6. Warren Buffet - Menarik dan Menjaga Tim Yang Hebat
Satu aspek kepemimpinan Steve Jobs yang sebenarnya ingin saya gandakan adalah kemampuannya untuk menarik dan mempertahankan bakat besar. Dari Jonathan Ive ke Tim Cook (disebutkan sebelumnya) hingga Eddy Cue kepada Jeff Williams, masa jabatan rata-rata mereka di Apple adalah di atas 20 tahun, dan kepemimpinan mereka telah membantu membuat Apple menjadi perusahaan yang mengubah industri seperti sekarang ini.
Baca: Egois dan Terlalu Kaku, Sifat yang Akan Menjauhkanmu dari Sukses
Demikian pula, dalam surat tahunan 2015 kepada para pemegang saham, Warren Buffett menyertakan foto staf kantor markas Berkshire Hathaway Omaha. Foto ini berisikan 25 staf yang sama di posisi yang sama dari dua pesta Natal terakhir.
Tahun demi tahun, 25 orang ini mengelola bagian dalam perusahaan senilai $ 329 miliar. Dan itu sama menariknya bahwa tidak ada yang keluar di tahun-tahun berikutnya, yang mana jarang terjadi di perusahaan-perusahaan lainnya industry, yang mengalami banyak keluar masuk staf terutama di kalangan staf junior, ini sangat mengesankan. Hal ini mengatakan banyak tentang kualitas Mr. Buffett. Setelah Anda memiliki orang yang tepat, Anda dapat mencapai apa pun.
Striker Barcelona, Lionel Messi, melakukan selebrasi setelah mencetak gol keempat bagi Barcelona saat bertanding melawan PSV Eindhoven dalam penyisihan Grup B Liga Champions di Camp Nou, Barcelona, Spanyol, 18 September 2018. Barcelona menang dengan skor akhir 4-0, tiga gol di antaranya dicetak oleh Messi. REUTERS/Sergio Perez
7. Lionel Messi - Membiarkan Karya Bicara untuk Diri Sendiri
Lionel Messi adalah salah satu pemain sepak bola terbesar yang pernah ada. Tapi saya lebih tertarik pada bagaimana dia membawa diri baik di dalam maupun di luar lapangan. Di lapangan, tidak pernah ada drama atau pamer keahlian. Setiap kali dia di hadang dengan keras, dia mencoba yang terbaik untuk tetap bangkit berdiri daripada menyerah dan gagal.
Dia membiarkan semua gol dan operannya bercerita tentang siapa dia. Dan di luar lapangan, dia mencapai keberhasilan yang berbeda ketika terpilih menjadi duta besar UNICEF fokus membantu anak-anak yang rentan, berdasarkan kesulitan yang dia hadapi di masa kecilnya sendiri. Pemimpin yang aman tidak harus membunyikan klakson mereka sendiri, tindakan mereka menginspirasi rasa hormat.