Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengubah Jam Karet Jadi Tepat Waktu? Contoh Jepang Yuk

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi waktu makan. shutterstock.com
Ilustrasi waktu makan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bicara soal waktu, orang Indonesia dianggap piawai dalam hal mengaret-ngaretkannya. Tetapi bangsa Jepang pun pernah mengalami hal itu. Namun, mereka berhasil mengubah watak ngaret-nya menjadi tepat waktu.

Seperti dipaparkan oleh Susy Ong dalam bukunya berjudul Seikatsu Kaizen, pada masa lalu jam waktu Jepang sama dengan jam Indonesia yaitu, ngaret. Datang tepat waktu pada sebuah acara merupakan hal yang langka di Jepang kala itu.

Awal pendisiplinan Jepang ini terjadi ketika Jepang mulai berinteraksi dengan negara-negara barat. Susy menuliskan setelah sekian lama menutup diri dari dunia asing, pada 1871-1873, para petinggi Pemerintahan Jepang memutuskan melakukan kunjungan ke negara-negara barat seperti Amerika Serikat, dan 11 negara di Eropa. Baca juga:Susut 22 Kilogram, Intip Trik Sam Smith Menjadi Langsing

Dipimpin oleh negarawan Iwakura Tomomi, rombongan itu mengunjungi pabrik, sekolah, pelabuhan, kantor pemerintahan, dan bertemu para pemimpin negara. Delegasi Jepang itu tercengang oleh kedisiplinan masyarakat barat. Kesimpulan dari Misi Iwakura ini adalah Jepang masih sangat tertinggal dalam industri dan kualitas SDM.

Oleh sebab itu Jepang harus mencontoh negara barat jika ingin maju. Merespon kunjungan tersebut, pemerintah Jepang bekerja sama dengan masyarakat kelas menengah mereka melaksanakan serangkaian kampanye nasional. Tujuannya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Jepang.
Ilustrasi manajemen waktu.

“Dari malas, santai, tidak disiplin, teledor, apatis, dan boros menjadi rajin, hemat, disiplin, teliti, dan antusias untuk maju,” tulis Susy.

Misalnya, pada 1889, beberapa tokoh masyarakat yang terkesan dengan kedisiplinan masyarakat barat lantas berinisiatif mendirikan Asosiasi Reformasi Pola Hidup Jepang. Motivasinya yaitu untuk menerapkan kedisiplinan kepada rakyat Jepang yang kala itu masih memiliki pola hidup kampungan.

Susy mengungkapkan kisah ketidakdisiplinan masyarakat Jepang ini tertuang dalam buku karya Ketua asosisasi tersebut Dohi Masataka. Dohi menuliskan masyarakat Jepang ketika itu tidak pernah datang tepat waktu ketika menghadiri rapat atau pesta. Mereka menganggap terlambat dan menyuruh orang lain menunggu adalah hal biasa.

Langkah nyata lainnya ditempuh dengan membentuk opini publik mengenai pentingnya reformasi pola hidup. Surat kabar, buku, majalah-majalah didorong untuk membangun kesadaran publik soal kedisplinan.

Hal itu terlihat pada 1903, ketika terbit buku tentang jam karya Ishii Kendo. Dalam buku itu, penulis membandingkan jam buatan Jepang, Swiss, dan Amerika. Kesimpulannya, jam buatan Jepang tingkat ketepatannya paling rendah. Baca juga: Arti Sahabat, Begini Serunya Jennifer Lawrence dan Emma Stone

Selain itu dikisahkan juga tentang pengalaman Yagi Hidetsugu, ilmuwan Jepang penemu antena gelombang elektromagnetik yang murka ketika diundang oleh pemda mengisi ceramah tetapi hadirin dan pejabat pemdanya telat datang.

Tidak hanya lewat buku atau surat kabar, pada November 1919, kementerian pendidikan Jepang mengkampanyekan reformasi pola hidup dengan menggelar pameran life improvement di Museum Pendidikan Tokyo. Pameran itu menampilkan poster dan foto-foto mengenai pola hidup yang efisien mencakup segi sandang, pangan, dan papan.

Susy mencatat pameran tersebut mendapat sambutan luar biasa dari warga Tokyo. Akhirnya dibentuklah Better Life Union, perkumpulan hidup yang lebih baik dengan agenda antara lain tepat waktu, tata krama, buang kebiasaan gengsi, hilangkan tingkah laku menggangu kesehtan dan kebersihan umum, dan menabung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sejak 1956, pemerintah dan tokoh masyarakat memulai kampanye nasional untuk meningkatkan moral publik yaitu mengajak rakyat agar bertingkah laku sesuai dengan standar masyarakat beradab.”

Berkat ikhtiar konsisten ini, masyarakat Jepang memetik hasilnya. Mereka sekarang menjadi rujukan dalam ketepatan waktu. Dengan kata lain bangsa negeri matahari terbit ini tidak dilahirkan sebagai bangsa tepat waktu.

Dihubungi lewat sambungan telepon, Susy mengatakan, keberhasilan Jepang dalam mereformasi pola hidup seperti tepat waktu karena peran Pemerintah dan kelas menengah yang bersama-sama mengkampanyekan hal tersebut. Imbauan-imbauan tentang kedisplinan disebar ke seluruh penjuru negara hingga ke pelosok-pelosok. Umpamanya, poster-poster yang menyindir kebiasaan telat sebagai hal yang memalukan. Hal tersebut dilakukan secara konsisten.

“Jadi lama kelamaan orang makin sadar,” tuturnya kepada Bisnis.

Selain itu, ujarnya, tidak sekadar mengimbau tetapi juga ada penghargaan yang diberikan. Perusahaan atau instansi pemerintah akan memberikan penghargaan bagi pegawainya yang kerap tepat waktu. “Tidak hanya memberikan hukuman tetapi juga ada reward,” tutur wanita lulusan Universitas Tokyo ini. Baca juga: Mengapa Kita Membuat Resolusi Tahun Baru? Ini Sejarahnya

Dalam konteks Indonesia, menurut Susy perusahaan memiliki andil besar dalam mereformasi pola hidup ini. Perusahaan-perusahaan bisa menjadi penggerak untuk mendisiplinkan para karyawannya demi efisiensi kerja. Di samping itu, tokoh masyarakat juga mempunyai peluang yang sama. Mereka dapat menjadi panutan dalam hal ini.

“Pemerintah juga perlu tetapi perlu dibantu oleh perusahan dan tokoh masyarakat.”

Dalam kesempatan terpisah, Sosiolog dari Universitas Padjajaran Yusar Mulijadji berpendapat budaya tepat waktu di Jepang hadir seiring keterbukaan mereka pada dunia barat pada era resotrasi Meiji. Mereka mengambil hal-hal positif dari barat termasuk budaya tepat waktu. Padahal masa lalunya, mereka juga terkenal ngaret.

Dalam beberapa catatan, ujarnya, pelayar Inggris mengeluhkan hal tersebut. Mereka melihat orang Jepang memang pekerja keras tetapi tidak tepat waktu. “Jadi budaya [tepat waktu orang Jepang] tidak murni-murni budaya Jepang tetapi impor dari barat-industrial. Tetapi modal awal bekerja kerasnya sudah ada dalam spiritualitas orang Jepang,” ujarnya.

Dalam kasus Indonesia, Yusar menilai industrialisasi baru menyentuh fisik belum pada aspek pola hidup. Menurut dia, industrialisasi akan mengubah seseorang dari yang asalnya mengandalkan metafisis menjadi saintis. Namun industrialisasi yang terjadi di Indonesia belum masuk ke proses manusianya.

“Saya kira itu titik pentingnya kenapa kita selalu jam karet. Industrialisasinya tidak terserap sempurna,” ujarnya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

2 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

5 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

6 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

12 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

15 hari lalu

Andien dan keluarga/Instagram -@andienaisyah
Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

Penyanyi Andien menceritakan perjalanan foto Lebaran keluarganya selama 8 tahun terakhir


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

15 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

25 hari lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.


8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

31 hari lalu

Ilustrasi isi kulkas. shutterstock.com
8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

37 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

40 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu bus dalam acara Mudik Bareng PLN di Jakarta Selatan, 8 Juni 2018. Menyambut Idul Fitri 1439 Hijriah, PLN menyediakan 100 bus gratis bagi 5.300 orang untuk mudik ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Tempo/Fakhri Hermansyah
Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

Program mudik gratis PLN digelar sejak Sabtu, 16 Maret 2024.