TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Divisi Hematologi-Onkologi Medik Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Nadia A Mulansari mengatakan ada beberapa cara seseorang mendeteksi dini kanker usus alias kanker kolorektal. "Yang paling mudah gejalanya itu feses yang berdarah," kata Nadia pada acara bertema 'Kenali Kanker Kolorektal Lebih Dekat' pada Selasa 3 April 2018 di Kantor Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta.
Selain itu, gejala kanker usus juga bisa dilihat dari bentuk feses kita yang bentuknya seperti kotoran kambing. "Bentuknya kecil-kecil kayak kotoran kambing," kata Nadia.
Lalu gejala juga bisa dilihat dari perubahan jadwal buang air besar atau memang sulit buang air besar. Selain itu, ada juga gejala lain yaitu perut kembung, nyeri dan tegang. Terkadang bila diraba ada masa atau tonjolan pada perut. Bila nafsu makan seseorang menurun juga bisa menjadi gejala masalah kanker usus.
Baca juga:
Festival Cheng Beng: Kremasi Sudah Dilakukan Sejak Zaman Kuno
Festival Cheng Beng Saatnya Mengingat Leluhur, Puncaknya 5 April
Waspada 3 Zodiak Ini, Cinta Bisa Putus Tiba-tiba
Nadia mengatakan indikasi buang air besar berdarah bisa jadi gejala kanker usus, namun juga bisa gejala wasir. Perbedaannya, biasanya pada letak sakit di perut. Pada penderita wasir akan terasa lebih di bagian bawah perut. "Wasir biasanya terjadi di bagian bawah, dokter pasti bisa melihat bedanya kanker dengan wasir," katanya.
Nadia menyarankan agar bila seseorang mengalami feses yang berdarah atau gejala lainnya, segera berkonsultasi ke dokter agar segera dikenakan tindakan. Nadia mengatakan semakin cepat deteksi dini dilakukan, maka semakin tinggi kesempatan penderita kanker usus ini untuk sembuh. "Semakin awal dideteksi, kesembuhan kanker usus bisa mencapai 85-95 persen," katanya.
Seminar "Kenali Kanker Kolorektal Lebih Dekat" di Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta Selasa 3 April 2018/Istimewa
Kanker kolorektal menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia, baik pria maupun wanita. Data GLOBOCAN 2012 menunjukkan insiden kanker ini adalah 12,8 per 100.000 orang penduduk, dengan tingkat kematian 9,5 persen.
Bahkan, secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah 1 dari 20 orang. "Di negara barat yang maju, kanker kolorektal diderita usia 40 tahun ke bawah sekitar 6 persen. Di Indonesia, jumlah penderitanya 35 persen di bawah usia 40 tahun," kata Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru W. Sudoyo.
Ada beberapa cara deteksi dini untuk pasien yang tidak mengalami gejala kanker usus. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan colok dubur.Hal itu bisa menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin. Lalu ada pula masalah pemeriksaan tes darah dan samar pada tinja di laboratorium klinik. Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan pada orang berusia 50 tahun ke atas. Kemudian ada lagi pemeriksaan dengan alat yang dimasukkan ke dalam dubur. Bila dalam dua kali pemeriksaan kesehatan rutin hasilnya negatif, maka pemeriksaan rutin bisa dilakukan setiap 3-5 tahun sekali.