TEMPO.CO, Jakarta - Nyeri lambung mungkin pernah dialami oleh Anda. Beberapa hal yang mengakibatkan nyeri lambung adalah pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Namun jika nyeri lambung dirasakan secara berulang, ada kemungkinan Anda terkena infeksi helicobacter pylori.
“Kalau tidak diobati, nyeri lambung karena infeksi h. pylori ini bisa berpotensi meningkatkan risiko terjadinya tukak usus, tukak lambung, limfoma malt, bahkan kanker lambung,” kata dokter spesialis gastronomi Hasan Maulahela dalam talkshow di acara HUT RSCM di Jakarta pada Sabtu, 21 Desember 2019.
Tentu Anda tidak ingin mengalami masalah kesehatan lanjutan itu, bukan? Untuk itu, Hasan pun mengingatkan pentingnya melakukan pengecekan saat mengalami nyeri lambung berulang. Salah satu ragam pemeriksaan bersifat non invasif yang bisa dilakukan termasuk urea breath test (UBT).
Saat melakukan UBT, Hasan mengatakan bahwa sampel yang akan diperiksa adalah sampel nafas hasil tiupan yang ditampung dalam suatu wadah khusus. “Jadi nanti pasien diminta menelan pil urea dan disuruh bernafas. Kalau ada zat karbon, berarti positif asam lambung karena h. pylori,” ungkapnya.
Pengecekan lainnya adalah anti-H. pylori IgG. Menurut Hasan, sampel yang diperiksa adalah darah untuk dilihat apakah ada atau tidak antibodi terhadap h. pylori. “Kalau hasilnya positif, ini bisa menunjukan Anda sedang atau pernah terinfeksi bakteri ini,” jelasnya.
Terakhir, pemeriksaan h. pylori stool antigen (HpSA) juga bisa dilakukan. Hasan menjelaskan bahwa ini dikerjakan dengan cara mengambil sampel feses untuk mengetahui adanya infeksi bakteri atau tidak. “Ini juga digunakan sebagai bentuk pemantauan apakah bakteri sudah hilang dari dalam tubuh terutama pada anak-anak,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA