TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa bangsa Indonesia memerlukan SDM unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila. Ia mengatakan hal tersebut dalam pidato kenegaraan yang disampaikan dalam rangka HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Tyas Retno Wulan, mengatakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul bukan hanya cerdas secara akademik namun juga harus memiliki empati.
"Pemerintah harus memberikan ruang untuk peningkatan kapasitas SDM unggul melalui ruang-ruang publik yang memungkinkan generasi muda memiliki empati," katanya.
Dia juga mengatakan SDM unggul harus memiliki kemandirian berpikir. "SDM unggul menurut saya harus punya kemandirian berpikir, tidak sekedar menjadi pengikut tapi dapat berpikir inovatif dan out of the box, punya inisiatif, responsive, dan peka pada lingkungan sekitar," katanya.
Selain itu, SDM yang unggul tidak hanya perlu memiliki jiwa sosial tinggi namun juga jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan. "Yang terpenting adalah bagaimana upaya untuk menumbuhkan jiwa sosial dan kewirausahaan di diri generasi muda kita," katanya.
Sementara itu, dosen komunikasi keluarga FISIP Universitas Jenderal Soedirman Wisnu Widjanarko menambahkan SDM unggul adalah yang menguasai ilmu pengetahuan dan mampu menerapkannya dengan kebutuhan di mana dia berada.
"Dalam pemahaman saya, unggul itu yang menguasai ilmu pengetahuan, mampu menerapkannya sesuai dengan kebutuhan di mana dia berada, serta dapat memberi nilai tambah kualitas kehidupan," katanya.
Dia mengatakan untuk mewujudkan SDM unggul pemerintah perlu memfasilitasi terwujudnya pendidikan yang berkualitas.
"Wujudkan pendidikan yang memampukan masyarakat sebagai insan cerdas yang dapat diandalkan, melalui dukungan penyiapan sumber daya, kelembagaan, substansi pendidikan, termasuk mengembangkan iklim riset, pengembangan serta inovasi," katanya.