Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi remaja sedang konsultasi dokter. shutterstock.com
Ilustrasi remaja sedang konsultasi dokter. shutterstock.com
Iklan

Berbagai kegiatan sehat di sekolah itu nantinya akan dinilai dalam ajang lomba sekolah sehat setahun sekali. Selama ini penilaian yang diberikan dalam ajang itu adalah aktivitas dan fasilitas setiap sekolah. "Mulai 2019 atau 2020, penilaian akan kami ubah untuk melihat kualitas anak sekolahnya apakah ada yang kekurangan atau kelebihan gizi," katanya.

Eni mengakui masih ada kekurangan dalam mengingatkan remaja terkait gaya hidup dan nutrisi sehat. "Untuk remaja, perlu ada guru yang bisa mengedukasi kesehatan kepada para muridnya. sumber daya manusia di puskesmas kami terbatas," kata Eni.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Project Manager Young Health Programme (YHP) dari Yayasan Plan International Indonesia (YPII) Fahmi Arizal mengatakan masalah yang dihadapi remaja itu rata-rata berasal dari keluarga. "Sehingga apakah asupan remaja itu baik atau tidak itu tergantung komunikasi di keluarganya," kata Fahmi.

Baca: Jerawat dan 2 Masalah Ini Kerap Menghantui Usia Remaja

Fahmi pun mendukung adanya konsep keluarga dalam program utama Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang digadang-gadangkan pemerintah. Pemerintah memiliki banyak program bagus, namun ada beberapa tantangan yang perlu diperbaiki dalam implementasi program itu. Misalnya dalam konsistensi dan pengawasan. Fahmi mengatakan masih banyak petugas puskesmas yang tidak terinformasi dengan baik tentang kebijakan pemerintah pusat. Selain itu, ia pun menilai masih ada tenaga kesehatan di puskesmas yang kurang memahami masalah remaja. "Bayangkan, kami sudah pernah berikan pelatihan 1-2 tahun, tiba-tiba petugas itu harus dirotasi ke tempat lain. Akibatnya kami perlu melakukan orientasi tentang remaja dari awal lagi kepada petugas baru," katanya.

Ilustrasi remaja. Shutterstock

Implementasi yang menjadi kendala lain adalah dalam koordinasi antara lembaga. Ketika Kementerian Kesehatan kesulitan sumber daya manusia untuk melakukan penyuluhan, maka guru dan kurikulum sekolah yang ada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seharusnya memiliki peran untuk mengatasi masalah itu. Sayangnya proses kolaborasi itu tidak bisa cepat berhasil. "Saya pernah pengalaman untuk memasukan kesehatan reproduksi remaja dalam kurikulum dan penting diajarkan para guru. Tapi penolakan dan hambatan birokrasi masih ada di banyak titik," kata Fahmi yang pernah menjadi penyuluh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

Selain pemerintah, Fahmi berpendapat butuh juga untuk mengajak orang tua untuk ikut serta menjamin kesehatan remaja seperti program utama pemerintah. Namun tantangan lain pun hadir dari masalah sosial. Saat ini semakin banyak orang tua yang bekerja dan tidak pernah di rumah. Akhirnya interaksi antara orang tua dan anak pun sulit dilakukan sehingga tidak jarang remaja mengikuti gaya hidup atau berteman dengan orang yang tidak tepat. "Masalah remaja itu berasal dari keluarga, bagaimana komunikasi dia di rumah, apakah dia mendapatkan pendidikan tentang kesehatan remaja di keluarga?" kata Fahmi yang mengakui keluarga adalah pondasi utama untuk kesehatan remaja.

Ahli gizi Tan Shot Yen mengatakan gizi pada remaja adalah cermin sampai atau tidaknya pesan gizi kepada keluarga dan manusia calon pembentuk keluarga. Tan mengatakan diet yang dilakukan remaja seperti Rika memang banyak dilakukan remaja, tapi masyarakat perlu ingat, untuk mendapatkan bentuk tubuh atau berat badan proporsional itu bukan terjadi karena diet. “Tapi karena pemasukan dan pengeluaran kalori yang imbang atau disesuaikan dengan kebutuhan tubuh,” kata Tan.

Masalah kekurangan gizi atau juga kelebihan gizi yang dialami remaja di berbagai daerah di Indonesia bisa mengakibatkan anemia. Anemia itu bisa memperburuk kondisi kesehatan seseorang, khususnya anak perempuan, ketika mereka menjadi ibu nanti. Alasannya mereka dikhawatirkan melahirkan anak yang stunting.

Tan menyarankan agar masyarakat mengetahui mengapa orang bisa anemia. Menurut Tan, orang kurus maupun orang obesitas bisa mengalami obesitas. “Jika asupan gula garam lemaknya tinggi, tapi tidak kaya akan protein bahkan tidak punya kandungan zat besi yang cukup maka orang yang obesitas pun bisa mengalami anemia,” kata Tan.

Selain mengkonsumsi asupan kaya zat besi, untuk berperang melawan anemia pada remaja,Tan juga menyarankan agar anak remaja juga perbanyak makan sayur dan buah. “ Vitamin C, sayur, dan buah mempercepat penyerapan zat besi. Sebaliknya, kafein dalam teh dan kopi, serta kalsium dan serat berlebihan bisa menghambat penyerapan zat itu,” kata Tan yang tidak menyarankan makan nasi berbarengan dengan teh, seperti yang kebanyakan dilakukan para remaja.

Baca: Remaja Butuh Ruang Aman agar Tidak Bunuh Diri

Eni setuju dengan pentingnya mengkonsumsi sayur dan buah lebih banyak untuk remaja. Bila ada remaja yang kesulitan makan sayur dan buah, pemerintah sedang mengkampanyekan makan daun kelor yang ada dalam bentuk kapsul atau pun sayur. “Daun kelor, yang dulunya dianggap daun penuh mistis, ternyata mengandung zat besi yang tinggi. Kita Manado sudah biasa makan itu, sehingga anemia di daerah itu sangat rendah,” kata Eni yang berharap masyarakat daerah lain mengikuti kebiasaan baik masyarakat Manado ini.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.


Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

1 hari lalu

BPJS Kesehatan menjamin biaya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN. Berikut daftar rumah sakit di Jakarta Selatan yang menerima BPJS Kesehatan. Foto: Canva
Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.


Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

3 hari lalu

Peserta BPJS Kesehatan tengah mengurus kelengkapan administrasi di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Pasar Minggu, Jakarta, Kamis, 14 Mei 2020.  Presiden Joko Widodo alias Jokowi kembali mengumumkan Perpres kenaikan tarif BPJS Kesehatan. Tempo/Tony Hartawan
Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

5 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

7 hari lalu

Seorang calon jamaah haji mendapatkan suntikan vaksin Meningitis pada pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel, Pamulang, Tangsel, Selasa (4/9). ANTARA/Muhammad Iqbal
4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.


Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

7 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai membahas kerjasama program Gas-Kipas Stunting bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Kantor Apindo, Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.


Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

8 hari lalu

Logo World Water Forum ke-10. Dok. Worldwaterforum.org
Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.


Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

8 hari lalu

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF
Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.


Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

9 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai membahas kerjasama program Gas-Kipas Stunting bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Kantor Apindo, Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.


Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

9 hari lalu

Sejumlah siswa SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis pada 29 Februari 2024. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp 15 ribu per porsi dalam simulasi program makan siang gratis tersebut. Antara/Sulthony Hasanuddin
Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar