TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama beberapa bulan telah membuat pemerintah Indonesia menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah. Dampaknya, ruang gerak masyarakat pun menjadi terbatas.
Sebagian kantor dan sekolah harus ditutup. Bahkan tempat peribadatan juga mendapat perlakuan serupa. Selain itu, pergerakan transportasi umum dibatasi, sampai adanya pelarangan mudik selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di Rumah Sakit Pondok Indah, Leonardi Goenawan mengatakan bahwa kebijakan PSBB akhirnya harus mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat. Tentunya, ini bukan suatu hal yang mudah.
Ada beberapa tahap yang akan dilewati masyarakat. Ini termasuk tahap disrupsi seperti rasa cemas dan stres akibat perubahan. Kemudian masyarakat mengalami tahap kebingungan dan ketidakpastian karena lelah secara mental akibat tak ada kepastian serta pun sumber penghasilan jadi terhambat. Terakhir, masyarakat akan alami tahap menerima, yaitu terbiasa dengan perubahan kebiasaan dan pola hidup.
“Setelah Anda melewati tahap penerimaan dalam menghadapi pandemi, maka Anda mulai terbiasa dengan kondisi the new normal,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada 13 Mei 2020.
Terdapat pula beberapa tanda utama jika seseorang telah berhasil menerima keadaan sebagai the new normal. Ini meliputi:
1. Dapat menjaga kesehatan fisik dan mental seoptimal mungkin
2. Sikap menerima tanpa syarat dan realistis
3. Memelihara optimisme dan menyadari sepenuhnya bahwa hidup itu dinamis
4. Tidak pernah berhenti untuk belajar sesuatu yang baru
5. Melihat ke belakang hanya sebagai referensi dan belajar dari kesalahan di masa lalu
6. Fokus pada progres, bukan pada kesempurnaan
7. Langkah kecil selalu lebih baik dari tidak melangkah
“Pada tahap ini, diharapkan Anda sepenuhnya tidak lagi merasa terganggu, bahkan sudah mulai nyaman dengan semua perubahan yang berhubungan dengan adanya pandemi. Kehidupan Anda sudah mulai kembali produktif dan menyenangkan untuk dijalani,” katanya.
Nah, sudahkah Anda masuk lulus di tahapan the new normal seiring dengan pandemi Covid-19?