TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki pekan ke-4 pelaksanaan belajar di rumah (Home Learning), banyak sekolah di Jakarta berusaha untuk tetap membuat konten belajar yang inovatif, atau meminta murid mengikuti aplikasi belajar online, demi menjaga semangat dan produktivitas belajar murid-murid. Sebagai salah satu Sekolah di Jakarta, Sekolah Cikal juga terus menggalakkan program belajar daring yang menyenangkan, dan bermanfaat bagi murid selama di rumah melalui sekolah.mu atau konferensi virtual dengan zoom atau google hangout.
Salah satu program yang dilakukan oleh Sekolah Cikal adalah kolaborasi global, dimana Sekolah Cikal mengundang pengajar tamu asing dari 3 negara yakni India, Pakistan dan Kuwait, untuk mengajarkan pelajaran matematika secara daring bagi kelas 6 International Baccalaureate Program (IB Program) Sekolah Cikal Setu pada 9 April 2020.
Guru matematika kelas 6 Sekolah Cikal Setu, Ahmad Apriyanto, menjelaskan bahwa terdapat tiga guru dari tiga negara yang diundang oleh Sekolah Cikal, antara lain Joya Lal (India), LaShari Wright (Kuwait), dan Muhammad Asad Ali (Pakistan). Tema belajar koleborasi global ini adalah penyederhanaan aljabar. “Kami ingin mengenalkan anak-anak tentang aljabar. Mengingat kami adalah Sekolah berbasis IB, alangkah baiknya kita perkenalkan sejak kelas 6. Kami mengundang guru-guru asing ini untuk berbagi pengetahuan mengenai proses penyederhanaan aljabar,” kata Apriyanto.
Murid-murid kelas 6 Sekolah Cikal Setu terlihat sangat antusias dan aktif bertanya dalam proses belajar yang terjadi. “Karena pembawaan dari guru asing ini sangat interaktif,” kata Ahmad.
Salah satu guru di sekolah Cikal yakni Siti Fatimah alias Miss Sifa juga menceritakan bahwa salah satu guru asing menyatakan sangat senang menjalin kolaborasi dengan Cikal, karena antusiasme murid-murid Cikal sangat tinggi. “Saya sangat kagum dengan murid-murid Cikal, proses belajar ini terasa sangat menyenangkan,” kata LaShari Wright asal Kuwait berdasarkan pesan tertulis yang disampaikan oleh Miss Sifa.
Ide kolaborasi global ini tercetus dari Miss Sifa, yang telah tergabung di komunitas pengajar Matematika Middle Year Program (MYP) dan International Baccalaureate Program (IB) yang program tergabung dari berbagai negara.
Miss Sifa pun turut menerangkan bahwa komunitas guru MYP dan IB Program yang dikenal dengan Global Collaborative Community memiliki visi yang sama dengan Cikal. Miss Sifa menamakannya kolaborasi global. "Di dalam IB Program, peran kita sebagai guru adalah Risk Takers dan Caring. Jadi, tidak hanya sebatas di kelas masing-masing saja. Visi dari komunitas Kolaborasi Global ini pun sama halnya dengan yang Cikal percaya yakni memberikan kontribusi,” kata Sifa.
Bagi Ahmad Apriyanto, proses belajar daring dengan mengundang pengajar asing ini dilatarbelakangi oleh keberadaan online learning sebagai media belajar tanpa batas. Menurutnya, dalam online learning, Anda bisa menjangkau siapa pun. Artinya, berbagai kesempatan bisa terbuka luas. "Belajar itu kan memang tidak hanya dari buku, atau dari guru yang ada di sekolah saja. Jadi, jika bicara tentang tujuannya, kami ingin murid dapat pengalaman baru, dan pengetahuan baru” ujar Apriyanto.