Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Generasi Milenial Penting Melek Keuangan, Simak Tips Ini

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi menghitung uang. shutterstock.com
Ilustrasi menghitung uang. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belajar tentang keuangan penting dilakukan masyarakat. Generasi Milenial, kelompok masyarakat yang dianggap boros dan kurang memikirkan investasi pun perlu untuk melek keuangan. 

Sebagai seorang pegawai negeri sipil yang belum genap lima tahun bekerja, penghasilan Bernadeta hanya cukup untuk membiayai hidupnya sehari-hari. Perempuan 29 tahun yang bekerja di salah satu kementerian ini mengaku, sumber penghasilan tambahan lain yang bisa ia andalkan adalah uang saku dinas perjalanan ke luar kota dari kantornya. "Itu pun tidak rutin," ujarnya kepada Tempo, Awal Mei 2018. Baca: Pernah Duet dengan Ahmad Dhani, Ini Perjalanan Karir Dewi Perssik

Dengan penghasilan yang dirasa pas-pasan, Deta-begitu ia biasa disapa-harus pintar-pintar mengatur pengeluarannya agar gaji bulanannya tak habis begitu saja. Apalagi dia sejak dulu bercita-cita punya tempat tinggal sendiri. Beruntung, sejak pertama bisa memiliki penghasilan sendiri, Deta sudah memulai menyimpan uangnya dalam beberapa instrumen investasi. Belakangan, berbagai macam instrumen investasi itu banyak dipromosikan di media-media sosial dalam kemasan yang menarik buat anak muda.

Deta menyisihkan sebagian pendapatannya untuk diinvestasikan dalam bentuk reksa dana sejak 2013. "Sekitar 30 persen dari pendapatan rutin saya setorkan tiap bulan ke bank," ujarnya. Waktu itu Deta memilih investasi pada reksa dana campuran dan saham. Merasa masih kurang, dia juga mencicil membeli emas di Pegadaian. Baca: Heboh Sule Cerai, Sule Pernah Dihukum dengan Selendang Isi Batu

Awalnya, Deta merasa ragu saat hendak menginvestasikan uangnya di reksa dana. "Karena risikonya lebih besar ketimbang investasi lain seperti deposito." Bersama seorang temannya, dia mempelajari skema investasi yang ia bidik. Konsultasi dengan pegawai bank pun ia lakukan agar lebih yakin memilih produk reksa dana.

Salah satu trik yang ia gunakan untuk mempelajari produk reksa dana adalah membandingkan kinerja produk-produk yang ditawarkan. "Saya pilih yang penurunan nilainya tidak terlalu dalam, sehingga lebih aman." Adapun bank kustodian (tempat menitipkan dana investasi) yang dipilih adalah yang menyediakan fitur auto-debet setiap bulan. Dengan demikian, gajinya langsung terpotong dan masuk ke instrumen investasi.

Deta mengaku menyisihkan uang untuk investasi adalah bentuk pengorbanannya untuk masa depan agar lebih terjamin. Dia terpaksa menahan hasrat berbelanja dan berlibur dengan lebih kuat, karena penghasilannya sebagian sudah disisihkan untuk tabungan masa depan. Baca: Ternyata Awal Mula Kaesang Pangarep Bisnis untuk Bayar Kuliah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya cukup manis. Dalam waktu empat tahun menabung dan menyimpan uang di reksa dana dan menabung emas, Deta mengaku sudah mampu membayar uang muka sebuah apartemen di Jakarta Selatan. Menurut dia, secara keuntungan, reksa dana menjanjikan hasil lebih besar ketimbang emas. "Tapi memang harus teliti memilih produknya sebelum berinvestasi."

Deta bisa dibilang sebagai anak muda yang sudah melek manajemen keuangan. Meski belajar sendiri tanpa bantuan perencana keuangan, dia sudah memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan. Golongan ini, menurut Otoritas Jasa Keuangan, dianggap sudah paham fitur-fitur yang ada pada bank atau perusahaan jasa keuangan, termasuk mengetahui manfaat dan risiko, hak, serta kewajiban yang terkait dengan produk dan jasa keuangan. Baca: Seks dengan Penderita Kanker Serviks, Lelaki akan Tertular?

Sayangnya, kelompok masyarakat yang melek ilmu menata keuangan ini belum banyak. Berdasarkan hasil survei OJK pada 2013, jumlah masyarakat Indonesia yang terbilang "melek keuangan dengan baik" baru 21,84 persen. Dalam hasil survei berikutnya, pada 2016, jumlah itu hanya naik sedikit menjadi 29,7 persen.

Masih banyaknya kelompok masyarakat yang belum "melek keuangan" dengan baik ini, menurut Ketua Satuan Tugas Waspada Investasi OJK Tongam L. Tobing, menjadi salah satu penyebab masih banyaknya korban praktik investasi bodong. Masyarakat yang tidak paham investasi cenderung mudah tergiur keuntungan besar dalam waktu cepat. "Ini yang dimanfaatkan para pelaku (penipuan)," ujarnya, beberapa waktu lalu.

PRAGA UTAMA | DINI PRAMITA | VINDRY FLORENTIN

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Gunakan Paylater agar Tidak Boncos

2 jam lalu

Ilustrasi PayLater. Tim Douglas/Pexels
Tips Gunakan Paylater agar Tidak Boncos

Jangan terhanyut penggunaan paylater yang bikin keinginan belanja lebih mudah. Kemudahan ini sering membuat masyarakat abai terhadap konsekuensinya.


Tips Mendaki Gunung Bersama Rombongan, Penting untuk Pemula

7 jam lalu

Ilustrasi mendaki gunung. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Tips Mendaki Gunung Bersama Rombongan, Penting untuk Pemula

Mendaki gunung biasanya dilakukan berkelompok, baik dengan teman sesama pecinta alam atau bersama orang baru dalam open trip.


Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

1 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

Media sosial diidentifikasi sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan mental. Kemenkes sebut enyebut pentingnya literasi.


Terpopuler: Daftar Menteri Jokowi yang Dikabarkan Lanjut di Kabinet Prabowo, Manoj Punjabi Jadi Direktur Utama Net TV

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Mentri ESDM Bahlil Lahadalia saat menghadiri Malam Penganugerahan Penghargaan Subroto Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis, 8 Oktober 2024. TEMPO/Muhammad Rizki Yusrial
Terpopuler: Daftar Menteri Jokowi yang Dikabarkan Lanjut di Kabinet Prabowo, Manoj Punjabi Jadi Direktur Utama Net TV

Pergantian pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto semakin dekat. Sejumlah nama menteri Jokowi dikabarkan masih ada.


Kemenkop UKM: 70 Persen Koperasi di Indonesia Bergerak pada Usaha Simpan Pinjam

2 hari lalu

Peserta beraktivitas di salah satu stan dalam pameran INABUYER B2B2G EXPO 2023 di Gedung Smesco Jakarta, Rabu, 5 Juli 2023. INABUYER B2B2G EXPO merupakan acara yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). TEMPO/Tony Hartawan
Kemenkop UKM: 70 Persen Koperasi di Indonesia Bergerak pada Usaha Simpan Pinjam

Kemenkop UKM menyoroti masih rendahnya koperasi yang bergerak di sektor riil. Ia mengungkap, jumlah koperasi sektor riil saat ini masih di bawah 30 persen dari total jumlah koperasi aktif.


Investor Pasar Modal Tembus 14 Juta per Oktober 2024, BEI: Literasi Keuangan Perlu Digenjot Lagi

2 hari lalu

Suasana acara Pembukaan Perdagangan Sesi Kedua Dalam Rangka 47 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024. Menurut data BEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal RI hingga Juli 2024 mencapai 13,45 juta investor. TEMPO/Tony Hartawan
Investor Pasar Modal Tembus 14 Juta per Oktober 2024, BEI: Literasi Keuangan Perlu Digenjot Lagi

PT Bursa Efek Indonesia mencatat investor pasar modal sudah tembus 14 juta single investor identification (SID) per awal Oktober 2024.


Pengamat Ungkap Alasan Sebut Gagasan Pramono Anung-Rano Karno Lebih Fokus dan Realistis

5 hari lalu

Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Pramono Anung (kanan) dan Rano Karno (kiri) mengikuti debat pertama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024. Debat perdana tersebut mengangkat tema penguatan SDM dan transformasi Jakarta menjadi Kota Global. ANTARA/Aprillio Akbar
Pengamat Ungkap Alasan Sebut Gagasan Pramono Anung-Rano Karno Lebih Fokus dan Realistis

Pengamat menuturkan program Pramono Anung-Rano Karno melindungi gen Z yang menjadi korban PHK sangat tepat.


Adik Prabowo Sebut Gen Z dan Milenial Enggan Punya Anak: Karena Harga Rumah Mahal

5 hari lalu

(Dari kiri) Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Jakarta, Anindya Novyan Bakrie, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, dan Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian Kadin versi Munaslub Jakarta, Mulyadi Jayabaya, usai acara
Adik Prabowo Sebut Gen Z dan Milenial Enggan Punya Anak: Karena Harga Rumah Mahal

Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan banyak generasi muda kelas menengah enggan punya anak karena harga rumah mahal.


Ketika PKS Ajak Milenial dan Gen Z Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

6 hari lalu

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa serta Emil Elestianto Dardak. ANTARA/HO-Tim KIP
Ketika PKS Ajak Milenial dan Gen Z Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

PKS berharap memberikan kontribusi terbaik untuk Indonesia dan Jatim melalui upaya pemenangan Khofifah-Emil dan paslon lain di daerah.


OJK Ajak Generasi Muda Bijak Kelola Keuangan melalui Literasi

7 hari lalu

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen dan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Friderica Widyasari Dewi beserta jajaran Dewan Keuangan Inklusif (DNKI) foto bersama usai pembukaan acara Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu, 5 Oktober 2024. Dok. OJK
OJK Ajak Generasi Muda Bijak Kelola Keuangan melalui Literasi

Generasi muda diajak bijak memanfaatkan layanan keuangan sebagai bagian dari perencanaan keuangan masa depan