Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hadapi Pandemi Covid-19, Negara Tangguh atau Rapuh?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Pakar Kesehatan Prof. Dr.dr. Nila Djuwita F Moeloek usai ditemui dalam acara peluncuran layanan homecare LoveCare di Jakarta, Kamis 30 Januari 2020. TEMPO/ Eka Wahyu Pramita
Pakar Kesehatan Prof. Dr.dr. Nila Djuwita F Moeloek usai ditemui dalam acara peluncuran layanan homecare LoveCare di Jakarta, Kamis 30 Januari 2020. TEMPO/ Eka Wahyu Pramita
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan pandemi COVID-19 menguji berbagai negara. Wabah ini menguji apakah negara tangguh atau rapuh menghadapi masalah kesehatan ini. "Jadi terus terang saya mengatakan pandemi ini menguji tangguhnya atau rapuhnya suatu negara," katanya dalam diskusi virtual digelar Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) bertema "Cerita Perjuangan Nakes" di Jakarta, Rabu 19 Agustus 2020.

Ia mengatakan ketangguhan atau kerapuhan suatu negara dalam mengatasi pandemi COVID-19 dapat dilihat dari kebijakan yang dibuat pemimpin negeri itu, serta dampaknya bagi masyarakat. Dalam menangani masalah ini, Nila mengatakan seharusnya tidak hanya dilakukan tenaga medis sebagai ujung tombak, tetapi juga membutuhkan kolaborasi dengan semua pihak. "Tidak mungkin persoalan ini diselesaikan oleh tenaga kesehatan saja. Tidak mungkin sama sekali. Tenaga kesehatan harusnya 'dieman-eman' (dilindungi), yaitu dengan ditempatkan di garda terbelakang," katanya.

Namun, ia menilai, tenaga medis malah seakan-akan menjadi tameng dalam perang melawan COVID-19 sehingga banyak di antara mereka harus gugur dalam peperangan tersebut. Untuk itu, ia mendorong terwujudnya kolaborasi lebih besar oleh berbagai lapisan masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19. "Jadi mungkin ini kerjaan semua pihak sebetulnya. Komunikasinya harus diperbaiki. Komunikasi dengan memberikan informasi yang baik kepada masyarakat. Jadi pimpinannya pada waktu berkomunikasi perlu mengatakan bahwa ini serius. Sejak awal," katanya.

Ia menjelaskan tentang penanganan secara serius atas pandemi tersebut. Menurutnya, seharusnya para pemimpin mengatakan sejak awal masalah wabah Covid-19 ini adalah hal yang serius. "Pandemi ini menurut dugaan akan menjadi kejadian luar biasa secara global," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan memberikan informasi yang tepat, menurut dia, para tenaga medis dan masyarakat setidaknya bisa lebih menyiapkan diri menghadapi pandemi tersebut secara bersama-sama. "Jadi masyarakat diberikan informasi, komunikasi bukan oleh tenaga medis, tapi oleh pimpinannya. Mungkin bisa oleh kepala camat, yang terdekat dengan wilayahnya," ujar Nila.

Setelah ada komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat terkait kondisi yang sebenarnya, katanya, pimpinan perlu melanjutkan upaya penanganan dengan melakukan kolaborasi interdisiplin. Ia menyebut pandemi memerlukan upaya penanganan oleh semua pihak. "Coba bayangkan kalau kita bersama-sama melakukannya. Jadi kebersamaan dan kolaborasi diperlukan sekali. Jadi saya lihat bukan hanya puskesmas, tetapi juga masyarakat di bawah, puskesmas kemudian naik ke atas sampai pimpinan yang tertinggi. Kolaborasi interdisiplin sekali lagi penting," kata Nila.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah Daftar 143 Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

9 jam lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Inilah Daftar 143 Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Ada sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota PBB, termasuk Indonesia. Berikut daftarnya.


Indonesia dan Papua Nugini Sepakat Memperkuat Kerja Sama

4 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan timpalannya dari Papua Nugini Justin Tkatchenko di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada Selasa, 21 Maret 2023. Dok: Kemlu RI
Indonesia dan Papua Nugini Sepakat Memperkuat Kerja Sama

Retno marsudi mengapresiasi Papua Nugini (PNG) karena telah membangun hubungan yang kuat dengan Indonesia.


Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

4 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.


Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

4 hari lalu

Suasana penjualan sepatu Bata di Pasar Baru, Jakarta, Senin 6 April 2024. Akibat terus merugi karena permintaan yang menurun, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menghentikan operasional pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. TEMPO/Tony Hartawan
Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

Tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang usai merugi selama pandemi


Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

4 hari lalu

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat


Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

4 hari lalu

Botol berlabel
Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.


Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

5 hari lalu

Ilustrasi visa (Pixabay)
Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis


5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

7 hari lalu

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya. Foto: Canva
5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.


10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

7 hari lalu

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar. Foto: Canva
10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.


Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

8 hari lalu

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.