Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kanker Mata Melanoma Susah Dideteksi, Ini 7 Faktor Pendukungnya

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com
Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker mata melanoma atau melanoma okular merupakan kanker yang bermula pada sel melanin, yaitu pigmen pemberi warna pada kulit, rambut dan mata. Kanker ini dapat menyerang mata, karena mata juga memiliki sel yang menghasilkan melanin. Kanker melanoma pada mata biasanya dimulai pada lapisan tengah mata yaitu uvea. Namun kanker ini dapat pula timbul pada konjungtiva mata walaupun jarang.

Sebagian besar dari melanoma mata terkadang sulit untuk dideteksi, karena melanoma yang terbentuk tidak dapat dilihat melalui cermin dan pada tahap awal, melanoma mata belum menimbulkan tanda maupun gejala.

Kanker ini merupakan kanker pada mata yang paling umum terjadi pada orang dewasa. Meski demikian, kanker pada mata sebenarnya merupakan kanker yang jarang terjadi. Pengobatan tersedia untuk melanoma mata. Pengobatan untuk melanoma mata yang kecil mungkin tidak mengganggu penglihatan. Namun pengobatan untuk melanoma mata yang besar, biasanya dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan.

Penyebab terjadinya melanoma pada mata tidaklah diketahui dengan jelas. Namun orang-orang dengan warna mata yang terang atau terdapat pertumbuhan tertentu di dalam atau pada mata, mempunyai risiko lebih tinggi untuk terserang kanker mata melanoma.

Kanker mata melanoma timbul ketika terjadinya mutasi DNA di sel yang memproduksi pigmen pada mata. Sehingga sel-sel tersebut berubah sifatnya dan bertumbuh secara cepat lalu menumpuk menjadi tumor.

Faktor-faktor berikut ini meningkatkan risiko terhadap kanker mata melanoma seperti dilansir Sehatq.com.

1. Warna mata
Orang dengan warna mata biru, abu-abu, atau hijau memiliki peluang lebih tinggi untuk mengidap penyakit kanker mata melanoma, dibandingkan dengan orang bermata cokelat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Warna kulit
Orang dengan warna kulit putih dan pucat (ras kaukasia), berisiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit kanker mata melanoma

3. Genetik
Kondisi tertentu yang diwariskan seperti tahi lalat (nevus) dengan bentuk tidak teratur dan mempunyai warna unik (dysplastic nevus syndrome), akan meningkatkan risiko terkena kanker mata melanoma dan kanker kulit. Selain itu, terdapatnya nevus pada mata atau pada permukaan mata juga akan meningkatkan risiko terkena kanker mata melanoma.

4. Sinar matahari
Banyak yang membuktikan bahwa berjemur di bawah matahari dapat meningkatkan risiko terkena melanoma mata dan kanker kulit, akibat radiasi ultraviolet dari sinar matahari.

5. Usia
Seiring bertambahnya usia, semakin tinggi pula risiko terhadap kanker mata melanoma. Terutama pada orang berusia di atas 50 tahun.

6. Jenis kelamin
Kanker mata melanoma sedikit lebih sering menyerang laki-laki dibandingkan dengan wanita.

7. Pigmentasi abnormal
Terdapat pigmentasi abnormal pada kulit, termasuk kelopak mata, dan peningkatan pigmentasi pada uvea

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

15 jam lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

17 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

1 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

5 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

6 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.