Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada, Pembersih Semprot Turunkan Fungsi Paru-Paru

image-gnews
Kanker Paru-paru Kerap Terlambat Ditangani
Kanker Paru-paru Kerap Terlambat Ditangani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian baru di Eropa menemukan fakta bahwa wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, atau yang secara teratur membersihkan rumah menggunakan semprotan pembersih atau produk lainnya, memiliki penurunan kesehatan paru-paru yang lebih besar dari waktu ke waktu daripada wanita yang tidak membersihkan rumah. Bahan kimia yang menjengkelkan termasuk produk mengandung amonia menyebabkan penurunan fungsi paru dalam jangka panjang. Baca: Tren Unggah Foto Jadul, Simak 2 Maknanya Kata Psikolog

Para peneliti dari University of Bergen di Norwegia mengungkapkan bahwa orang yang menghirup pembersih semprot itu mengalami penurunan fungsi paru-paru sebanding dengan merokok 20 batang sehari dalam jangka waktu lebih dari 10 sampai 20 tahun. Peneliti ini menganalisis data 6.235 peserta dari Survei Kesehatan Pernafasan Masyarakat Eropa. Hasil dari penelitian tersebut, menunjukkan 53 persen peserta yang mengalami penuruan fungsi kesehatan paru-paru adalah perempuan.

Jumlah udara yang dikeluarkan wanita secara paksa per 1 detik (dikenal sebagai volume ekspirasi paksa/FEV1) menurun lebih cepat pada mereka yang rutin membersihkan rumah. Bahkan, penurunan fungsi paru-paru lebih cepat terjadi pada wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Risiko penyakit asma juga meningkat bagi orang yang menghirup cairan pembersih semprot itu. Kenaikan risikonya 12,3 persen dialami wanita yang rutin membersihkan rumah. 13,7 persen merupakan seseorang yang suka bersih-bersih di tempat kerja. Dan mereka yang tidak pernah bersih-bersih memiliki risiko penurunan fungsi paru-paru sebanyak 9,6 persen. Baca: Lelang Koleksi Pribadi Pejabat : Reza Rahadian Mau Lelang Apa?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para periset mengatakan bahwa penurunan kesehatan paru-paru mungkin disebabkan oleh iritasi yang disebabkan oleh bahan kimia pembersih pada selaput lendir yang melapisi saluran udara. Iritasi ini yang terkena secara terus-menerus dapat menyebabkan perubahan fungsi paru dalam jangka panjang.

Øistein Svanes, penulis utama dalam penelitian ini, mengatakan bahwa dalam jangka panjang, bahan kimia pembersih sangat memungkinkan untuk merusak paru-paru Anda. Ia juga mengatakan bahwa biasanya, Anda tidak memerlukan pembersih kimiawi, dan kain microfiber untuk membersihkan alat-alat atau benda kebutuhan rumah tangga. Penggunaan air sudah untuk melakukan pembersihan dan akan mengurangi faktor risiko penurunan fungsi paru-paru.

WEBMD | EXPRESS UK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

13 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

23 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

23 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

40 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.


Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

4 Maret 2024

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

Pakar mengatakan pemeriksaan mutasi EGFR merupakan jenis yang dilakukan untuk kanker paru untuk menentukan pengobatan yang tepat.


Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

3 Maret 2024

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.


Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

1 Maret 2024

Tumis Tauge Ikan Asin. youtube.com
Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

Pakar gizi menyebut enam makanan yang bisa membantu menurunkan risiko kanker dan mayoritas mudah ditemukan dengan harga murah.


Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

25 Februari 2024

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

Menurut WHO, sekitar 85 persen kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Simak saran pakar pulmonologi.


Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

6 Februari 2024

Ilustrasi mamogram. Wikipedia.org
Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

Skrining awal dikatakan spesialis onkologi radiasi dapat meningkatkan angka kesembuhan serta mengontrol efek samping pengobatan kanker.


Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

16 Januari 2024

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

Batuk sebenarnya wajar saja tapi bila gejala semakin parah atau terjadi lama, akibatnya bisa mengiritasi paru-paru. Kapan perlu ke dokter?