TEMPO.CO, Jakarta - Bila anak Anda bersekolah di sekolah internasional, ada kemungkinan mereka bertemu dengan teman-temannya yang berbeda suku dan budaya serta bahasa. Situasi itu bisa saja anak Anda merasakan kejutan budaya. Hal itu mungkin dirasakan para siswa dalam program Yale Young Global Scholars (YYGS).
Qooco, sebuah perusahaan teknologi pendidikan yang bergerak dalam pembelajaran bahasa, bekerja sama membantu siswa sekolah menengah di Asia. Qooco turut menyumbangkan dana beasiswa tahunan ke dalam program Yale Young Global Scholars (YYGS). Beasiswa Yale Young Global Scholars-Qooco diberikan senilai US$ 150.000 atau Rp 1,9 miliar untuk biaya pendidikan dan transportasi. Beberapa negara di Asia yang menjadi pilihan program beasiswa ini adalah Cina, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Myanmar. Baca: 9 Pikiran Beracun yang Bisa Merusak Hubungan Cinta
Beasiswa ini juga didukung para ilmuwan yang telah memiliki pengalaman dalam mengatasi kejutan budaya dan mempelajari keterampilan serta kemampuan baru untuk memaksimalkan ajaran kepada peserta. CEO & Mobile Learning Evangelist Qooco, David Topolewski menjelaskan kejutan budaya dapat menjadi pengalaman positif bagi peserta program itu. "Karena menghadapkan mereka pada pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah," katanya melalui surat elektronik kepada Tempo pada 5 Maret 2018.
Tentu ada cerita menarik yang terjadi selama program itu dalam mengatasi perbedaan bahasa dan budaya masing-masing peserta tersebut. Contohnya saat mengikuti Proyek Capstone, yang merupakan sesi pemecahan masalah tim yang diadakan selama kursus berlangsung. Dalam proyek ini, para peserta diminta untuk bekerja sama dalam kelompok dan mengidentifikasi masalah dalam topik tertentu, melakukan penelitian latar belakang yang ketat, dan mengusulkan solusi yang berdampak kepada rekan dan instruktur mereka. Seorang siswa, Xiao Liang Cheng, memiliki rasa gugup untuk berinteraksi dengan orang lain sebelum pengalaman ini, namun setelah menghadiri Proyek Capstone, dia menjadi lebih terbuka. Baca: Oscar 2018, Ini Gaun Termahal Sepanjang Sejarah Oscar
Selain itu, siswa asal China, Li Yanxiang, juga telah menemukan minat setelah mengikuti program ini. Li semakin semangat mendalami dan mempraktikan ilmu filsafat. Para siswa juga menuliskan pengalaman mereka selama mengikuti program, termasuk saat mengendarai kereta bawah tanah, karaoke bersama,dan tentu saja mencicipi kuliner khas.
David menjelaskan beasiswa itu diharapkan dapat mendorong siswa kurang mampu untuk berprestasi di bidang akademis mereka. "Hal ini menunjukkan kepada mereka bahwa ada kemungkinan bagi mereka untuk memiliki kehidupan yang lebih nyaman melalui pendidikan tinggi jika mereka bekerja cukup keras,” katanya.
David juga berharap beasiswa ini memberi mereka dasar di dunia profesional serta membantu mereka mencapai tujuan dari hidup mereka. Siswa diharapkan dapat mengasah kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan fleksibel. Mereka juga dilatih untuk terlibat secara produktif dengan beragam kelompok teman sebaya. Para siswa juga diharapkan bisa mengeksplorasi ide baru dan menarik, serta bertemu dengan para ilmuwan dan praktisi terkemuka dan mengembangkan keterampilan komunikasi utama.
Ada beberapa tahap seleksi yang perlu diikuti siswa yang ingin mendapatkan beasiswa itu. Pertama, seleksi siswa yang berlatar belakang sederhana yang memang membutuhkan dukungan finansial. Lalu, peserta diminta memberikan beberapa dokumen penting dari wali sahnya. Beberapa surat itu adalah surat keterangan dari wali sah peserta yang menyatakan posisi, gaji, tunjangan, dan masa kerja mereka. Terakhir salinan formulir pajak penghasilan yang dibayar para wali. Baca: Masturbasi Tak Menyehatkan, Simak 9 Fakta Tentang Mr P
David melanjutkan, siswa perlu menunjukkan tingkat kemahiran bahasa Inggris yang tinggi. Hal ini sangat penting, karena siswa harus dapat mengartikulasikan pemikiran mereka selama mengikuti program secara koheren dan akurat. David juga menjelaskan bahwa semua pemohon akan diberi serangkaian tes untuk menilai kemampuan bahasa Inggris mereka sebelum dipilih. Dari tes inilah para siswa akan dinilai kemampuan mengartikulasikan pemikiran mereka dalam bahasa Inggris. Hasil tes ini juga yang akan membantu mereka saat mereka bersaing dengan talenta dari berbagai belahan dunia. "Program ini memang sulit, namun sangat bermanfaat," kata David.