TEMPO.CO, Jakarta -Juara itu hanya yang nomor satu, hanya mencapai yang tertinggi, hanya mencapai yang terbaik. Tidak ada juara dua, apalagi juara tiga. Begitulah salah satu falsafah orang Rusia. Oleh sebab itu, jadilah sang nomor satu dengan raihan yang terbaik.
Namun, untuk selalu eksis menjadi sang nomor satu, sebaiknya kita justru terus menerus mempertahankan ‘semangat orang nomor dua’.
Dengan selalu membuat rasa hati berada di nomor dua, kita tidak akan pernah kehilangan semangat untuk memburu posisi nomor satu dalam makna selalu berupaya memperbaiki apa yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.
Baca juga:
Ini 6 Jurus Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular Kobra
Obat Hipertensi Bisa Lindungi Ginjal? Tilik Keterangan Ahli
Salmon dan 7 Makanan Ini Bisa Bikin Mood Tambah Asyik, Coba Yuk
Menurut Alfred Adler, anak atau orang di posisi kedua selalu berusaha memacu dirinya untuk bisa menyamai. Anak kedua, atau orang peringkat kedua, selalu seperti berada dalam pacuan dan jika ada yang di depannya, dia selalu berusaha mengalahkannya.
Orang seperti ini selalu tidak nyaman dengan perasaan bahwa dirinya dilindungi dan mencari hal lain untuk membuktikan bahwa pelindungnya gagal dengan menunjukkan bahwa yang bisa melindungi dirinya adalah dia sendiri.
Ilustrasi pria bermain dengan anak-anak. baby.ru
Dalam keluarga anak-anak berjuang keras untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang serta berbagai sumber daya lainnya dari orangtua. Adler berpendapat anak kedua berada dalam posisi yang sangat berbeda dibandingkan dengan anak pertama.
Sejak lahir dia harus berbagi perhatian dari orang tua dengan kakaknya. Anak kedua selalu melihat bahwa di depannya ada anak lain yang lebih dari dirinya baik dalam hal usia maupun proses perkembangan.
Anak kedua pada awalnya menentukan model dirinya dengan mengacu pada saudara kandung yang tertua. Anak kedua tidak sebagai anak yang kesepian tetapi selalu memiliki contoh dari perilaku saudara kandung yang tertua sebagai model atau ancaman untuk bersaing dengannya.
Adler merupakan anak kedua yang memiliki hubungan kompetitif dengan saudara laki-laki yang lebih tua dalam seluruh hidupnya.
Kompetisi dengan anak pertama dipacu oleh anak kedua. Stimulasi anak kedua sering lebih cepat berkembang daripada yang diperlihatkan anak pertama. Anak kedua didorong untuk mengejar dan mengungguli saudara yang lebih tua, tujuannya biasanya kecepatan bahasa dan perkembangan motorik.
Tanpa pengalaman kekuatan, anak kedua praktis tidak memiliki kekhawatiran sebagaimana anak pertama dan lebih optimistis dalam memandang masa depan. Anak kedua kemungkinan menjadi sangat kompetitif dan ambisius.
Didorong oleh kebutuhan untuk mengungguli saudara yang lebih tua, anak yang belakangan lahir sering berkembang hingga pada tingkat kesungguhan. Hasilnya, mereka sering berprestasi tinggi dalam pekerjaan apa pun yang mereka kerjakan.
Belajar dari pemikiran Adler dan falsafah orang Rusia, dalam setiap bidang kehidupan, peliharalah rasa sebagai posisi kedua agar selalu berada dalam pacuan sekalipun sesungguhnya Anda telah berada pada posisi terbaik dibandingkan dengan ‘peserta’ lain.
Kata ‘peserta’ di sini harus dilengkapi dengan tanda petik, karena sangat boleh jadi orang lain di sekitar Anda sesungguhnya tidak memposisikan diri dalam persaingan atau menduduki Juara .