TEMPO.CO, Jakarta - Sudah berapa kali berpindah dan berganti pekerjaan dan apa alasannya? Ada banyak hal yang bisa dijadikan alasan untuk keluar dari pekerjaan. Namun, tidak semua etis dan layak digunakan meskipun memang itulah alasan sebenarnya Anda memutuskan hengkang.
Tetap bersikap profesional, menghormati atasan dan rekan kerja, dan jaga nama baik tempat kerja terdahulu. Walaupun terdengar klise, setidaknya alasan itu pantas untuk digunakan. Dilansir dari Cheatsheet, berikut empat alasan terburuk untuk meninggalkan pekerjaan.
Teman berhenti dari pekerjaan
Hanya karena teman kerja meninggalkan perusahaan bukan berarti Anda juga harus mengikutinya. Anda bisa memanfaatkan situasi ini untuk berteman dengan rekan kerja yang lain di tempat kerja. Jaringan akan lebih besar dan luas. Berpindah kerja hanya karena ikut-ikutan teman sangat besar risikonya. Terlebih di tengah kondisi serba susah seperti sekarang.
Jika memang tertarik untuk ganti pekerjaan, lebih baik tunggu beberapa waktu untuk melihat bagaimana keadaan teman di tempat kerja yang baru. Perlu diingat juga apa yang baik untuk teman belum tentu baik untuk Anda. Ada kemungkinan Anda justru malah akan sengsara di pekerjaan baru. Pikirkan keputusan ini dengan sangat hati-hati jika Anda senang dengan pekerjaan saat ini. Hidup adalah tentang mengambil risiko, tapi jangan lupa untuk membuat keputusan cerdas.
Merasa bosan
Jika segalanya berjalan dengan baik di tempat kerja, mengundurkan diri hanya karena merasa bosan sungguh tidak masuk akal. Sangat sulit untuk mencari pekerjaan yang menyenangkan dan bisa membayar gaji yang layak. Jadi, biasakan diri untuk selalu bersyukur dengan apa yang Anda miliki dan dapatkan.
Jika tidak antusias dengan pekerjaan, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuat pekerjaan lebih menarik. Salah satunya dengan mengembangkan keterampilan. Misalnya, mengikuti kelas saat jam istirahat atau setelah bekerja. Anda juga dapat mengajukan diri untuk membantu mengerjakan proyek tambahan. Siapa tahu, keterampilan baru dan kesediaan diri untuk membantu bisa berbuah promosi.
Kesal pada atasan
Kesal atau marah pada atasan, terutama jika itu masalah yang dapat dengan mudah diselesaikan, tidak harus menyebabkan panik, langsung mengundurkan diri dari pekerjaan dan mencari pekerjaan baru. Ketidaksepakatan adalah hal wajar terjadi dan itu penting untuk mengasah kemampuan dalam menghadapi konflik di tempat kerja. Jika kesal pada atasan, lakukan upaya untuk menyelesaikan perselisihan. Hati-hati saat akan mengatasi masalah itu. Selalu perlakukan atasan dengan hormat dan apa pun yang Anda lakukan, jangan berteriak atau melemparkan barang karena emosi.
Sulit bangun pagi
Jika memutuskan berhenti dari pekerjaan hanya karena tidak bisa bangun pagi tepat waktu, maka Anda perlu latihan mengelola waktu dengan lebih baik. Atau, coba konsultasi dengan atasan, barangkali dapat mengubah jam kerja. Jika itu tidak berhasil, atur jam alarm setidaknya 20-30 menit sebelum waktu yang dibutuhkan untuk bangun. Usahakan tidak pulang larut malam dan hindari begadang.