TEMPO.CO, Jakarta - Kasus perundungan masih terus terjadi, salah satu yang terbaru adalah di Binus School Jakarta Selatan. Dalam kasus ini, dikabarkan ada kekerasan fisik dan pelecehan seksual terhadap korban.
Pihak sekolah mengaku bahwa kejadian ini hanya perselisihan di antara siswa dan tidak ada indikasi perundungan.
Sebenarnya bagaimana cara mengatasi kasus perundungan? Perundungan, baik secara fisik, verbal, maupun melalui media daring (cyberbullying), dapat memberikan dampak buruk jangka panjang bagi korban.
Penting bagi siapa pun, baik anak-anak maupun orang dewasa, untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi situasi ini dan melindungi diri. Berdasarkan berbagai panduan praktis, berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghadapi perundungan.
- Tanggapi dengan Serius dan Beri Dukungan
Saat seorang anak atau remaja melaporkan bahwa mereka menjadi korban perundungan, tanggapi laporan ini dengan serius. Hargai mereka karena berani berbicara dan yakinkan bahwa perundungan tersebut bukan kesalahan mereka.
Tunjukkan empati, dengarkan dengan penuh perhatian, dan buat mereka merasa didukung. Tindakan ini dapat membantu meringankan beban emosional yang dialami korban, serta mendorong mereka untuk terbuka lebih lanjut mengenai masalah yang mereka hadapi.
- Bicarakan Kasus dengan Semua Pihak yang Terlibat
Setelah menerima laporan tentang perundungan, penting untuk berbicara dengan semua pihak yang terlibat, termasuk pelaku, korban, dan saksi, secara terpisah. Hindari menuding atau meneriaki mereka, terutama di depan orang lain.
Sebaliknya, dorong nilai-nilai kejujuran, dan pastikan anak-anak yang terlibat memahami dampak dari perbuatan mereka. Ini juga merupakan kesempatan untuk mendidik pelaku mengenai perilaku yang tidak dapat diterima dan mengajak mereka untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
- Ajarkan Anak untuk Membela Diri
Dikutip dari APA.org, membantu korban perundungan agar dapat membela diri mereka sendiri adalah langkah penting. Dorong anak untuk dengan tegas mengatakan bahwa mereka tidak suka jika diperlakukan dengan buruk.
Ajari anak-anak keterampilan sosial yang diperlukan untuk menghadapi situasi sulit, termasuk bagaimana merespons perundungan dengan cara yang sehat dan tidak merugikan diri sendiri. Dengan dukungan ini, korban dapat merasa lebih percaya diri dalam menghadapi pelaku perundungan.
- Libatkan Kelompok Sebaya
Perundungan sering kali melibatkan lebih dari satu anak, dengan kelompok teman sebaya mendukung atau bahkan memfasilitasi perilaku pelaku. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan pengaruh kelompok dalam setiap insiden perundungan.
Semua anak yang terlibat harus memahami dampak dari tindakan mereka, dan turut bertanggung jawab atas konsekuensinya. Langkah ini bisa berupa meminta maaf kepada korban atau memperbaiki kerusakan yang mereka lakukan.
- Cari Bantuan Profesional
Dikutip dari situs Unicef, dalam beberapa kasus, perundungan dapat menyebabkan dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental korban. Jika masalahnya sudah terlalu parah atau tidak dapat ditangani sendiri, mencari bantuan profesional, seperti dari konselor sekolah, pekerja sosial, atau psikolog, adalah langkah yang tepat. Terkadang, bantuan dari pihak luar dapat memberikan perspektif baru dan solusi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Menghadapi perundungan memerlukan pendekatan yang bijaksana dan penuh empati. Dengan tanggapan yang tepat, korban perundungan bisa mendapatkan perlindungan dan pemulihan yang mereka butuhkan, sementara pelaku juga bisa mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki perilaku mereka.
Pilihan editor: 6 Cara Mengajarkan Anak Agar Tidak Jadi Pelaku Perundungan