TEMPO.CO, Jakarta - CEO Kibar, Yansen Kamto mengatakan ada lima sektor yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan oleh anak muda yang ingin berwirausaha. "Kelima itu adalah bidang agrobisnis, pendidikan, kesehatan, pariwisata dan logistik," katanya di Menara Kibar Rabu 10 Januari 2018.
Menurut Yansen, kelima bidang itu memiliki masalah yang kompleks di Indonesia, sehingga menyelesaikan masalahnya bisa memberikan peluang bisnis bagi anak muda saat ini. "Jadi, kalau bisa start up tidak hanya menjual barang saja, tapi anak muda bisa memberikan solusi di lima bidang ini," katanya.
Saat ini di Indonesia baru ada sekitar 1 persen lebih orang yang membuat start up. Jumlah itu dinilai masih kecil dibandingkan jumlah masyarakat Indonesia, dan berbagai masalahnya. Belum lagi kebanyakan yang wirausaha itu hanya menjual barang dan tidak memikirkan penyelesaian masalah. Baca: Status Nikah Siri Disembunyikan Pria Karena 2 Alasan Ini
Ia menyarankan agar para ahli melakukan kolaborasi untuk menyelesaikan berbagai masalah itu. Ia mencontohkan di bidang agrobisnis. Banyak sekali masalah peternakan yang bisa dikembangkan dengan didukung oleh aplikasi. Salah satu yang pernah diketahui Yansen adalah ada kelompok anak muda yang mau melakukan usaha budidaya rumput laut.
Dalam bidang kesehatan lain lagi. Kolaborasi antara ahli teknologi informasi dengan para ahli di bidang kesehatan pun bisa menyelesaikan berbagai solusi. "Bisa saja membuat aplikasi donor darah, mempertemukan pasien dengan psikolog, aplikasi mencari makan yang lebih sehat," katanya.
Untuk pariwisata pun sama. Dengan potensi pariwisata Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang tiada habisnya ini, anak muda bisa menghubungkan berbagai pihak yang saling menguntungkan untuk mengembangkan sektor ini. "Misalnya membuat aplikasi yang menghubungan pelancong dengan tur guide," katanya. Baca: Ahok Gugat Cerai, Tak Perlu Pusing: Ini Alasan Tompi
Yansen mencontohkan desainer Didiet Maulana yang membuat berhasil mengangkat kain tenun dan mencoba mengembangkan pariwisata di tanah Sumba, Nusa Tenggara Timur. "Padahal profesi awal itu itu desainer yang akhirnya membuat pakaian untuk pagelaran seperti Jakarta Fashion Week," kata Yansen.
Lain lagi pelukis Naufal Abshar. Pria muda ini pun berhasil mengembangkan seni lukis yang tadinya hanya dibuat di kanvas. Naufal berkolaborasi dengan beberapa desainer untuk mengaplikasikan hasil lukisannya ke baju-baju desainer. Naufal juga berkolaborasi dengan penyanyi yang akan mencetak hasil lukisannya sebagai sampul album si penyanyi. "Maka utamanya adalah kolaborasi," katanya.
Urusan transportasi dan logistik lainnya juga bisa menjadi ladang untuk dikembangkan anak-anak muda kreatif. Bisa saja anak muda mulai mengembangkan aplikasi untuk menyelesaikan masalah rute, atau masalah logistik lainnya. Baca: Gaji PNS Naik, Simak 6 Trik Jitu Agar Gaji Naik dari Ahlinya
Yansen mengatakan anak-anak muda yang sudah mulai mencari solusi di lima bidang itu kebanyakan berasal dari luar Jakarta. Ia menduga kebanyakan dari mereka merasakan berbagai kesulitan dalam mendapatkan akses di lima bidang itu.
Yansen mengajak lebih banyak anak Indonesia memiliki nafsu dan semangat wirausaha. "Coba kalau seluruh Indonesia raya tidak hanya menjual, tapi juga membangun solusi. Seperti Didiet atau Naufal itu, Apa tidak keren namanya," katanya