TEMPO.CO, Jakarta -Baru-baru ini, beredar kabar yang menyatakan virus corona semakin melemah dibandingkan awal kemunculannya. Hal tersebut salah satunya diungkapkan oleh beberapa ahli di Italia.
Melansir dari situs Reuters, kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan di wilayah utara Lombardy, Alberto Zangrillo, misalnya mengatakan virus corona melemah ditandai dengan jumlah pasien yang menurun drastis di Italia.
“Swab yang dilakukan selama 10 hari terakhir menunjukkan viral load secara kuantitatif yang benar-benar sangat kecil dibandingkan dengan yang dilakukan sebulan atau dua bulan lalu,” katanya pada 31 Mei 2020.
Hal tersebut juga disetujui oleh kepala klinik penyakit menular di rumah sakit San Martino di kota Genoa, Matteo Bassetti. Ia menjelaskan kepada kantor berita nasional ANSA bahwa ia juga melihat virus corona melemah.
"Kekuatan yang dimiliki virus dua bulan lalu bukanlah kekuatan yang sama dengan yang dimilikinya saat ini," katanya.
Namun benarkah virus corona melemah? Menjawab keresahan masyarakat akan sejumlah penelitian, dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan sekaligus tim ahli RS Rujukan Covid-19, Erlina Burhan, pun angkat bicara.
Ia menjelaskan bahwa virulensi virus corona tidak jauh berbeda dari satu negara ke negara lain, kecuali jelas jika ada strain yang berbeda. Mungkin, penurunan jumlah pasien bukan disebabkan oleh virus yang melemah melainkan karena terdapat perbedaan kesiapan negara untuk menanganinya.
“Bila dulu di awal-awal kasusnya banyak dan saat ini sudan menurun, itu lebih karena dulu banyak negara-negara yang tidak siap menghadapi wabah ini. Namun, berjalannya waktu, negara-negara dapat melakukan berbagai antisipasi dan aktivitas pencegahan sehingga rantai penularan bisa diturunkan di beberapa negara,” katanya dalam webinar bersama Soho pada 3 Juni 2020.
Untuk alasan tersebut, Erlina mengimbau agar masyarakat tidak meremehkan virus corona. “Covid-19 tidak dapat dianggap remeh karena gejala klinisnya bervariasi dari ringan sampai berat,” jelasnya