TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pangesti Wiedarti menyarankan agar TVRI bisa membantu meningkatkan gerakan literasi untuk masyarakat Indonesia melalui tayangannya. Menurutnya, walaupun Gerakan Literasi Sekolah sudah 4 tahun dijalankan, Pangesti mengaku gebyar dan gema gerakan literasi belum banyak bergaung. Alasannya karena kesadaran masyarakat terbatas. "Diperlukan media sosialisasi yang dapat menjangkau seantero masyarakat nusantara, terutama pelosok yang belum mempunyai akses internet. Media itu, siaran publik, TVRI," katanya kepada Tempo pada 9 Juni 2019 dalam keterangan tertulis.
Baca: OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Indonesia Rendah
Pangesti menilai program televisi pendidikan sekaligus hiburan kini semakin jarang. Ia berharap ada program televisi berkualitas yang bisa memotivasi siswa dalam kegiatan literasi. "Topiknya dapat berkisar enam literasi dasar: baca-tulis, enumerasi, sains, finansial, digital, budaya dan kewargaan," katanya.
Walau saat ini sudah banyak telepon genggam berbasis Android yang sudah dinikmati masyarakat, TVRI tetap bisa menggaet penonton, khususnya anak muda. Pangesti menyarankan TVRI bisa menggaet kepala pemerintah daerah dan kepala dinas pendidikan daerah serta kepala sekolah, guru, siswa bahkan orang tua dengan melakukan nonton bareng. "Tayangan dapat diminta ditayangkan pada hari sekolah, hari kridha Jumat. Bisa juga mengundang Kepala Pemda daerah lain dan warganya untuk ikut nonton bareng," kata Pangesti.
Agar terjadi interaksi, siswa juga bisa diminta untuk menulis komentar atau bahkan mendiskusikan tayangan itu. Pangesti mengatakan bentuk siaran dalam gerakan literasi yang ditayangkan bisa berupa segmen bertajuk spesifik dan dinamis. "Seperti kegiatan literasi sekolah, praktik baik literasi di sekolah. Bisa juga memanfaatkan tayangan yang sudah ada, seperti Kuis Siapa Berani dengan peserta siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas," katanya.
Baca: Lima Cara Efektif Agar Anak Doyan Membaca Buku
Menurut Pangesti, dalam membuat tayangannya, bisa saja TVRI bekerja sama dengan pemerintah kabupaten atau kota yang sudah mempunyai program literasi. Sudah ada 19 daerah yang memenangkan penghargaan Literasi Prioritas hingga bekerja sama dengan Gerakan Literasi Sekolah. "Tawaran (membuat program literasi itu) bisa disampaikan ke setiap pemerintah daerah atau kepala dinas pendidikan daerah," kata Pangesti yang berharap tayangan edukasi itu nantinya bisa diunggah di Youtube agar dapat ditonton ulang oleh masyarakat.