Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agar Anak Terhindar dari Kebiasaan Buruk Menggunakan Gawai

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Tinggal bersama dengan keluarga besar, seperti yang banyak dilakukan orang Indonesia, berisiko membentuk kebiasaan buruk anak dalam menggunakan media digital seperti Internet, media sosial, gawai, dan televisi. Sering kali parental mediation atau mediasi orang tua yang diterapkan tidak berjalan karena anak mengikuti kebiasaan anggota keluarga lainnya.

Baca juga: Psikolog Ungkap Dampak Negatif Gawai pada Perkembangan Anak

Dalam sebuah studi yang dilakukan Laras Sekarasih, psikolog dari Universitas Indonesia, sebagian keluarga besar, seperti nenek, kakek, paman, atau bibi si anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk media digital atau memperkenalkan Internet dan media sosial tanpa parental mediation.

Laras mengatakan, dalam kondisi tersebut, orang tua perlu melakukan tindakan agar anak tidak mengikuti kebiasaan buruk anggota keluarga lainnya, apalagi jika pengasuhan sehari-hari si anak diserahkan kepada mereka. Dalam studinya, Laras menemukan ada tiga strategi dasar yang biasa digunakan orang Indonesia untuk menghindari anak dari kebiasaan tersebut.

“Ada situasi di mana orang tua harus bilang ke kakek-nenek, 'Ada aturan di keluarga kecil kami (dalam penggunaan media digital), jadi tolong dihormati.',” kata Laras dalam simposium kecil “Young People and Media” di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi cara itu sulit dilakukan. Apalagi jika orang tua masih tinggal bersama kakek-nenek si anak, dan menyerahkan pengasuhan sehari-harinya kepada mereka. Untuk yang seperti itu, menurut Laras, caranya harus lebih halus. “Mungkin orang tua bisa merayu, bicara dari hati ke hati. Karena orang Indonesia biasanya lebih sulit berbicara frontal kepada orang tua. Jadi, bisa bicara begini, ‘Ma, boleh nggak nonton sinetronnya nanti aja kalau anakku sudah tidur’.”

Cara lainnya adalah menyediakan aktivitas alternatif untuk anak agar tidak terus-terusan bermain gawai atau menonton televisi. Persoalannya, selama ini sering kali kita tidak memiliki alternatif kegiatan. Laras mencontohkan kegiatan yang bisa diberikan kepada anak, antara lain membaca, membuat kerajinan tangan, atau sensory play.  

“Cuma tantangannya kalau kedua orang tua bekerja dan anak tinggal bersama dengan kakek-nenek. Tantangannya adalah bagaimana mempersuasi kakek-nenek agar mau menemani anak bermain alih-alih dikasih gawai atau televisi,” kata Laras yang juga Editorial Board Makara Human Behaviour Studies in Asia ini.

Baca juga: 

Orang Tua Hobi Main Gawai, Dampak pada Anak Sungguh Mengerikan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

1 jam lalu

BRI Cari Talenta Terbaik dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2022
Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.


Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

18 jam lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.


Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

20 jam lalu

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.


Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

1 hari lalu

Ilustrasi orang menggunakan smartphone atau handphone. Freepik
Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

2 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

3 hari lalu

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.


Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

3 hari lalu

Massa dari berbagai Kelompok Pencinta Alam melakukan aksi damai untuk memperingatai Hari Bumi, di halaman gedung KPK, Jakarta, 22 April 2015. Dengan membawa spanduk raksasa yang berisi Petisi Kelestarian Bumi Indonesia dan dibubuhi ribuan tandatangan tersebut mereka mengingatkan bahwa Merusak Alam Itu Korupsi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

4 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

4 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita