TEMPO.CO, Jakarta - Keahlian berbicara di depan publik menjadi salah satu faktor yang penting dimiliki para pemimpin. Seringnya para pemimpin diminta untuk memberikan sambutan pada acara formal dan informal tentunya membuat mereka harus terbiasa berbicara di depan umum. Simak perbandingan gaya berbicara di depan umum ala calon presiden petahana Joko Widodo alias Jokowi dan saingannya, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, dari pandangan Konsultan Komunikasi Prita Laura.
Baca: Intip Gaya Jokowi Minum Teh di Mall, Apa yang Dipesannya?
Prita mengatakan perbandingan gaya berbicara kedua tokoh itu sering menjadi salah satu tema diskusinya bersama para peserta diskusi di forum-forum pelatihan public speaking. Dari pandangan Prita, Prabowo memiliki teknik berbicara di depan umum yang sangat baik. "Prabowo pandai menggunakan kalimat efektif, suaranya lantang dan berwibawa," kata Prita dalam sesi 'Keterampilan Berbicara di Depan Publik', Tempo Media Week 2018, Gedung Tempo, Sabtu 15 Desember 2018.
Gaya pidato Prabowo yang juga sering tanpa teks itu tentunya bisa membangkitkan emosional dan semangat para pendengarnya. "Secara teknik, Prabowo mengikuti semua teknik public speaking yang sering diajarkan di berbagai kesempatan. Bagus sekali," kata Prita.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan jaket bertuliskan ASIAN GAMES saat menemui siswa-siswa OSIS SMA berprestasi se-Indonesia di Istana Bogor, 3 Mei 2018. Jaket yang ia kenakan itu sebagai promosi ajang Asian Games 2018 yang akan digelar pada Agustus mendatang di Jakarta. Pada jaket hitam yang dikenakan Jokowi tersebut, terdapat pula ilustrasi beberapa bidang olahraga yang akan dilombakan dalam Asian Games 2018. TEMPO/Ahmad Faiz
Berbeda dengan Prabowo, Jokowi secara teknik berbicara di depan umum itu masih memiliki kekurangan. Dalam berbicara di depan umum, Jokowi sering kurang membuka mulutnya sehingga beberapa kali artikulasinya kurang jelas. "Jokowi juga banyak mikir. Apalagi saat ditodong wartawan, sering sekali terdengar 'eeee..'," kata Prita.
Walaupun memiliki teknik berbicara di depan umum yang kurang, Jokowi tetap memiliki keunggulan. Menurut Prita, Jokowi lebih banyak berkomunikasi dengan cara berkegiatan. Prita mencontohkan ketika Jokowi sedang berolahraga bola atau tinju dengan cucunya, Jan Ethes saat hendak mempromosikan pesta olahraga Asian Games 2018 di Jakarta. Lain waktu, Jokowi kerap mempromosikan pentingnya keluarga hanya dengan bermain dengan anak, menantu dan cucunya bukan dengan berpidato. Tidak jarang pula Jokowi berpakaian ala milenial untuk mencoba komunikasi dengan anak muda.
Pembawa acara berita Prita Laura memberikan materi dalam acara Tempo Media Week 2018 di Gedung Tempo, Jakarta, 15 Desember 2018. Acara ini digelar di coworking space Ruang & Tempo di Gedung Tempo, Palmerah. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Prita menilai gaya komunikasi Jokowi yang lebih suka melakukan kegiatan dengan Jan Ethes atau blusukan ke mall justru menutupi kekurangan Jokowi dalam hal teknik berorasi. "Jokowi itu cerdas dalam membaca situasi dan fleksibilitasnya melihat kondisi penontonnya. Hal itu juga sangat diperlukan dalam hal berbicara di depan umum," kata Prita.
Dari segi efektivitas pesan kedua calon presiden itu sampai di masyarakat, Prita mengatakan pesan Jokowi lebih mengena kepada para penontonnya. "Pengamatanku ini karena ada perbedaan zaman yang dialami Prabowo dan Jokowi," kata Prita.
Gaya bicara Prabowo itu mirip sekali dengan zaman orde baru. Gaya bicara itu cocok sekali ketka para pemimpin itu menjadi bintang yang ada di antara pendukung dan semua mata tertuju padanya. Gaya bicara itu juga dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono. "Di era itu, orang akan berpikir seorang pimpinan itu memang harus menjadi bintang terang. Cara bicara pun harus lantang," katanya.
Sebaliknya, saat ini masyarakat terlihat lebih suka berkomunikasi lebih egaliter seperti yang dilakukan Jokowi saat menyapa masyarakat. Dia mau ke mall dan berbicara tentang ekonomi kreatif. "Justru gaya seperti ini yang menarik hati masyarakat terutama generasi milenial sekarang," katanya.
Presidential hopeful Prabowo Subianto delivers a speech to Prabowo-Sandi volunteers at Istora Senayan, Jakarta, November 22, 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perubahan gaya komunikasi, Prita mencontohkan dalam pembuatan video. Dulu seseorang bila ingin membuat video dokumenter memerlukan berbagai teori dan membuat proyek serta membutuhkan dana besar untuk bisa mendapat perhatian penonton. Sekarang dengan mudahnya orang bikin vlog dengan hanya menggunakan kamera dan menyorotnya dengan cara selfie. "Banyak sekali orang yang menonton vlog yang seperti itu. Egaliter juga terasa ketika saat ini fans dengan mudahnya bisa berkomunikasi dengan para idola mereka khususnya melalui media sosial," kata Prita yang juga mantan jurnalis itu.
Prita menyarankan beberapa perbaikan gaya berkomunikasi untuk para calon presiden itu. Prabowo, kata Prita, memiliki personal branding yang identik dengan cara orasi militernya. Hal itu pula yang mungkin menjadi faktor masyarakat memilihnya. Namun ada baiknya Prabowo memperbanyak melakukan tanya jawab kepada para penonton. "Prabowo jangan keluar dari personal brandingnya. Tapi dengan membuat banyak tanya jawab dengan masyarakat, hal itu bisa membuat masyarakat terutama milenial merasa dekat dan lebih tertarik dengan Prabowo," kata Prita.
Baca: Gaya Iriana Saat Diajak Jokowi Tinggal di Hutan, Kan Ada Kamu!
Jokowi, kata Prita, juga sudah memiliki personal branding yang sangat kuat. Walaupun memiliki kekurangan dalam hal teknik komunikasi, tetap saja banyak yang menyukainya. "Tantangan Jokowi itu ya saat ditodong wartawan. Dia sering bicara terbata-bata," kata Prita yang berharap Jokowi bisa memperbaiki teknik bicaranya agar lebih lancar.