Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belajar Sejarah, Intip Triknya Agar Tak Membosankan

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Sejumlah peserta ikuti ajang Mandiri Jakarta Marathon 2017 di Jakarta Pusat, 29 Oktober 2017. Ajang lari ini memilih start dan finish di kawasan Silang Monas, dengan menempuh rute-rute yang memperlihatkan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal seperti Kawasan Kota Tua, Fatahillah Square, Gereja Kathedral, Mesjid Istiqlal, Bundaran Hotel Indonesia, termasuk gedung-gedung pencakar langit Ibukota. TEMPO/Rully Kesuma
Sejumlah peserta ikuti ajang Mandiri Jakarta Marathon 2017 di Jakarta Pusat, 29 Oktober 2017. Ajang lari ini memilih start dan finish di kawasan Silang Monas, dengan menempuh rute-rute yang memperlihatkan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal seperti Kawasan Kota Tua, Fatahillah Square, Gereja Kathedral, Mesjid Istiqlal, Bundaran Hotel Indonesia, termasuk gedung-gedung pencakar langit Ibukota. TEMPO/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belajar sejarah tidak hanya melalui buku. Namun juga bisa dilakukan dengan cara yang lebih asyik yaitu mereka ulang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah. Kegiatan ini biasa disebut dengan istilah re-enactment.

Kini komunitas-komunitas reenactor pun sudah bermunculan di berbagai wilayah di Indonesia. Mereka biasa menggelar kegiatan merekonstruksi ulang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah. Ciri khas komunitas ini adalah para pelakunya mengenakan pakaian ala tentara pada masa lalu. Mulai dari Tentara Keamanan Rakyat hingga prajurit asing.

Baca juga:
Kanker Nasofaring, Begini Kim Woo Bin Melewati Kemoterapinya
Solange Knowles Mengidap Autonomic Disorder, Apa Itu?
Akhir Tahun dan Alkohol Waspada Sindrom DTs, Efeknya Bisa Panjang

Boy Aries Tjahyono dari Paguyuban Reenactor Indonesia berbagi cerita tentang kegiatan reenactmen bersama komunitasnya. Berikut petikan wawancara Bisnis dengannya melalui sambungan telepon:

Bisa dijelaskan latar belakang berdirinya komunitas ini?
Jadi awalnnya itu dari [kegiatan] air soft gun. Namun, dalam perjalanannya beberapa dari kami mulai memperhatikan detail-detail sejarah. Kok bajunya zaman modern. Akhirnya kami gali literatur-literatur sejarah untuk mengetahui seperti detail-detail seragam yang dipakai perang pada saat itu. Kami juga bertanya dengan pelaku-pelaku sejarah. Dari situlah kami akhirnya menemukan detail-detailnya. Tidak hanya seragam, tetapi juga detail kejadian penting dalam sejarah. Entah itu di luar negeri maupun di dalam negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kami juga telah bekerjasama dengan pemkot dan pemda untuk menggelar kegiatan seputar reenactment seperti di Surabaya, Bekasi, dan Bandung. Rencananya kami akan menggelar even nasional dengan latar belakang perang dunia II, sekitar Februari di Bukit Sentul. Saat ini terdaftar 35 orang pegiat reenactmen dari berbagai daerah. Termasuk dua jurnalis dari Jerman yang mau meliput kegiatan ini.


Bagaimana dengan riset sejarahnya?
Kami biasa mengunjungi museum-museum untuk melihat-lihat detail-detail seragam perang. Kemudian membaca buku. Kami ingin tahu pula taktik perang seperti apa yang merka gunakan. Apalagi sekarang ada internet riset jadi lebih mudah.

Anggotanya dari kalangan mana saja? Ada syarat khususkah?
Beranekaragam mulai dari mahaiswa, pelajar, pengusaha hingga Tni, dan Polri. Walau beragam tetapi tujuan kami sama yaitu memperhatikan sejarah. Kita tidak ada persyaratan khusus yang penting ada kemauan belajar sejarah. Untuk anggota yang aktif ada sekitar 35 – 40 orang.


Bagaimana persiapan sebelum melakukan reka ulang pertempuran?
Biasanya kami jika hendak melakukan kegiatan ini tentu izin terlebih dahulu kepada pihak terkait. Kalau masalah detail seragam dan lainnya, kami bicarakan di grup Whatsapp. Selain itu kami kadang-kadang di-videoin. Kemudian juga foto. Adegannya tidak harus perang, tetapi kami juga menampilkan adegan humanis seperti tentara sedang membaca surat dari keluarga, bagi-bagi rokok hingga mengelap senjata.


Berapa biaya yang dikeluarkan untuk kostum-kostum tentara
?
Kalau biaya relatif. Biasanya teman-teman yang memiliki usaha konveksi membuat seragam-seragam tersebut. Tetapi mereka pelajarai dahulu detail-detail seragam itu untuk mendekati aslinya. Setelah itu mereka menjualnya. Jadi ada tiga kategori terkait seragam ini. Ada replika lokal, model dan polanya sama dengan seragam asli hanya bahannya berbeda. Harganya pun lebih murah.

Terus ada replika luar negeri. Bahan da polanya sama dengan seragam asli. Cuma harganya lebih mahal. Nah ada lagi relik. Kalau seragam ini betul-betul yang dikenakan tentara pada saat itu. Harganya lumayan mahal. Kebanyakan kalau relik untuk koleksi.

Kalau seragam rata-rata harganya Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta. Lain halnya dengan seragam tentara Jerman itu satu setnya harganya Rp5 juta. Sedangkan seragam tentara Amerika itu agak murah Rp2 juta. Untuk senjata bisa menggunakan air soft gun,harganya memang mahal sekitar Rp7 juta dan paling mahal Rp16 juta. Jika tidak memungkinkan, kami juga biasa menggunakan replika senjata yang terbuat dari kayu harganya RP500 ribuan.


Dengan kegiatan ini, belajar sejarah jadi lebih mengasyikkan ya
?
Betul. Melalui kegiatan ini kami juga mengajak anak muda untuk mari bersama belajar sejarah. Anak muda sekarang malas baca. Main sebar berita tau-tau hoax. Biasanya kalau di reenactor akan kelihatan mana yang sering baca dan tidak dari seragamnya.


Bagaimana peminatnya?
Sudah mulai berkembang. Ada beberapa mahasiswa dan pelajar juga yang antusias mengikuti kegiatan [belajar sejarah] ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

5 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

12 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

15 hari lalu

Andien dan keluarga/Instagram -@andienaisyah
Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

Penyanyi Andien menceritakan perjalanan foto Lebaran keluarganya selama 8 tahun terakhir


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

15 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

25 hari lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.


8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

31 hari lalu

Ilustrasi isi kulkas. shutterstock.com
8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

37 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

39 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu bus dalam acara Mudik Bareng PLN di Jakarta Selatan, 8 Juni 2018. Menyambut Idul Fitri 1439 Hijriah, PLN menyediakan 100 bus gratis bagi 5.300 orang untuk mudik ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Tempo/Fakhri Hermansyah
Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

Program mudik gratis PLN digelar sejak Sabtu, 16 Maret 2024.


Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

43 hari lalu

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

Hingga kini motif satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan masih jadi teka teki. Polisi belum membuka ke publik.


Riwayat Hidup Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Diperiksa Secara Psikologi Forensik

43 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Polisi Gidion Arif Setyawan di Polres Metro Jakarta Utara, Senin 17 Juli 2023. ANTARA/HO-Humas Polri
Riwayat Hidup Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Diperiksa Secara Psikologi Forensik

Polisi belum mau mengungkap kasus satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara.