TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Cut Mini (43) membawakan dongeng tentang si burung jalak Ayu dan burung merak Raka. Dongeng itu dibawakannya bersama presenter Gery Puraatmadja dalam talk show "Nivea #SentuhanIbu" di Senayan City, Jakarta, pekan ini. Kepada tabloidbintang.com, Cut Mini menyebut mendongeng bukan perkara mudah. Tujuan mendongeng, menyampaikan pesan moral kepada anak-anak sambil memainkan imajinasi mereka.
"Kita menempatkan anak-anak yang mendengar dongeng seperti pembaca buku. Saat mereka membuka halaman pertama dan berkenalan dengan salah satu tokoh, imajinasi mereka terbentuk. Saat paragraf pertama dibacakan, mereka sudah membayangkan," kata Cut Mini.
Cut Mini sedang mendongeng di acara Nivea #SentuhanIbu di Senayan City, Jakarta Selatan, Senin 27 November 2017.
Cut Mini mengingatkan para ibu, momen mendengar cerita pengantar tidur akan dikenang anak saat mereka beranjak dewasa. Anak-anak, kata Cut Mini, cenderung mengingat momen-momen kecil yang menyentuh nurani. Mini misalnya, saat kelas 3 SD mendapat hadiah tempat pensil dari seseorang. Ia kemudian menceritakan hadiah itu kepada orang tua dan teman-teman sekolah. Saking berisiknya bercerita, Mini sampai dipanggil guru sekolah.
"Anak kecil dapat hadiah pasti senang. Saya mengimbau orang tua melibatkan anak-anak dalam dongeng. Jadikan dongeng sebagai hadiah kecil tak terlupakan setiap malam," Cut Mini menukas. Baca: Kaesang Pangarep, 1 dari 5 Tokoh Paling Populer di Media Sosial
Sementara Brand Manager Nivea Creme PT Beiersdorf Indonesia, Panji Cakrasantana menyebut, aktivitas mendongeng merupakan bagian dari rangkaian kampanye Nivea #SentuhanIbu. Panji berkeyakinan, dongeng yang terdapat dalam edisi spesial Nivea Creme memiliki landasan budi pekerti. Dengan harapan, dongeng itu membentuk karakter positif bagi anak-anak.
Penampilan Cut Mini di acara Festival Film Tempo 2017 di Epicentrum, Jakarta. TEMPO | Astari P. Sarosa
"Nilai persahabatan, kepercayaan diri, dan tidak mudah putus asa penting untuk diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Di sinilah peran penting ibu dalam mengawal tumbuh kembang anak. Kami mendorong ibu agar semakin kreatif dalam menciptakan momen dengan anak," kata Panji.
Dongeng mirip dengan kegiatan membacakan buku kepada anak. Kedua kegiatan ini tentunya dapat meningkatkan kecerdasan menulis dan berbicara anak. Pakar pendidikan dan kecerdasan ganda Universitas Harvard, Amerika Serikat, Thomas Amstrong faktor kecerdasan selalu dikaitkan dengan kemampuan anak dalam menguasai hitung-hitungan. Padahal, tidak semua anak kuat dan punya kecenderungan terhadap kecerdasan angka semacam itu. Baca: Efek Bully Pada Bunga Jelitha, Takut Pulang ke Tanah Air
Berdasarkan penelitian yang dikembangkan Howard Gardner sejak 1983, setiap manusia punya delapan potensi kecerdasan yang seharusnya bisa distimulasi sejak kecil. Setiap anak bisa saja memiliki delapan jenis kecerdasan tersebut.
Tapi biasanya anak akan menonjol di salah satu sisi kecerdasan. Di sinilah perlunya peran orang tua untuk menangkap kecenderungan minat anak, lalu membantunya mengoptimalkan kecerdasan tersebut.
Orang tua harus bisa sering meluangkan waktu berinteraksi dengan anak mereka. Saat potensi kecerdasan anak terlihat, mereka bisa melakukan Smart Strength Finder. Smart Strength Finder berisi puluhan pertanyaan yang harus dijawab orang tua mengenai anak mereka. Baca: Beda Gaya Fashion Kate Middleton dan Meghan Markle saat Tunangan
Contohnya soal apakah anak suka bermain alat musik, apakah anak lebih suka menggambar, atau bahkan anak ternyata diam-diam kerap berinisiatif melakukan sesuatu. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menunjukkan kecenderungan kecerdasan anak.
Setelah orang tua mengetahui jenis kecerdasan yang dimiliki anak, di sinilah proses memberikan simulasi dimulai. Misalkan, bagi anak yang suka bermain alat musik bisa diperkenalkan dengan mengikuti les piano. Agar stimulasi berjalan efektif, semua kegiatan harus dilakukan dengan penuh kegembiraan.
Membacakan buku, disebutkan Thomas, adalah salah satu cara efektif untuk mengasah kecerdasan anak. Di dalam buku cerita terdapat unsur-unsur yang bisa dimanfaatkan untuk menggali potensi kecerdasan anak seperti bahasa, bunyi, gambar, dan imajinasi.