TEMPO.CO, Jakarta - Memilih batik, gampang-gampang susah. Direktur Kreatif Iwan Tirta Private Collection Era Soekamto, pada wawancaranya dengan Tempo, pernah berkata begini, "Batik is not only commodity, tapi juga simbol perjuangan, identitas bangsa, dan buatan wanita Indonesia. Filosofinya sangat dalam, baik sejarah maupun spiritual."
Koleksi Condro Sengkolo runwaycollection2017. Era Soekamto - creative director Iwan Tirta Private Collection
Karena itulah, menurut Era, memilih batik tak bisa sembarangan. Karena batik sarat makna dan peruntukan. “Sebelum membeli, sebaiknya mengerti dulu motifnya, jadi tahu pakem menggunakannya,” katanya kepada Tempo, Minggu 1 Oktober 2017.
Baca juga: Hari Batik Nasional, Cintai Batik Lewat Simbolnya
Untuk sehari-hari, Era.menyarankan batik bermotif bunga, kombinasi parang dan bunga, “Kontemporer lebih aman,” katanya lagi.
Soal warna, sebaiknya sesuaikan dengan selera, warna kulit dan lainnya. Yang pasti, berbagai batik punya pakem warna sendiri-sendiri. Misalnya, Yogya pakem warnanya, dasar putih, Solo, dasar hitam, dan Pekalong, warna warni coletan.
Koleksi Condro Sengkolo runwaycollection2017. Era Soekamto - creative director Iwan Tirta Private Collection
Era juga menambahkan bahwa batik itu natural fiber pada dasarnya cocok untuk setiap peristiwa, "tergantung desainnya saja," katanya.
Untuk pria, Era lebih suka melihatnya dengan menggunakan batik dengan gaya klasik, motif yang bold, bisa di tuck in ke dalam celana dan belt. “Simpel and chic,” katanya.