TEMPO.CO, Jakarta - Permasalahan pelayanan kesehatan di Indonesia masih banyak. Beberapa masyarakat daerah dan pedalaman memiliki hambatan untuk mendapatkan akses layanan primer. Ada pula kesulitan masyarakat kota yang tetap harus mengantri lama sekali untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit yang memiliki pasien dengan jumlah terlalu banyak.
Untuk menangani hal itu, Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo mengatakan salah satu cara untuk mengejar ketertinggalan pelayanan kesehatan di Indonesia adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan menerapkan telemedis atau telekomunikasi kesehatan. "Terobosan teknologi sebetulnya bisa memperbaiki ini," kata Suryo pada diskusi 'Peran Teknologi meningkatkan Akses Kesehatan' di Jakarta Jumat 13 April 2018.
Baca juga:
Stop Kemasan Plastik atau Bahaya Ini Mengintai Kita
Mark Zuckerberg Dicecar Kasus Facebook, Ini Arti Bahasa Tubuhnya
Lelang Memorabilia Simpson, Kisah Cinta Raja yang Dikucilkan
Menurut Suryo, telemedis dan peningkatan teknologi dalam pelayanan medis dapat memperluas akses, kapasitas dan keterjangkauannya kepada masyarakat. Hal ini tidak hanya berlaku di Indonesia, namun juga di dunia. Telemedis merupakan istilah untuk pemakaian teknologi komunikasi dalam dunia kesehatan untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh.
Dengan menggunakan telemedis, pasien tidak hanya bisa melakukan konsultasi kepada dokternya dalam jarak jauh, namun juga bisa merasakan beberapa kemudahan. Salah satunya meringankan ongkos transportasi dari rumah ke rumah sakit. Dengan bantun telemedis, maka masyarakat bisa terbantu dalam mendiagnosis awal. Dokter pun bisa lebih mudah memantau kondisi pasien secara berkala. "Telemedis lebih digunakan untuk bentuk preventif, bukan untuk kejadian emergency," katanya.
Suryo mengatakan telemedis bukan hanya digunakan sebagai aplikasi konsultasi online saja. Walau tidak akan menggantikan kebutuhan konsultasi tatap muka, telemedis dapat membantu, misalnya dalam teleradiologi. Telemedis bisa saja diterapkan mulai dari pendaftaran pemeriksaan kesehatan. "Dengan begitu akan menghemat waktu. Rekam medis juga bisa terintegrasi serta penggunaan alat kesehatan bisa saling terhubung," katanya. Dengan pemanfaatan yang optimal melalui telemedis, kata Suryo, pelayanan kesehatan bakal lebih efisien baik dari segi waktu dan biaya.
Penerapan telemedis ini juga dinilai penting oleh Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARRSI). Anggota Tim Kompatemen Jaminan Kesehatan Nasional ARSSI Fajaruddin Sihombing mengatakan telemedis memang baik diaplikasikan di rumah sakit. "Buat kami ini sangat membantu kami. Ini sudah menjadi kebutuhan bagi industri rumah sakit," kata Fajaruddin.
Walau begitu, pemerintah perlu membuat regulasi untuk mendukung telemedis. Selain itu, konsep telemedis ini juga membutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang besar berupa jaringan dan koneksi internet yang kuat. Maklum dengan telemedis, pasien di Surabaya, bisa saja langsung berkonsultasi kepada dokter yang ada di Jakarta melalui jaringan online. Dokter di Amerika pun bisa berkolaborasi dengan dokter di Indonesia untuk memberikan nasihat kepada pasien di Indonesia.
"Ini tugas berat, belum semua rumah sakit punya sudut pandang yang sama dan platformnya berbeda-beda, negeri dan swasta. Perlu sinergi termasuk dengan penyedia jaringan komunikasi," kata Fajaruddin.