TEMPO.CO, Jakarta - Membangun sebuah perusahaan baru bukanlah hal yang mudah. Khususnya jika produk yang dijualkan merupakan produk pasaran. Sebuah clothing line lokal, Urbain Inc, bahkan pernah mengalami kebangkrutan dua kali di tahun 2010 dan 2014 silam. "Tapi setelah berdiri satu dekade, produk kami bisa terjual hingga ke Belanda," kata pendiri Urbain Inc, Rico Lubis dan Febian Sumaputra di Jakarta Sneaker Day yang berlangsung di Senayan City, Jumat, 8 Februari 2019.
Baca: Jakarta Sneaker Day, Sepatu Compass @bryantbrian Paling Diminati
Tak ingin kesalahan yang sama dilakukan para pemula dalam bisnis berdagang baju, mereka pun berbagi tips dan masukannya.
1. Harus mengenal dengan baik baju yang akan dijual
Dalam hal ini, mereka menyebut bahwa banyak penjual baju yang hanya sekedar menjual tanpa mengerti baju yang dipasarkan. Sebagai seorang pemula dalam bisnis berjualan baju, mereka menyarankan untuk mengetahui tentang baju itu sendiri. Ini melingkupi jenis bahan dari baju, material baju dan menemukan pengrajin yang tepat dalam memproduksi baju.
2. Harus konsisten
Dengan pengalaman mereka yang telah dua kali bangkrut, mereka menyarankan agar para pembisnis pemula tidak cepat menyerah dan tetap konsisten. Khususnya karena masih banyak hal yang dapat dicoba dan diterapkan dalam perusahaan tersebut. Karena mereka percaya bahwa kegagalan justru akan membawa pada keberhasilan.
3. Harus memiliki passion
Dari sekian banyak kaos yang dijual, mereka hanya berfokus pada perkembangan pop culture yang meliputi dunia street ball dan hip hop. Ini merupakan passion mereka yang telah memulai hal tersebut dari sebuah majalah hingga akhirnya diwujudkan pada kaos. Menurut mereka, ketika seseorang memiliki passion dalam barang yang mereka pasarkan, mereka akan menomor duakan keuntungan serta menikmati setiap perjuangan yang harus dilewati.
4. Harus belajar manajemen bisnis
Dalam hal ini, Anda tidak dituntut untuk menempuh pendidikan tinggi sebelum membuka suatu perusahaan. Namun setidaknya, Anda mengerti tentang business management melalui diskusi dengan orang-orang yang tengah menjalankan bisnis. Contohnya, uang keuntungan tidak boleh digunakan dan harus disimpan sebagai uang cadangan.