TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas sepertinya sudah tidak bisa ditawar lagi untuk dihindari. Studi baru-baru ini menemukan bahwa obesitas saja dapat menjadi faktor risiko penyakit jantung.
Haitham Ahmed, M.D., dari Cleveland Clinic mengatakan bahwa meskipun seseorang memiliki jumlah lemak yang baik, jika mereka mengalami obesitas, kemungkinan peningkatan risiko penyakit jantung tetap ada.
Baca juga:
Legenda Merah pada Perayaan Imlek, Ini Kisahnya
Peruntungan Cinta Menurut Shio di Tahun Anjing Tanah
"Penelitian tersebut menunjukkan bahkan jika Anda mengalami obesitas yang secara metabolik sehat, dan berarti Anda gemuk, tapi tidak memiliki faktor risiko penyakit lain, seperti idak ada tekanan darah tinggi, tidak ada kolesterol tinggi, tidak diabetes, Anda masih memiliki risiko lebih terhadap penyakit jantung koroner, lebih banyak gagal jantung dan lebih banyak stroke dibanding dengan orang yang memiliki berat badan normal, " kata Dr. Ahmed.
Studi tersebut mengamati 3,5 juta orang dewasa yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Riset terhadap peserta dilakukan selama lebih dari lima tahun dan hasilnya menemukan bahwa dengan obesitas saja dapat memicu penyakit jantung untuk kedepannya.
Penting untuk dicatat, Dr. Ahmed melanjutkan, bahwa penelitian tersebut tidak melihat faktor-faktor lain seperti diet, kebugaran atau aktivitas fisik, yang juga dapat berperan dalam risiko jantung.
Ia mengatakan penting bagi mereka yang mengalami obesitas untuk mengurangi berat badan mereka.
"Memiliki adipositas lemak(obesitas) dan terutama sentralnya berada di sekitar area mid-abdomen telah terbukti berkorelasi dengan risiko penyakit jantung," ungkap Dr. Ahmed. "Jadi sangat penting untuk mengurangi berat badan itu, bahkan jika Anda tidak memiliki faktor risiko kegemukan."
Dr. Ahmed mengatakan bahwa langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat badan adalah dengan melakukan banyak gerakan. Bisa dimulai dengan hal sederhana yang tidak perlu melibatkan gym atau rencana latihan yang intensif. Baca: Hobi Motor: Eddi Brokoli Suka Solo Riding, Apa Istimewanya?
Menurutnya, sebaiknya mulai dengan pelan-pelan namun berjalan secara konsisten.
"Saat Anda berada di suatu tempat, pilihlah naik tangga dibanding eskalator atau lift. Anda bisa melakukan putaran bolak-balik, atau berjalan cepat," kata Dr. Ahmed. "Ini benar-benar latihan yang hebat. Anda bisa melakukannya sepuluh menit setiap harinya. Hal ini cukup untuk membuat ritme detak jantung Anda naik."
CLEVELANDCLINIC | CARDIOSMART