Cegah AMR, Kemenkes Minta Konsumsi Antibiotik dengan Bijak

Reporter

Antara

Rabu, 18 September 2024 22:02 WIB

Ilustrasi antibiotik. Pexels/Alex Green

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan meminta masyarakat mengonsumsi antibiotik secara bijak untuk menghindari resistensi antimikroba (AMR) yang dapat mempengaruhi perawatan pasien. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr. Azhar Jaya, menyebut pada data 2023 terdapat peningkatan resistensi antimikroba pada bakteri jenis Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae. Menurutnya, kedua bakteri ini dapat menyerang seluruh sistem organ tubuh dan menyebabkan kematian.

"Di tahun 2023 pada 24 rumah sakit sentinel site sebesar 70,75 persen dari target ESBL (Extendedspectrum Beta-Lactamase), tahun 2024 sebesar 52 persen," jelasnya.

Karena itu, dia menjelaskan sejumlah langkah untuk mencegah resistensi antimikroba. "Gunakan antibiotik hanya ketika diresepkan oleh dokter. Ikuti petunjuk dokter mengenai dosis dan durasi pengobatan," kata Azhar.

Dia juga mengingatkan untuk tidak menggunakan antibiotik yang dibeli tanpa resep atau sisa obat dari perawatan sebelumnya. Jika dokter meresepkan obat antibiotik untuk infeksi yang tampaknya ringan, tanyakan alasan, manfaatnya, serta alternatif pengobatan yang mungkin tersedia.

"Jika memiliki hewan peliharaan, pastikan antibiotik yang diberikan kepada hewan juga digunakan secara bijaksana sebab resistensi dapat terjadi di antara hewan dan manusia," ujarnya.

Advertising
Advertising

Lakukan kebiasaan higienis
Selanjutnya, untuk menghindari risiko infeksi dan kebutuhan antibiotik, lakukan kebiasaan higienis yang baik seperti mencuci tangan secara teratur. Selain itu, lakukan vaksinasi yang diperlukan untuk mencegah infeksi yang bisa jadi memerlukan obat antibiotik.

"Diskusikan kekhawatiran Anda dengan tenaga medis tentang penggunaan antibiotik dan manfaat serta risikonya. Pertanyaan ini dapat membantu memahami keputusan perawatan yang diambil," pesannya.

Menurut Azhar, Strategi Nasional (Stranas) Antimicrobial Resistance 2025-2029 telah mengatur kampanye penggunaan antibiotik yang bijak tidak hanya ditujukan kepada masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tetapi juga kepada tenaga medis.

“Upayanya melalui peningkatan kompetensi dokter dalam tata laksana penyakit infeksi dan kepatuhan akan standar pelayanan dan panduan praktik klinis untuk dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan,” ucapnya.

Pengawasan terhadap pemberian antibiotik perlu dilakukan melalui rekam medis elektronik (RME) yang digunakan oleh tenaga medis serta kewajiban melaporkan penggunaan antibiotik golongan cadangan pada pasien beserta alasannya.

“Tenaga kesehatan selain dokter tidak diperkenankan memberikan resep kecuali mendapatkan kewenangan tambahan dari menteri atau peraturan perundang-undangan,” papar Azhar.

Dia menambahkan, merawat pasien dengan infeksi AMR sangat sulit karena beberapa faktor, yakni pilihan obat yang terbatas, lambatnya penegakan diagnosis, efek samping, penyebaran infeksi AMR yang cepat, serta mahalnya biaya.

Pilihan Editor: Kaitan Pola Makan dan Kesehatan Usus untuk Bantu Percepat Pemulihan Penyakit

Berita terkait

5 Obat Asam Lambung untuk Meredakan Nyeri, Wajib Ada di Rumah

1 hari lalu

5 Obat Asam Lambung untuk Meredakan Nyeri, Wajib Ada di Rumah

Berikut daftar obat asam lambung untuk meredakan nyeri saat sakit lambung. Namun, pastikan untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya, ya.

Baca Selengkapnya

Begini Upaya Kemenkes dan WHO Cegah Potensi Kematian 10 Juta Orang Akibat AMR

30 hari lalu

Begini Upaya Kemenkes dan WHO Cegah Potensi Kematian 10 Juta Orang Akibat AMR

Ada 1,27 kematian akibat AMR hingga 2019. Angka ini diproyeksikan masih terus naik dan berpotensi menembus 10 juta pada 2050.

Baca Selengkapnya

Kemenkes - WHO Siapkan 14 Intervensi Kendalikan Resistensi Antimikroba

30 hari lalu

Kemenkes - WHO Siapkan 14 Intervensi Kendalikan Resistensi Antimikroba

Angka kematian akibat resistensi antimikroba diperkirakan mencapai 10 juta kematian pada 2050.

Baca Selengkapnya

Jenis Obat dan Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

30 hari lalu

Jenis Obat dan Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

Interaksi antara obat dan makanan bisa mengubah cara kerja obat tersebut secara drastis.

Baca Selengkapnya

80 Persen Penyakit Dewasa Bisa Dicegah dengan Vaksin

57 hari lalu

80 Persen Penyakit Dewasa Bisa Dicegah dengan Vaksin

Hampir 80 persen penyakit yang banyak berkembang dan diderita pada usia dewasa sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi.

Baca Selengkapnya

Kaitan Pola Makan dan Kesehatan Usus untuk Bantu Percepat Pemulihan Penyakit

19 Juli 2024

Kaitan Pola Makan dan Kesehatan Usus untuk Bantu Percepat Pemulihan Penyakit

Pola makan sehat dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker tertentu, dan hal itu bisa diawali dari kesehatan usus.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Radang Tenggorokan, Kapan Harus Penanganan Medis?

11 Juli 2024

Penyebab dan Gejala Radang Tenggorokan, Kapan Harus Penanganan Medis?

Gejala radang tenggorokan biasanya meliputi rasa sakit atau gatal di tenggorokan, kesulitan menelan, hingga demam. Kapan harus ditangani serius?

Baca Selengkapnya

Bisa Mengancam Nyawa, Kenali Gejala Sepsis dan Siapa Saja yang Paling Berisiko Mengalami

22 Mei 2024

Bisa Mengancam Nyawa, Kenali Gejala Sepsis dan Siapa Saja yang Paling Berisiko Mengalami

Sepsis bisa menimpa siapa saja tapi penelitian terbaru menemukan kelompok orang yang lebih rentan terserang dan meninggal dunia karenanya.

Baca Selengkapnya

Tips Pakar agar Anak Tak Kelelahan di Perjalanan Mudik Lebaran

28 Maret 2024

Tips Pakar agar Anak Tak Kelelahan di Perjalanan Mudik Lebaran

Dokter anak menyarankan orang tua mengatur waktu perjalanan mudik untuk mencegah anak kelelahan yang bisa mempengaruhi masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya