Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Anda Menderita Aritmia? Begini Cara mendeteksinya

image-gnews
Foto ilustrasi. Dok: StockXpert
Foto ilustrasi. Dok: StockXpert
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah merasa jantung berdebar-debar? Mungkin Anda mengalami Aritmia. Rasa berdebar pada jantung adalah gejala yang sering terindikasi pada pasien aritmia. Begitu disebutkan Ketua Indonesian Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS) dr. Dicky Armein Hanafy di Jakarta, Rabu 24 Januari 2018.

Aritmia sendiri adalah kondisi dimana produksi impuls atau penjalaran impuls listrik ke otot jantung mengalami gangguan atau abnormal. Dengan kata lain ritme atau irama detak jantungnya tidak teratur. Perubahan irama jantung yang tidak teratur ini bisa terasa sangat cepat, lambat atau bahkan tidak beraturan.

Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia terkait kondisi aritmia masih sangat rendah. Terutama  terkait dengan pengetahuan dan informasi mengenai penyakit ini sendiri. Padahal, gejala yang timbul dan terindikasi penyakit aritmia sangat umum dan biasa dialami banyak orang.

Baca juga: 
Hari Gizi Nasional, Cegah Stunting dengan Tablet Penambah Darah
Kalah Populer dengan Penyakit Jantung Koroner, Apa itu Aritmia?
Terlihat Bersih, 5 Benda Ini Ternyata Menyimpan Banyak Bakteri

Selain gejala rasa berdebar pada jantung tadi, gejala lain yang bisa dideteksi adalah denyut nadi. Jumlah denyut nadi normal pada orang dewasa saat istirahat adalah 60-100 denyut per menit. Jadi, jika irama jantung Anda berfrekuensi dibawah 60 kali/menit ataupun diatas 100 kali/menit irama jantung Anda tidak normal.

Gejala lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah pusing yang teramat sangat, pingsan, stroke, bahkan bisa menyebabkan kematian mendadak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal terkait deteksi dini terhadap gejala aritmia tersebut juga diungkapkan oleh Dokter dan Konsultan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Agung Fabian Chandranegara kepada Tempo 24 Januari 2018 di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat,

“Intinya semua penyakit jantung dimulai dari keluhan yang ringan. Kemudian karena tidak aware, tidak waspada dan tidak tahu cara mendeteksinya maka jatuh ke level yang berat. Inilah pentingnya deteksi dini,” ungkap dia.

Terkait deteksi dini, Dicky juga memperkenalkan metode deteksi dini aritmia yang bisa Anda lakukan sendiri, yaitu MENARI(Mendeteksi Nadi Sendiri).

Berikut langkahnya:

  • Pegang nadi di tangan Anda dengan 3 jari, hal ini karena tiga jari bisa lebih sensitif merasakan nadi
  • Ukur waktu selama satu menit, kemudian hitung berapa banyak denyutan di tangan Anda
  • Perhatikan bagaimana ritme denyutan, apakah kuat atau lemah, apakah konstan atau ada jeda
  • Anda juga bisa mengukur denyut nadi dalam waktu 10 detik, hitung jumlah nadi dan dikalikan 6.

Normalnya jumlah denyut nadi akan berkisar di angka 60-90 an. Namun, bila tidak ada keluhan lain yang dirasakan, pada 50-an pun masih bisa dianggap normal dari indikasi penyakit jantung aritmia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Luka Kronis yang Dialami Pekerja Bisa Triliunan, Guru Besar Unair: Di Indonesia Tidak Dihitung

1 hari lalu

Ilustrasi produktivitas pekerja.
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Luka Kronis yang Dialami Pekerja Bisa Triliunan, Guru Besar Unair: Di Indonesia Tidak Dihitung

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), David S. Perdanakusuma, menyinggung besarnya potensi kerugian ekonomi akibat pekerja tidak masuk kerja karena mengalami luka kronis.


Studi: Pola Makan Sedikit Lebih Efektif untuk Kesehatan Dibanding Diet Ekstrem

2 hari lalu

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Studi: Pola Makan Sedikit Lebih Efektif untuk Kesehatan Dibanding Diet Ekstrem

Ilmuwan dari The Jackson Laboratory (JAX) mendapati bahwa pola makan yang lebih sedikit bisa menjaga kesehatan. Hasil penelitian dengan ribuan tikus.


Waspada Masalah Jantung di Usia Muda, Lakukan Skrining Penyakit Kronis Sedini Mungkin

2 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Waspada Masalah Jantung di Usia Muda, Lakukan Skrining Penyakit Kronis Sedini Mungkin

Penyakit jantung tidak hanya menjadi ancaman bagi kelompok usia lanjut, tetapi juga dapat menyerang mereka yang masih muda.


Saran Dokter untuk Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi

3 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Saran Dokter untuk Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi

Dokter menjelaskan cara untuk menurunkan kolesterol tinggi dalam tubuh. Contohnya menghindari makanan manis dan lemak jahat, juga berolahraga rutin.


Pernah Terinfeksi Covid-19? Peneliti Ingatkan Risiko Lebih Besar Alami Penyakit Jantung dan Stroke

3 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Pernah Terinfeksi Covid-19? Peneliti Ingatkan Risiko Lebih Besar Alami Penyakit Jantung dan Stroke

Penelitian mengungkapkan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 lebih berisiko mengalami penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.


Kunjungi Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Ridwan Kamil Janjikan Program Dokter Keliling bagi Lansia

4 hari lalu

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil bertemu dengan warga Komplek Tosiga, Jakarta Barat, di acara pemeriksaan kesehatan gratis pada Kamis, 10 Oktober 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Kunjungi Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Ridwan Kamil Janjikan Program Dokter Keliling bagi Lansia

Ridwan Kamil kunjungi posko pemeriksaan gratis di Jakbar, janjikan program dokter keliling bagi gratis bagi lansia.


Guru Besar UGM Sebut Anak Berkebutuhan Khusus Juga Perlu Imunisasi

5 hari lalu

Petugas memberikan vaksinasi polio terhadap anak saat Hari Bebas Kendaraan Car Free Day, Dukuh Atas, Jakarta, Minggu, 15 September 2024.Puskesmas Setia Budi melakukan jemput bola atau turun langsung memberikan vaksin polio tipe dua kepada masyarakat selama Car Free Day (CFD) untuk mencegah penyebaran virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum menerima imunisasi lengkap. Sebelumnya, Pemda DKI Jakarta sejak 23 Juli 2024 mengadakan vaksinasi polio putaran kedua. TEMPO/Ilham Balindra
Guru Besar UGM Sebut Anak Berkebutuhan Khusus Juga Perlu Imunisasi

Imunisasi tetap harus diberikan kepada anak berkebutuhan khusus selama tidak memiliki gangguan medis yang menyertai.


5 Penyebab Pohon Mangga Tidak Berbuah

6 hari lalu

Ilustrasi mangga muda (Pixabay.com)
5 Penyebab Pohon Mangga Tidak Berbuah

Berikut sejumlah penyebab pohon mangga tidak berbuah.


4 Prioritas Kerja Sama Indonesia dengan Negara di Asia Selatan dan Asia Tengah

6 hari lalu

Ilustrasi Ekspor Impor Non Migas. antaranews.com
4 Prioritas Kerja Sama Indonesia dengan Negara di Asia Selatan dan Asia Tengah

Ada empat sektor prioritas dalam kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di Asia Selatan dan Tengah, diantaranya kesehatan dan farmasi


Kembali Sakit, Raja Salman dari Arab Saudi Mengidap Infeksi Paru-paru

7 hari lalu

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz melaksanakan salat Idul Fitri di Istana Al-Salam di Jeddah, Arab Saudi, 21 April 2023. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
Kembali Sakit, Raja Salman dari Arab Saudi Mengidap Infeksi Paru-paru

Raja Salman dari Arab Saudi mengalami infeksi paru-paru dan menjalani tes medis pada Ahad malam