TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak orang yang ingin mencoba pengalaman berjalan di beberapa pedestrian Jakarta. Terowongan akses Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Istora Mandiri, Senayan, Jakarta Pusat, seolah-olah bersalin rupa menjadi bangunan dari abad pertengahan yang jendelanya dipasangi ornamen kaca patri. Kaca terowongan, yang biasanya bening, dingin, dan membosankan, kini terlihat lebih semarak berkat adanya mosaik panel berwarna-warni yang membentuk sejumlah wajah sosok perempuan. Meski bukan kaca patri betulan, kehadiran lapisan tembus pandang yang didominasi warna biru-kuning-jingga ini membuat suasana menjadi lebih hangat.
Mosaik itu adalah karya seniman kaca patri asal Bandung, Patricia Untario, yang memang sengaja dipasang di pintu masuk dan keluar terowongan bawah tanah MRT. Patricia merupakan satu dari sepuluh seniman perempuan yang berpartisipasi dalam pameran seni "Rambut Aku Kata Aku", yang merupakan bagian dari perhelatan Jakarta Art Week 2019.
Lewat karyanya, Patricia menampilkan sosok wajah perempuan dengan model rambut beragam: ada yang lurus panjang, model bondol, bergelombang, hingga berjilbab. Dalam pengantar karyanya, Patricia menulis, karya ini menunjukkan bahwa cara setiap individu mengekspresikan diri tidak bisa menjadi penentu atau halangan dalam mencapai prestasi dan tujuan hidup setinggi-tingginya.
Kehadiran karya Patricia ini lantas menjadi obyek swafoto bagi warga yang melintas di kawasan Pintu 5 Gelora Bung Karno dan kawasan SCBD. "Sebelum ada gambar ini saja sudah bagus dan rapi, sekarang jadi semakin keren, enak dilihat," ujar Karina, 28 tahun, karyawan yang berkantor di kawasan Sudirman, ketika Tempo mengunjungi lokasi itu, Rabu lalu. Bergantian, Karina dan tiga temannya berfoto di depan kaca warna-warni tersebut.
Selain karya Patricia di stasiun MRT, sembilan seniman perempuan lain menampilkan karya grafisnya yang dipajang di panel-panel halte bus dan halte Transjakarta dari kawasan Bundaran Senayan hingga Bendungan Hilir. Dengan gaya masing-masing, mereka menginterpretasikan tema "Rambut Aku Kata Aku" tersebut. Karya mereka dipajang sejak Senin, 26 Agustus 2019, hingga 15 September 2019 mendatang.
Saat meresmikan pameran ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan perhelatan karya seni di ruang publik semacam ini akan memberikan pengalaman baru bagi warga Ibu Kota. Menurut Anies, setiap orang mempunyai tiga ruang. Ruang pertama adalah rumah tinggal, kedua adalah tempat kerja, dan ketiga ruang di antara keduanya. Ruang ketiga tersebut bisa berbentuk ruang publik yang harus bisa memberikan pengalaman bagi warga. "Jangan sampai warga Ibu Kota berangkat dan pulang sekadar menghabiskan waktu di jalan."
Anies mengapresiasi pameran seni yang berlokasi di fasilitas umum semacam ini. "Di Jakarta, kami menginginkan agar lebih banyak lagi ruang untuk ekspresi seni dan budaya," ujarnya. Selain itu, acara semacam ini dipandang bisa menjadikan Jakarta sebagai kota yang bersahabat, berseni, dan indah. "Pameran ini akan semakin mendekatkan seni rupa ke publik dan dapat dinikmati secara luas oleh semua pihak."
KORAN TEMPO