TEMPO.CO, Jakarta - Waspadalah, musim akan berganti dari kemarau ke musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga untuk mewaspadai cuaca ekstrem dan dampak gangguan kesehatan yang kemungkinan terjadi seiring datangnya musim pancaroba.
"Kami mengimbau untuk mewaspadai terkait potensi ekstrem," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin.
Saat pancaroba, cuaca ekstrem yang mungkin terjadi, di antaranya banjir bandang, hujan es, dan puting beliung. Untuk menghindari kemungkinan munculnya korban akibat bencana yang disebabkan cuaca ekstrem, BMKG meminta warga mulai waspada dengan memotong dahan dan ranting pohon yang lebat guna menghindari kemungkinan roboh dan menimpa warga.
Warga juga diimbau untuk mulai memperbaiki kondisi atap rumah yang permanen dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem tersebut. Selain mengimbau kesiapan lingkungan, BMKG juga meminta warga untuk mewaspadai kemungkinan dampak musim pancaroba terhadap gangguan kesehatan.
"Karakteristik perubahan panas ke dingin ini sangat signifikan saat pancaroba," katanya.
Ilustrasi anak sakit flu/pilek. Shutterstock.com
Penyakit yang muncul selama musim pancaroba di antaranya malaria, seiring banyaknya nyamuk yang berkembang biak pada masa tersebut. Selain itu, flu juga paling sering terjadi pada musim pancaroba karena respons tubuh terhadap perbedaan suhu panas dan dingin yang signifikan. Oleh karena itu, BMKG mengimbau warga menjaga ketahanan tubuh dengan meminum vitamin agar stamina tetap prima.
"Karena memang respons tubuh terhadap perubahan yang mencolok bisa menimbulkan sakit. Jaga kesehatan karena perubahan cuaca akan cukup signifikan selama pancaroba ini," ujarnya.
Terkait awal musim hujan yang kemungkinan menimbulkan banyak curah hujan, warga juga diimbau menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk tidak banyak berkembang.
"Dari sisi kebersihan lingkungan juga agar tidak menimbulkan banjir," katanya.