Tips Penderita PPOK Bersihkan Paru-paru secara Mandiri

Reporter

Antara

Kamis, 20 Juni 2024 03:00 WIB

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi di Rumah Sakit Paru Rotinsulu, Sitti Nurun Nikmah, membagi sejumlah cara pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) untuk membersihkan paru-paru secara mandiri. Salah satunya latihan teknik pernapasan.

Dia menjelaskan dengan latihan pernapasan otot-otot saluran menjadi baik sehingga ventilasi oksigen dan karbondioksida pasien bagus. Dengan demikian, secara tidak langsung pengeluaran dahak menjadi lebih baik.

"Mengapa kita harus latihan pernapasan diafragma? Karena diafragma itu otot inspirasi utama yang bekerja saat kita bernapas, itu yang utama. Dengan memperkuat otot diafragma, otomatis kemampuan batuknya juga jadi lebih baik," katanya dalam bincang "Ternyata Paru-Paru Bisa Dibersihkan" yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan, Rabu, 19 Juni 2024.

Menurut Nikmah, latihan teknik pernapasan dapat dikombinasikan, tergantung kebutuhan pasien. Misalnya teknik napas terkontrol dan teknik napas dalam. Dengan berlatih teknik bernapas dalam dapat meningkatkan volume udara yang masuk dan teknik bernapas terkontrol dapat memperbaiki pola pernapasan.

"Lalu baru latihan batuk. Huffing, dikumpulkan dahaknya, lalu coughing, dibatukkan," jelasnya.

Advertising
Advertising

Latihan kebugaran jantung dan paru
Dia menambahkan dalam pelatihan tersebut dapat diberitahukan mengenai drainase postural, yaitu cara mengeluarkan dahak dengan bantuan gravitasi. Contoh apabila dahak ada di lobus superior paru kanan maka posisi kepala harus lebih rendah, misalnya dengan posisi Trendelenburg. Setelah pasien diposisikan dapat dibantu dikeluarkan dahaknya melalui sejumlah cara. Contohnya teknik perkusi atau vibrasi, tergantung kondisi pasien.

"Kalau misalnya pasien otot dadanya besar dan cenderung lebih kuat, kita bisa lakukan clapping dengan perkusi. Atau misalnya pada bayi, kalau bayi tidak mungkin kita tepuk-tepuk dengan kuat, jadi cukup vibrasi saja," paparnya.

Selain latihan teknik bernapas juga dapat diberikan latihan kebugaran jantung dan paru-paru agar otot-otot kedua organ tersebut tetap bugar demi mendukung aktivitas dan pergerakan. Spesialis paru Nina Eristiana menjelaskan pada orang normal, iritan dan kuman yang menyerang paru-paru akan dibungkus dengan mukus atau dahak kemudian dikeluarkan melalui batuk.

Namun, pasien PPOK seperti bronchiectasis atau fibrosis paru, terutama yang pernah tuberkulosis, struktur paru-paru rusak sehingga saat terinfeksi dan memproduksi banyak dahak. Karena itu, mereka perlu diajarkan cara batuk yang efektif.

"Setelah di poli rehab, itu diajarkan bagaimana caranya mereka di rumah mempraktekkan karena obat-obatan itu sendiri hanya membantu mengencerkan dahak," kata Nina.

Pilihan Editor: Beda Tenggelam Kering dan Sekunder, Istilah yang Sebenarnya Tak Ada di Dunia Medis

Berita terkait

Dampak Polusi Udara pada Anak Tingkatkan Risiko Masalah Pernapasan saat Dewasa

2 hari lalu

Dampak Polusi Udara pada Anak Tingkatkan Risiko Masalah Pernapasan saat Dewasa

Paparan polusi udara pada masa kanak-kanak berisiko masalah paru-paru dan kemudian secara konsisten dikaitkan masalah pernapasan di masa dewasa.

Baca Selengkapnya

Dampak Buruk Polusi Udara pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Pakar

8 hari lalu

Dampak Buruk Polusi Udara pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Pakar

Polusi udara Jakarta yang memburuk menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya sehingga meningkatkan risiko anak terkena berbagai macam penyakit.

Baca Selengkapnya

Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

8 hari lalu

Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

Dokter penyakit dalam menyebut batuk memiliki perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan sifat akutnya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

9 hari lalu

Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

Terlalu lama berada di luar ruangan saat cuaca panas bisa meningkatkan risiko kesehatan, terutama kelompok rentan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Kasus Ekstrem Akibat Bersin, dari Gigi Copot sampai Patah Tulang Wajah

9 hari lalu

Kasus Ekstrem Akibat Bersin, dari Gigi Copot sampai Patah Tulang Wajah

Meski terlihat tak berbahaya, bersin punya kekuatan besar yang bisa mengakibatkan cedera serius pada sebagian orang.

Baca Selengkapnya

Penularan TBC Anak Bisa Berawal dari Lingkungan Rumah dan Pentingnya Skrining

11 hari lalu

Penularan TBC Anak Bisa Berawal dari Lingkungan Rumah dan Pentingnya Skrining

Pakar mengatakan kontak erat di lingkungan rumah merupakan faktor risiko paling kuat terhadap penularan TBC, terutama pada anak.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Obat TBC Tak Berbahaya buat Ibu Hamil

13 hari lalu

Pakar Sebut Obat TBC Tak Berbahaya buat Ibu Hamil

Pakar menyebut obat TBC yang digunakan ibu hamil sudah aman dengan bahaya lebih kecil sehingga tak berisiko ke janin.

Baca Selengkapnya

Perilaku Sederhana yang Menjadi Stigma Penderita TBC

29 hari lalu

Perilaku Sederhana yang Menjadi Stigma Penderita TBC

Masyarakat diminta menghindari tindakan-tindakan sederhana yang dapat memunculkan stigma negatif pada penderita TBC.

Baca Selengkapnya

Beda Tenggelam Kering dan Sekunder, Istilah yang Sebenarnya Tak Ada di Dunia Medis

32 hari lalu

Beda Tenggelam Kering dan Sekunder, Istilah yang Sebenarnya Tak Ada di Dunia Medis

Apa beda tenggelam kering dan sekunder dan kenapa dokter tetap akan menganggapnya tenggelam? Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ingatkan Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Biasa

32 hari lalu

Spesialis Paru Ingatkan Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Biasa

Dokter paru mengatakan mengisap vape atau rokok elektrik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, sama seperti rokok biasa.

Baca Selengkapnya