TEMPO.CO, New York - Hari Ayah, rupanya masih menjadi kontroversi di kalangan para ayah itu sendiri. Di Amerika, tak sedikit yang meremehkan dan menyebut terlalu lebay. Karena katanya itu hanya merupakan cara untuk memperbanyak hari libur, dan menjinakkan ‘kekuatan’ seorang pria dengan memberi bunga dan pemberian hadiah yang nota bene dibeli dari uang ayah itu sendiri.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh Peran Ayah, Tilik Apa Kata Psikolog
Sebagai catatan, pada tahun 1972, di tengah-tengah kampanye pemilihan kembali presiden yang keras, Richard Nixon menandatangani proklamasi yang menjadikan Hari Ayah sebagai hari libur federal.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, ada sebuah gerakan yang ingin menghapuskan Hari Ibu dan Hari Ayah untuk dilebur menjadi ‘hanya’ satu hari libur saja, yaitu menjadi Hari Orang Tua. Mereka yang pro Hari Orang Tua ini setiap tahun berkumpul di Central Park Kota New York. Salah satu aktivisnya Robert Spere, menyebut : "bahwa kedua orang tua harus dicintai dan dihormati bersama."
Di Australia, seorang aktivis, Dr Red Ruby Scarlet, juga menyebut, sebaiknya Hari Ayah diubah menjadi Hari Orang Khusus (Special Person’s Day) , sehingga anak-anak tanpa ayah tidak merasa ditinggalkan. Atau sama seperti gerakan di Amerika, malah menggabungkan hari ayah dan hari ibu menjadi Hari Keluarga .
Ilustrasi ayah dan anak. Pxhere.com
"Saya percaya merayakan Hari Keluarga Internasional adalah cara yang lebih inklusif untuk merayakan kekayaan, keragaman dan kompleksitas hidup dan mencintai sebagai sebuah keluarga di dunia modern," katanya kepada komunitas sekolahnya.
Lepas dari semua kontroversi itu, ada fakta lain yang muncul, terutama dari sisi komersialnya. Faktanya, pada setiap hari liburan itu, contohnya Hari Ayah, para pengiklan gencar mengkomersialisasikan Hari Ayah sebagai Hari Natal ke-2 utamanya untuk pria. Di waktu tersebut mereka rajin mempromosikan barang-barang seperti dasi, topi, kaus kaki, pipa dan tembakau, klub golf dan barang olahraga lainnya, dan kartu ucapan. Tak heran jika, para ekonom memperkirakan bahwa Amerika menghabiskan lebih dari $ 1 miliar setiap tahun untuk hadiah Hari Ayah.
Baca juga: Hari Ayah: Begini Irwan Mussry Dipanggil Dad oleh Al, El dan Dul
Bagaimana di Indonesia? Hari Ayah di Indonesia, berawal dari peringatan Hari Ibu di Solo yang digelar paguyuban lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) pada 2014. Saat itu, usai acara, para penyelenggara dibuat terkejut oleh ungkapan seorang peserta.”Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi.”
Spontan pertanyaan itu membuat para penyelenggara mencari tahu kapan Hari Ayah diperingati di Indonesia. Ayah juga adalah sosok penting dalam keluarga. Tim PPIP pun mencoba menetapkan Hari Ayah jika belum ada di Indonesia.
Setelah melalui proses kajian, PPIP menggelar deklarasi Hari Ayah Indonesia pada 12 November, sekaligus sebagai Hari Ayah Nasional. Dari deklarasi tersebut digabung dengan Hari Kesehatan dengan semboyan, “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”.
Pada hari yang sama, deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, NTT. Dalam deklarasi itu diluncurkan buku ‘Kenangan untuk Ayah’ yang berisi 100 surat anak Nusantara yang diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah.
Seusai deklarasi, panitia mengirimkan buku tersebut dan piagam deklarasi Hari Ayah kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta bupati di 4 penjuru Indonesia yakni Sabang, Merauke, Sangir Talaud dan Pulau Rote. Setelah itu setiap tanggal 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional.
Baca juga: Hari Ayah, Begini Jika Sandiaga Uno Marah pada Sang Anak
ANTARA | HISTORY.COM | DAILYTELEGRAPH.COM.AU