaji ada beberapa larangan yang harus diikuti jemaah haji dari manapun. Berikut 6 larangan saat berhaji, termasuk berfoto dan merokok.

Baca Selengkapnya