Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sering Diremehkan, Efek Influenza Lebih Parah dari Korban Perang

Reporter

Editor

Susandijani

ilustrasi flu (pixabay.com)
ilustrasi flu (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sering dianggap remeh,  influenza ternyata bisa berbahaya. Paling tidak begitulah disebutkan ilmuwan dan ahli penyakit infeksi asal Amerika Serikat Dr. Michael Osterholm.

Baca juga: Influenza juga Bisa Akibatkan Kematian, Intip Cara Mencegahnya

"Kita akan mengalami pandemi influenza yang buruk," kata Dr. Michael Osterholm dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Rabu, 17 Oktober 2018. Menurut dia, pandemi influenza adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia.

Terkait hal ini, menurutnya, penting bagi Indonesia untuk merespons krisis kesehatan ini. Pasalnya Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat pandemi influenza yang tinggi.

Osterholm mengatakan betapa berbahayanya pandemi influenza. Menurut dia, 100 tahun silam yakni tahun 1918, pandemi telah menyebabkan 60 persen populasi kehilangan nyawa.

Persentase kematian akibat pandemi juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah kematian akibat perang dunia. "Jumlah tentara Amerika yang meninggal di Eropa karena flu delapan kali lipat jumlahnya dibandingkan yang meninggal karena perang," katanya.
Ilustrasi pria flu. shutterstock.com
Menurut dia, saat ini kesiapan dunia dalam menghadapi pandemi influenza tidak lebih baik dibandingkan pada saat tahun 1918.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kesempatan tersebut, ia menambahkan bahwa dewasa ini dunia medis juga dihadapkan dengan tantangan vaksin termasuk jumlah stok vaksin dan efektifitas vaksin terhadap mikroba. Selain itu, tantangan lainnya adalah resistensi mikroba terhadap antibiotik karena mikroba telah bermutasi.

"Kemudian tantangan lainnya tentang resistensi. Mikroba banyak yang bermutasi dan tidak dapat dihancurkan dengan antibiotik," katanya. Osterholm bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang pandemi influenza.

"Saya tidak akan ada di Indonesia saat ini jika tidak ada kesempatan bekerja sama dengan Indonesia," katanya. Selain itu pihaknya juga terus berupaya bekerja sama dengan para tenaga medis dan ahli kesehatan untuk memikirkan solusi menangani resistensi mikroba terhadap antibiotik.
Ilustrasi flu -sakit (pixabay.com)
"Bagaimana kita menggunakan antibiotik dengan lebih baik, bagaimana kita ciptakan antibiotik baru, bagaimana menangani sanitasi. Kuncinya keamanan kesehatan global, pandemi influenza dan resistensi terhadap antibiotik adalah prioritas yang harus ditangani," paparnya.

Ia menambahkan bahwa saat ini diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk menemukan vaksin flu yang dapat melindungi dari berbagai jenis influenza.

"Kita butuh vaksin flu yang lebih baik. Saya melihat nanti di masa depan bahwa kita hanya perlu divaksin satu kali dan (vaksin) bertahan hingga 10-20 tahun dan dapat melindungi diri dari berbagai strain influenza, tidak hanya strain musiman, tapi juga strain pandemi," katanya.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


6 Masalah Kesehatan yang Bisa Muncul jika Kekurangan Vitamin C

1 hari lalu

Ilustrasi vitamin C (Pixabay.com)
6 Masalah Kesehatan yang Bisa Muncul jika Kekurangan Vitamin C

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Lantas, bagaimana jika tubuh kekurangan vitamin C?


Hingga April 2023 Ada 11 Kasus Kematian karena Rabies, Kemenkes: Segera ke Faskes jika Digigit Anjing

2 hari lalu

Warga bersama hewan peliharaannya yang akan diberikan vaksin pencegahan penyakit rabies di Perkampungan Mangga Dua Selatan Rt 03 / Rw 07, Jakarta Pusat, Selasa 8 Januari 2019. Petugas Hewan sasaran pemberian vaksi ini antara lain: anjing, kucing, musang dan kera. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Hingga April 2023 Ada 11 Kasus Kematian karena Rabies, Kemenkes: Segera ke Faskes jika Digigit Anjing

Sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB), rabies yaitu Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.


Kesehatan Kim Jong Un Disorot Lagi

4 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyapa warga saat menghadiri acara perayaan 74 tahun berdirinya Korea Utara, di Pyongyang, 9 September 2022. KCNA via REUTERS
Kesehatan Kim Jong Un Disorot Lagi

Berat badan Kim Jong Un diduga sudah 140 kilogram dan mengalami dermatitis


Efek Merokok 10 Akan Terasa Tahun Lagi, Ini yang Bikin Ketergantungan

4 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Efek Merokok 10 Akan Terasa Tahun Lagi, Ini yang Bikin Ketergantungan

Merokok semakin umum dilakukan masyarakat di Indonesia. Waspada, dampak buruk kesehatan bagi perokok akan dirasakan 10-20 tahun lagi.


7 Startup Kesehatan Dapat Bantuan Permodalan USD 25 Ribu dari Reckitt Indonesia dan Health Innovation Exchange

4 hari lalu

Ilustrasi startup. Shutterstock
7 Startup Kesehatan Dapat Bantuan Permodalan USD 25 Ribu dari Reckitt Indonesia dan Health Innovation Exchange

Ketujuh startup itu yakni Neurabot, Pedis Care, Primaku, Little Joy, KITA, Lovecare, dan Riliv.


Sederet Manfaat Sunat Anak Laki-laki bagi Kesehatan

4 hari lalu

Ilustrasi khitan dewasa. TEMPO/Wahyurizal Hermanuaji
Sederet Manfaat Sunat Anak Laki-laki bagi Kesehatan

American Academy of Pediatrics menyebutkan manfaat kesehatan sunat laki-laki baru lahir dapat mencegah infeksi saluran kemih, kanker penis, dan penularan beberapa infeksi menular seksual, termasuk HIV.


Bio Farma Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalen ke Nigeria, Sri Mulyani: Langkah Mendukung Soft Diplomacy

5 hari lalu

Vaksin pentavalen. Foto : CPHI
Bio Farma Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalen ke Nigeria, Sri Mulyani: Langkah Mendukung Soft Diplomacy

Bio Farma mengirim 1,5 juta dosis vaksin pentavalen--merek dagang vaksin Pentabio--ke Nigeria sebagai program hibah vaksin Indonesian AID.


Imunisasi Ganda, Solusi Kejar Imunisasi Anak yang Terlambat

6 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes (Oral Poliomyelitis Vaccine) kepada anak dan balita saat imunisasi polio serentak di Kantor Balai Desa Meureubo, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Senin 12 Desember 2022. Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) serentak di 21 kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada 12-16 Desember 2022 untuk menyasar 1,2 juta anak berusia nol hingga 12 tahun itu sebagai upaya percepatan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) Polio tipe 2 yang ditemukan di Kabupaten Pidie. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Imunisasi Ganda, Solusi Kejar Imunisasi Anak yang Terlambat

Imunisasi ganda dalam rangka mengejar keterlambatan imunisasi sangat bermanfaat, terutama untuk melindungi anak pada saat yang rentan.


Sri Mulyani Anggarkan Rp 8 Triliun untuk Soft Diplomacy dengan Negara Lain

7 hari lalu

Sri Mulyani Anggarkan Rp 8 Triliun untuk Soft Diplomacy dengan Negara Lain

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menganggarkan Rp 8 triliun untuk mendukung soft diplomacy dengan negara lain.


84 Persen Masyarakat di Asia Pasifik Akui Pentingnya Komunitas Dalam Jaga Kesehatan

7 hari lalu

Ilustrasi lari/herbalife
84 Persen Masyarakat di Asia Pasifik Akui Pentingnya Komunitas Dalam Jaga Kesehatan

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi orang ketika ingin hidup sehat. 84 persen mengakui peran komunitas bisa bantu jaga kesehatan.