TEMPO.CO, Jakarta - Hari Hepatitis Dunia diperingati setiap 28 Juli. Di antara semua jenis hepatitis, menurut Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Irsan Hasan, hepatitis B paling banyak menginfeksi penduduk Indonesia. “Hepatitis merupakan salah satu penyakit menular yang harus mendapat perhatian dari kita semua, di Indonesia jenis hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk kita adalah hepatitis B," kata dia dalam acara "Edukasi Kesehatan Hari Hhepatitis Sedunia" di Jakarta, seperti dikutip dalam siaran pers, Minggu 28 Juli 2019.
Penyakit yang disebabkan virus hepatitis B (HBV) itu ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh pengidap hepatitis B.
Gejala dan tanda hepatitis B tidak spesifik dan sebagian besar penderita tidak mengalami gejala saat awal infeksi. Biasanya penderita merasa demam ringan, lesu, nafsu makan berkurang, mual, muntah.
Selain itu, gejala lainnya seperti nyeri perut sebelah kanan, pembesaran hati ringan, bisa disertai ikterus dan air kencing berwarna gelap seperti air teh. Ikterus adalah kuning pada kulit dan sklera mata. Pada tahap yang serius, hepatitis B kronik bisa berkembang menjadi sirosis yaitu terbentuknya jaringan parut di hati, dan kanker hati.
Demi mencegah terkena penyakit ini, imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali, pada bulan ke-0, 1, dan 6 menjadi penting. Bayi perlu sesegera mungkin mendapatkan vaksin setelah lahir, bulan ke-2, 4, dan 6. "Diharapkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis. Namun jika terinfeksi, maka bisa menjalani pengobatan," kata Irsan.
Hal lain yang juga penting, berperilaku hidup sehat serta menghindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh pengidap hepatitis B, seperti tidak bertukar sikat gigi, pisau cukur, atau alat pemotong kuku. Kemudian, tidak menggunakan jarum suntik yang kemungkinan tercemar virus hepatitis B dan tidak berhubungan seksual dengan pengidap hepatitis B tanpa pelindung (kondom).