TEMPO.CO, Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum bahwa generasi milenial dikenal sebagai generasi yang paling sulit menabung. Sekalipun menyisihkan sebagian penghasilannya, banyak yang menyebut milenial cenderung menabung untuk jangka pendek, seperti mengumpulkan uang untuk biaya liburan.
Kendati demikian, ternyata tak semua milenial berpikir demikian. Sebuah studi yang dilakukan Alvara Research Centre bertajuk "The Urban Middle-Class Millennials Indonesia: Financial and Online Behavior" mengungkapkan sebagian milenial sebenarnya mulai melek terhadap perilaku keuangan, termasuk investasi untuk masa depan mereka.
Baca: 6 Gaya Hidup Orang Terkaya Bill Gates, Anak Tidak Dapat Warisan
Hasil studi yang dipublikasikan pada Februari 2017 ini menyebutkan milenial sudah melek dan tidak tabu lagi dengan produk investasi, baik yang konvensional, seperti emas dan properti, maupun modern, seperti saham dan reksadana. Meski faktanya demikian, ditemui juga kenyataan kepemilikan produk investasi generasi milenial masih terbatas. Dari hasil penelitian ini, produk investasi yang paling banyak dimiliki adalah emas dan properti.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Alvara Research Centre terhadap kepemilikan produk investasi milenial, 29,6 persen berinvestasi emas, 16.7 persen properti, 5,65 persen asuransi, dan selebihnya memilih produk investasi lain.
Baca: Persamaan Cincin Tunangan Meghan Markle dan Kate Middleton
Meskipun pemilikan investasi milenial masih terbatas, studi ini juga menyatakan milenial sudah mulai memilah produk investasi yang akan digunakan pada masa depan. Hal tersebut terlihat dari besarnya proporsi responden yang merencanakan keuangan 39,4 persen, meskipun presentasi yang tidak merencanakan lebih besar, yakni 60.6 persen.